Benarkah Kayu Kapal Nabi Nuh AS Berasal dari Pulau Jawa?

Benarkah Kayu Kapal Nabi Nuh AS Berasal dari Pulau Jawa?

  Setiap suku bangsa di bumi ini pasti mempunyai dongeng soal banjir besar yang melanda seluruh bumi. Memusnahkan umat manusia, kecuali yang terselamatkan Tuhan atau dewa. Kisah ini bertebaran dari suku bangsa yang dikenal mempunyai peradaban maju hingga suku bangsa yang kurang mendapat tempat dalam catatan sejarah internasional.  Sebut saja mitos banjir Sumeria, Babylonia, Akkadia, Yunani. Lalu Irlandia, Jerman. Di Asia ada mitos banjir di Cina dan India. Di polinesia ada mitos Te aho arao, Ruatapu, Tawhaki dan Nuu. Indonesia sendiripunya mitos Naga Padoha di suku Batak dan Kapata Nuhu di Seram Utara.  Dari seluruh kisah banjir itu, hanya satu yang diyakini terjadi oleh masyarakat umum, yaitu kisah banjir di zaman Nabi Nuh. Tentu dengan ikonnya, kapal Nabi Nuh. Kisah ini berasal dari kitab agama-agama samawi atau agama Abrahamik.  Islam menyebar kisah ini dalam beberapa surat. Kitab Kejadian di Perjanjian Lama merinci kisahnya dalam pembuatan dan bentuk kapalnya, walau terjadi beberapa kontradiktif. Perjanjian Baru mengulasnya secara sepintas (baca: Dalam Berbagai Kitab).  Kebenaran kejadian ini menjadi dorongan tersendiri bagi para ilmuwan untuk melakukan penelitian sejarah, penggalian arkeologi dan mitologi. Penelitian difokuskan pada luas banjir. Alhasil ada 2  teori utama.  Pertama, yang menyakini banjir melanda seluruh bumi. Teori ini didasarkan hipotesa spekulatif tentang naiknya permukaan laut secara drastis yang mengakhiri zaman es. Versi lainnya yang kontroversial, Banjir disebabkan asteroid atau meteor besar menabrak bumi.Teori ini sejalan dengan kisah berikutnya, yaitu kisah menara Babel.

Setiap suku bangsa di bumi ini pasti mempunyai dongeng soal banjir besar yang melanda seluruh bumi. Memusnahkan umat manusia, kecuali yang terselamatkan Tuhan atau dewa. Kisah ini bertebaran dari suku bangsa yang dikenal mempunyai peradaban maju hingga suku bangsa yang kurang mendapat tempat dalam catatan sejarah internasional.

Sebut saja mitos banjir Sumeria, Babylonia, Akkadia, Yunani. Lalu Irlandia, Jerman. Di Asia ada mitos banjir di Cina dan India. Di polinesia ada mitos Te aho arao, Ruatapu, Tawhaki dan Nuu. Indonesia sendiripunya mitos Naga Padoha di suku Batak dan Kapata Nuhu di Seram Utara.

Dari seluruh kisah banjir itu, hanya satu yang diyakini terjadi oleh masyarakat umum, yaitu kisah banjir di zaman Nabi Nuh. Tentu dengan ikonnya, kapal Nabi Nuh. Kisah ini berasal dari kitab agama-agama samawi atau agama Abrahamik.

Islam menyebar kisah ini dalam beberapa surat. Kitab Kejadian di Perjanjian Lama merinci kisahnya dalam pembuatan dan bentuk kapalnya, walau terjadi beberapa kontradiktif. Perjanjian Baru mengulasnya secara sepintas (baca: Dalam Berbagai Kitab).

KISAH NABI IBRAHIM A.S

KISAH NABI IBRAHIM A.S

Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pd waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan."  Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak mengenal Tuhan Pencipta mrk yang telah mengurniakan mrk dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yang mrk pahat sendiri dari batu-batu atau terbuat dari lumpur dan tanah. Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dpt dilanggar atau di tawar.  Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang berlebuh-lebihanyang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung yang terbina dari batu yang tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan bagi mrk, mengapa bukan dialah yang disembah sebagai tuhan.Dia yang dpt berbicara, dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran bagi mereka dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dpt mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.


Nabi Ibrahim adalah putera Aaazar {Tarih} bin Tahur bin Saruj bin Rau' bin Falij bin Aaabir bin Syalih bin Arfakhsyad bin Saam bin Nuh A.S.Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan "Babylon" yang pd waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan."

Kerajaan Babylon pd masa itu termasuk kerajaan yang makmur rakyat hidup senang, sejahtera dalam keadaan serba cukup sandang mahupun pandangan serta saranan-saranan yang menjadi keperluan pertumbuhan jasmani mrk.Akan tetapi tingkatan hidup rohani mrk masih berada di tingkat jahiliyah. Mrk tidak mengenal Tuhan Pencipta mrk yang telah mengurniakan mrk dengan segala kenikmatan dan kebahagiaan duniawi. Persembahan mrk adalah patung-patung yang mrk pahat sendiri dari batu batu atau terbuat dari lumpur dan tanah. Raja mereka Namrud bin Kan'aan menjalankan tampuk pemerintahnya dengan tangan besi dan kekuasaan mutlak.Semua kehendaknya harus terlaksana dan segala perintahnya merupakan undang-undang yang tidak dpt dilanggar atau di tawar.

Kekuasaan yang besar yang berada di tangannya itu dan kemewahan hidup yang berlebuh lebihan yang ia nikmati lama-kelamaan menjadikan ia tidak puas dengan kedudukannya sebagai raja. Ia merasakan dirinya patut disembah oleh rakyatnya sebagai tuhan. Ia berfikir jika rakyatnya mahu dan rela menyembah patung-patung yang terbina dari batu yang tidal dpt memberi manfaat dan mendtgkan kebahagiaan bagi mrk, mengapa bukan dialah yang disembah sebagai tuhan.Dia yang dpt berbicara, dapat mendengar, dpt berfikir, dpt memimpin mrk, membawa kemakmuran bagi mereka dan melepaskan dari kesengsaraan dan kesusahan. Dia yang dpt mengubah orang miskin menjadi kaya dan orang yang hina-dina diangkatnya menjadi orang mulia. di samping itu semuanya, ia adalah raja yang berkuasa dan memiliki negara yang besar dan luas.

Di tengah-tengah masyarakat yang sedemikian buruknya lahir dan dibesarkanlah Nabi Ibrahim dari seorang ayah yang bekerja sebagai pemahat dan pedagang patung. Ia sebagai calun Rasul dan pesuruh Allah yang akan membawa pelita kebenaran kepada kaumnya,jauh-jauh telah diilhami akal sihat dan fikiran tajam serta kesedaran bahwa apa yang telah diperbuat oleh kaumnya termasuk ayahnya sendiri adalah perbuat yang sesat yang menandakan ke****an dan kecetekan fikiran dan bahwa persembahan kaumnya kepada patung-patung itu adalah perbuatan mungkar yang harus dibanteras dan diperangi agar mrk kembali kepada persembahan yang benar ialah persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan pencipta alam semesta ini.

Semasa remajanya Nabi Ibrahim sering disuruh ayahnya keliling kota menjajakan patung-patung buatannya namun karena iman dan tauhid yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepadanya ia tidak bersemangat untuk menjajakan brg-brg itu bahkan secara mengejek ia menawarkan patung-patung ayahnya kepada calun pembeli dengan kata-kata:" Siapakah yang akan membeli patung-patung yang tidak berguna ini? " Nabi Ibrahim Ingin Melihat Bagaimana Makhluk Yang Sudah Mati Dihidupkan Kembali Oleh Allah

Nabi Ibrahim yang sudah berketetapan hati hendak memerangi syirik dan persembahan berhala yang berlaku dalam masyarakat kaumnya ingin lebih dahulu mempertebalkan iman dan keyakinannya, menenteramkan hatinya serta membersihkannya dari keragu-raguan yang mungkin esekali mangganggu fikirannya dengan memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana Dia menghidupkan kembali makhluk-makhluk yang sudah mati.Berserulah ia kepada Allah: " Ya Tuhanku! Tunjukkanlah kepadaku bagaimana engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang sudah mati."Allah menjawab seruannya dengan berfirman:Tidakkah engkau beriman dan percaya kepada kekuasaan-Ku? "Nabi Ibrahim menjawab:" Betul, wahai Tuhanku, aku telah beriman dan percaya kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu, namun aku ingin sekali melihat itu dengan mata kepala ku sendiri, agar aku mendapat ketenteraman dan ketenangan dan hatiku dan agar makin menjadi tebal dan kukuh keyakinanku kepada-Mu dan kepada kekuasaan-Mu." Allah memperkenankan permohonan Nabi Ibrahim lalu diperintahkanlah ia menangkap empat ekor burung lalu setelah memperhatikan dan meneliti bahagian tubuh-tubuh burung itu, memotongnya menjadi berkeping keping mencampur-baurkan kemudian tubuh burung yang sudak hancur-luluh dan bercampur-baur itu diletakkan di atas puncak setiap bukit dari empat bukit yang letaknya berjauhan satu dari yang lain. Setelah dikerjakan apa yang telah diisyaratkan oleh Allah itu, diperintahnyalah Nabi Ibrahim memanggil burung-burung yang sudah terkoyak-koyak tubuhnya dan terpisah jauh tiap-tiap bahagian tubuh burung dari bahagian yang lain.

Dengan izin Allah dan kuasa-Nya datanglah berterbangan enpat ekor burung itu dalam keadaan utuh bernyawa seperti sedia kala begitu mendengar seruan dan panggilan Nabi Ibrahim kepadanya lalu hinggaplah empat burung yang hidup kembali itu di depannya, dilihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah YAng Maha Berkuasa dpt menghidupkan kembali makhluk-Nya yang sudah mati sebagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang tidak ada. Dan dengan demikian tercapailah apa
yang diinginkan oleh Nabi Ibrahim untuk mententeramkan hatinya dan menghilangkan
kemungkinan ada keraguan di dalam iman dan keyakinannya, bahwa kekuasaan dan

kehendak Allah tidak ada sesuatu pun di langit atau di bumi yang dpt menghalangi atau  enentangnya dan hanya kata "Kun" yang difirmankan Oleh-Nya maka terjadilah akan apa yang dikenhendaki " Fayakun". Nabi Ibrahim Berdakwah Kepada Ayah Kandungnya Aazar, ayah Nabi Ibrahim tidak terkecuali sebagaimana kaumnya yang lain, bertuhan dan menyembah berhala bah ia adalah pedagang dari patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri dan drpnya orang membeli patung patung yang dijadikan persembahan.

Nabi Ibrahim merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang lain ialah menyedarkan ayah kandungnya dulu orang yang terdekat kepadanya bahwa kepercayaan dan persembahannya kepada berhala-berhala itu adalah perbuatan yang sesat dan ****.Beliau merasakan bahawa kebaktian kepada ayahnya mewajibkannya memberi penerangan kepadanya agar melepaskan kepercayaan yang sesat itu dan mengikutinya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang tuanya dan dengan kata-kata yang halus ia dtg kepada ayahnya menyampaikan bahwa ia diutuskan oleh Allah sebagai nabi dan rasul dan bahawa ia telah diilhamkan dengan pengetahuan dan ilmu yang tidak dimiliki oleh ayahnya. Ia bertanya kepada ayahnya dengan lemah lembut gerangan apakah yang mendorongnya untuk menyembah berhala seperti lain-lain kaumnya padahal ia mengetahui bahwa
berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun tidak dpt mendtgkan keuntungan bagi penyembahnya atau mencegah kerugian atau musibah. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada berhala-berhala itu adalah semata-mata ajaran syaitan yang memang menjadi musuh kepada manusia sejak Adam diturunkan ke bumi lagi. Ia berseru kepada ayahnya agar merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakannya berpaling dari berhala-berhala dan kembali menyembah kepada Allah yang menciptakan manusia dan semua makhluk yang dihidupkan memberi mrk rezeki dan
kenikmatan hidup serta menguasakan bumi dengan segala isinya kepada manusia.

Aazar menjadi merah mukanya dan melotot matanya mendengar kata-kata seruan puteranya Nabi Ibrahim yyang ditanggapinya sebagai dosa dan hal yang kurang patut bahwa puteranya telah berani mengecam dan menghina kepercayaan ayahnya bahkan mengajakkannya untuk meninggalkan kepercayaan itu dan menganut kepercayaan dan agama yang ia bawa. Ia tidak menyembunyikan murka dan marahnya tetapi dinyatakannya dalam kata-kata yang kasar dan dalam maki hamun seakan-akan tidak ada hunbungan diantara mereka. IA berkata kepada Nabi Ibrahim dengan nada gusar: " Hai Ibrahim! Berpalingkah engkau dari kepercayaan dan persembahanku ? Dan kepercayaan apakah yang engkau berikan kepadaku yang menganjurkan agar aku mengikutinya? Janganlah engkau membangkitkan amarahku dan cuba mendurhakaiku.Jika engkau tidak menghentikan penyelewenganmu dari agama ayahmu tidak engkau hentikan usahamu mengecam dan memburuk-burukkan persembahanku, maka keluarlah engkau dari rumahku ini. Aku tidak sudi bercampur denganmu didalam suatu rumah di bawah suatu atap. Pergilah engkau dari mukaku sebelum aku menimpamu dengan batu dan mencelakakan engkau." Nabi Ibrahim menerima kemarahan ayahnya, pengusirannya dan kata-kata kasarnya dengan sikap tenang, normal selaku anak terhadap ayah seray berkaat: " Oh ayahku! Semoga engkau selamat, aku akan tetap memohonkan ampun bagimu dari Allah dan akan tinggalkan kamu dengan persembahan selain kepada Allah. Mudah-mudahan aku tidak menjadi orang yang celaka dan malang dengan doaku utkmu." Lalu keluarlah Nabi Ibrahim meninggalkan rumah ayahnya dalam keadaan sedih dan prihati karena tidak berhasil mengangkatkan ayahnya dari lembah syirik dan kufur. Nabi Ibrahim Menghancurkan Berhala-berhala

Kegagalan Nabi Ibrahim dalam usahanya menyedarkan ayahnya yang tersesat itu sangat menusuk hatinya karena ia sebagai putera yang baik ingin sekali melihat ayahnya berada dalam jalan yang benar terangkat dari lembah kesesatan dan syirik namun ia sedar bahwa hidayah itu adalah di tangan Allah dan bagaimana pun ia ingin dengan sepenuh hatinya agar ayahnya mendpt hidayah ,bila belum dikehendaki oleh Allah maka sia-sialah keinginan dan usahanya.

Penolakan ayahnya terhadap dakwahnya dengan cara yang kasar dan kejam itu tidak sedikit pun mempengaruhi ketetapan hatinya dan melemahkan semangatnya untuk berjalan terus memberi penerangan kepada kaumnya untuk menyapu bersih persembahan-persembahan yang bathil dan kepercayaan-kepercayaan yang bertentangan dengan tauhid dan iman kepada Allah dan Rasul-Nya

Nabi Ibrahim tidak henti-henti dalam setiap kesempatan mengajak kaumnya berdialog dan bermujadalah tentang kepercayaan yang mrk anut dan ajaran yang ia bawa. Dan ternyata bahwa bila mrk sudah tidak berdaya menilak dan menyanggah alasan-alasan dan dalil-dalil yang dikemukakan oleh Nabi Ibrahim tentang kebenaran ajarannya dan kebathilan kepercayaan mrk maka dalil dan alasan yang usanglah yang mrk kemukakan iaitu bahwa mrk hanya meneruskan apa yang oleh bapa-bapa dan nenek moyang mrk dilakukan dan sesekali mrk tidak akan melepaskan kepercayaan dan
agama yang telah mereka warisi.

Nabi Ibrahim pd akhirnya merasa tidak bermanfaat lagi berdebat dan bermujadalah dengan kaumnya yang berkepala batu dan yang tidak mahu menerima keterangan dan bukti-bukti nyata yang dikemukakan oleh beliau dan selalu berpegang pada satu-satunya alasan bahwa mrk tidak akan menyimpang dari cara persembahan nenek moyang mrk, walaupun oleh Nabi Ibrahim dinyatakan berkali-kali bahwa mrk dan bapa-bapa mrk keliru dan tersesat mengikuti jejak syaitan dan iblis.

Nabi Ibrahim kemudian merancang akan membuktikan kepada kaumnya dengan perbuatan yang nyata yang dapat mrk lihat dengan mata kepala mrk sendiri bahwa berhala-berhala dan patung-patung mrk betul-betul tidak berguna bagi mrk dan bahkan tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Adalah sudah menjadi tradisi dan kebiasaan penduduk kerajaan Babylon bahwa setiap tahun mereka keluar kota beramai-ramai pada suatu hari raya yang mrk anggap sebagai keramat.

Berhari-hari mrk tinggal di luar kota di suatu padang terbuka, berkhemah dengan membawa bekalan makanan dan minuman yang cukup. Mrk bersuka ria dan bersenang-senang sambil meninggalkan kota-kota mrk kosong dan sunyi. Mrk berseru dan mengajak semua penduduk agar keluar meninggalkan rumah dan turut beramai -ramai menghormati hari-hari suci itu. Nabi Ibrahim yang juga turut diajak turut serta berlagak berpura-pura sakit dan diizinkanlah ia tinggal di rumah apalagi mrk merasa khuatir bahwa penyakit Nabi Ibrahim yang dibuat-buat itu akan menular dan menjalar di kalangan mrk bila ia turut serta. " Inilah dia kesempatan yang ku nantikan," kata hati Nabi Ibrahim tatkala melihat kota sudah kosong dari penduduknya, sunyi senyap tidak terdengar kecuali suara burung-burung yang berkicau, suara daun-daun pohon yang gemerisik ditiup angin kencang. Dengan membawa sebuah kapak ditangannya ia pergi menuju tempat beribadatan kaumnya yang sudah ditinggalkan tanpa penjaga, tanpa juru kunci dan hanya deretan patung-patung yang terlihat diserambi tempat peribadatan itu. Sambil menunjuk kepada semahan bunga-bunga dan makanan yang berada di setiap kaki patung berkata Nabi Ibrahim, mengejek:" Mengapa kamu tidak makan makanan yang lazat yang disaljikan bagi kamu ini? Jawablah aku dan berkata-katalah kamu." Kemudian disepak, ditamparlah patung-patung itu dan dihancurkannya berpotong-potong dengan kapak yang berada di tangannya. Patung yang besar ditinggalkannya utuh, tidak diganggu yang pada lehernya dikalungkanlah kapak Nabi Ibrahim itu.

Terperanjat dan terkejutlah para penduduk, tatkala pulang dari berpesta ria di luar kota dan melihat keadaan patung-patung, tuhan-tuhan mrk hancur berantakan dan menjadi potongan-potongan terserak-serak di atas lantai. Bertanyalah satu kepada yang lain dengan nada hairan dan takjub: "Gerangan siapakah yang telah berani melakukan perbuatan yang jahat dan keji ini terhadap tuhan-tuhan persembahan mrk ini?" Berkata salah seorang diantara mrk:" Ada kemungkinan bahwa orang yang selalu mengolok-olok dan mengejek persembahan kami yang bernama Ibrahim itulah yang melakukan perbuatan yang berani ini." Seorang yang lain menambah keterangan dengan berkata:" Bahkan dialah yang pasti berbuat, karena ia adalah satu-satunya orang yang tinggal di kota sewaktu kami semua berada di luar merayakan hari suci dan keramat itu." Selidik punya selidik, akhirnya terdapat kepastian yyang tidak diragukan lagi bahwa Ibrahimlah yang merusakkan dan memusnahkan patung-patung itu. Rakyat kota beramai-ramai membicarakan kejadian yang dianggap suatu kejadian atau penghinaan yang tidak dpt diampuni terhadap kepercayaan dan persembahan mrk. Suara marah, jengkel dan kutukan terdengar dari segala penjuru, yang menuntut agar si pelaku diminta bertanggungj awab dalam suatu pengadilan terbuka, di mana seluruh rakyat penduduk kota dapat turut serta menyaksikannya. Dan memang itulah yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim agar pengadilannya dilakukan secara terbuka di mana semua warga masyarakat dapat turut menyaksikannya. Karena dengan cara demikian beliau dapat secara terselubung berdakwah menyerang kepercayaan mereka yang bathil dan sesat itu, seraya menerangkan kebenaran agama dan kepercayaan yang ia bawa, kalau diantara yang hadir ada yang masih boleh diharapkan terbuka hatinya bagi iman dari tauhid yang ia ajarkan dan dakwahkan. Hari pengadilan ditentukan dan datang rakyat dari segala pelosok berduyung-duyung mengujungi padang terbuka yang disediakan bagi sidang pengadilan itu.

Ketika Nabi Ibrahim datang menghadap para hakim yang akan mengadili ia disambut oleh para hadirin dengan teriakan kutukan dan cercaan, menandakan sangat gusarnya para penyembah berhala terhadap beliau yang telah berani menghancurkan persembahan mereka Ditanyalah Nabi Ibrahim oleh para hakim:" Apakah engkau yang melakukan penghancuran dan merusakkan tuhan-tuhan kami?" Dengan tenang dan sikap dingin, Nabi Ibrahim menjawab:" Patung besar yang berkalungkan kapak di lehernya itulah yang melakukannya. Cuba tanya saja kepada patung-patung itu siapakah yang menghancurkannya." Para hakim penanya terdiam sejenak seraya melihat yang satu kepada yang lain dan berbisik-bisik, seakan-akan Ibrahim yang mengandungi ejekan itu. Kemudian berkata si hakim:" Engkaukan tahu bahwa patung-patung itu tidak dapat bercakap dan berkata mengapa
engkau minta kami bertanya kepadanya?" Tibalah masanya yang memang dinantikan oleh

Nabi Ibrahim,maka sebagai jawapan atas pertanyaan yang terakhir itu beliau berpidato
membentangkan kebathilan persembahan mrk,yang mrk pertahankan mati-matian, semata-mata hanya karena adat itu adalah warisan nenek-moyang. Berkata Nabi Ibrahim kepada para hakim itu:" Jika demikian halnya, mengapa kamu sembah patung-patung itu, yang tidak dapat berkata, tidak dapat melihat dan tidak dapat mendengar, tidak dapat membawa manfaat atau menolak mudharat, bahkan tidak dapat menolong dirinya dari kehancuran dan kebinasaan? Alangkah ****nya kamu dengan kepercayaan dan persembahan kamu itu! Tidakkah dapat kamu berfikir dengan akal yang sihat bahwa persembahan kamu adalah perbuatan yang keliru yang hanya difahami oleh syaitan.
Mengapa kamu tidak menyembah Tuhan yang menciptakan kamu, menciptakan alam
sekeliling kamu dan menguasakan kamu di atas bumi dengan segala isi dan kekayaan.
Alangkah hina dinanya kamu dengan persembahan kamu itu."
Setelah selesai Nabi Ibrahim menguraikan pidatonya iut, para hakim mencetuskan
keputusan bahawa Nabi Ibrahim harus dibakar hidup-hidup sebagai ganjaran atas
perbuatannya menghina dan menghancurkan tuhan-tuhan mrk, maka berserulah para
hakim kepada rakyat yang hadir menyaksikan pengadilan itu:" Bakarlah ia dan belalah
tuhan-tuhanmu , jika kamu benar-benar setia kepadanya."

Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup


Keputusan mahkamah telah dijatuhakan.Nabi Ibrahim harus dihukum dengan membakar
hidup-hidup dalam api yang besar sebesar dosa yang telah dilakukan. Persiapan bagi
upacara pembakaran yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat sedang diaturkan. Tanah
lapang bagi tempat pembakaran disediakan dan diadakan pengumpulan kayu bakar
dengan banyaknya dimana tiap penduduk secara gotong-royong harus mengambil
bahagian membawa kayu bakar sebanyak yang ia dapat sebagai tanda bakti kepada
tuhan-tuhan persembahan mrk yang telah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim.
Berduyun-duyunlah para penduduk dari segala penjuru kota membawa kayu bakar sebagai
sumbangan dan tanda bakti kepada tuhan mrk. Di antara terdapat para wanita yang hamil
dan orang yang sakit yang membawa sumbangan kayu bakarnya dengan harapan
memperolehi barakah dari tuhan-tuhan mereka dengan menyembuhkan penyakit mereka
atau melindungi yang hamil di kala ia bersalin.

Setelah terkumpul kayu bakar di lanpangan yang disediakan untuk upacara pembakaran
dan tertumpuk serta tersusun laksan sebuah bukit, berduyun-duyunlah orang datang untuk
menyaksikan pelaksanaan hukuman atas diri Nabi Ibrahim. Kayu lalu dibakar dan
terbentuklah gunung berapi yang dahsyat yang sedang berterbangan di atasnya berjatuhan
terbakar oleh panasnya wap yang ditimbulkan oleh api yang menggunung itu. Kemudian
dalam keadaan terbelenggu, Nabi Ibrahim didtgkan dan dari atas sebuah gedung yang
tinggi dilemparkanlah ia kedalam tumpukan kayu yang menyala-nyala itu dengan iringan
firman Allah:" Hai api, menjadilah engkau dingin dan keselamatan bagi Ibrahim."
Sejak keputusan hukuman dijatuhkan sampai saat ia dilemparkan ke dalam bukit api yang
menyala-nyala itu, Nabi Ibrahim tetap menunjukkan sikap tenang dan tawakkal karena iman
dan keyakinannya bahwa Allah tidak akan rela melepaskan hamba pesuruhnya menjadi
makanan api dan kurban keganasan orang-orang kafir musuh Allah. Dan memang
demikianlah apa yang terjadi tatkala ia berada dalam perut bukit api yang dahsyat itu ia
merasa dingin sesuai dengan seruan Allah Pelindungnya dan hanya tali temali dan rantai
yang mengikat tangan dan kakinya yang terbakar hangus, sedang tubuh dan pakaian yang
terlekat pada tubuhnya tetap utuh, tidak sedikit pun tersentuh oleh api, hal mana
merupakan suatu mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada hamba pilihannya, Nabi
Ibrahim, agar dapat melanjutkan penyampaian risalah yang ditugaskan kepadanya kepada
hamba-hamba Allah yang tersesat itu.

Para penonton upacara pembakaran hairan tercenggang tatkala melihat Nabi Ibrahim
keluar dari bukit api yang sudah padam dan menjadi abu itu dalam keadaan selamat, utuh
dengan pakaiannya yang tetap berda seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sentuhan api
sedikit jua pun. Mereka bersurai meninggalkan lapangan dalam keadaan hairan seraya
bertanya-tanya pada diri sendiri dan di antara satu sama lain bagaimana hal yang ajaib itu
berlaku, padahal menurut anggapan mereka dosa Nabi Ibrahim sudah nyata mendurhakai
tuhan-tuhan yang mereka puja dan sembah.Ada sebahagian drp mrk yang dalam hati
kecilnya mulai meragui kebenaran agama mrk namun tidak berani melahirkan rasa
ragu-ragunya itu kepada orang lain, sedang para pemuka dan para pemimpin mrk merasa
kecewa dan malu, karena hukuman yang mrk jatuhkan ke atas diri Nabi Ibrahim dan
kesibukan rakyat mengumpulkan kayu bakar selama berminggu-minggu telah berakhir
dengan kegagalan, sehingga mrk merasa malu kepada Nabi Ibrahim dan para pengikutnya.
Mukjizat yang diberikan oleh Allah s.w.t. kepada Nabi Ibrahim sebagai bukti nyata akan
kebenaran dakwahnya, telah menimbulkan kegoncangan dalam kepercayaan sebahagian
penduduk terhadap persembahan dan patung-patung mrk dan membuka mata hati banyak
drp mrk untuk memikirkan kembali ajakan Nabi Ibrahim dan dakwahnya, bahkan tidak
kurang drp mrk yang ingin menyatakan imannya kepada Nabi Ibrahim, namun khuatir akan
mendapat kesukaran dalam penghidupannya akibat kemarahan dan balas dendam para
pemuka dan para pembesarnya yang mungkin akan menjadi hilang akal bila merasakan
bahwa pengaruhnya telah bealih ke pihak Nabi Ibrahim.
 KISAH NABI SALEH A.S.

KISAH NABI SALEH A.S.

 Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bahagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.  Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki dan dinikmati oleh kaum Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud.Tanah-tanah yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang perahan dan lemak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah-indah, bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang datar dan dipahatnya dari gunung.Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram ,sejahtera dan bahgia, merasa aman dari segala gangguan alamiah dan bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak keturunan mereka.  Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan Mereka adalah berhala-berhala yang mereka sembah dan puja, kepadanya mrk berqurban, tempat mrk minta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan kebaikan serta kebahagiaan.Mrk tidak dpt melihat atau memikirkan lebih jauh dan apa yang dpt mrk jangkau dengan pancaindera.  Nabi Saleh Berdakwah Kepada Kaum Tsamud Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan hamba-hamba_Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya nabi pesuruh disisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mrk keluar dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mrk diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya. Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mrk telah diutuskan  Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku mrk sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh kaumnya, terkenal tangkas, cerdik pandai, rendah hati dan ramah-tamah dalam pergaulan.  Dikenalkan mrk oleh Nabi Saleh kepada Tuhan yang sepatut mrk sembah, Tuhan Allah Yang Maha Esa, yang telah mencipta mrk, menciptakan alam sekitar mrk, menciptakan tanah-tanah yang subur yang menghasilkan bhn-bhn keperluan hidup mrk, mencipta binatang-binatang yang memberi manfaat dan berguna bagi mrk dan dengan demikian memberi kepada mrk kenikmatan dan kemewahan hidup dan kebahagiaan lahir dan batin.Tuhan Yang Esa itulah yang harus mrk sembah dan bukan patung-patung yang mereka pahat sendiri dari batu-batu gunung yang tidak berkuasa memberi sesuatu kepada mereka atau melindungi mrk dari ketakutan dan bahaya.  Nabi Saleh memperingatkan mrk bahwa ia adlah seorang drp mrk, terjalin antara dirinya dan mereka ikatan keluarga dan darah. Mrk adalah kaumnya dan sanak keluarganya dan dia adalah seketurunan dan sesuku dengan mrk.Ia mengharapkan kebaikan dan kebajikan bagi mrk dan sesekali tidak akan menjerumuskan mrk ke dalam hal-hal yang akan membawa kerugian, kesengsaraan dan kebinasaan bagi mrk. Ia menerangkan kepada mrk bahwa ianya adalah pesuruh dan utusan Allah, dan apa yang diajarkan dan didakwahkan kepada mrk adalah amanat Allah yang harus dia sampaikan kepada mrk untuk kebaikan mrk semasa hidup mrk dan sesudah mrk mati di akhirat kelak. Ia mengharapkan kaumnya mempertimbangkan dan memikirkan sungguh-sungguh apa yang ia serukan dan anjurkan dan agar mrk segera meninggalkan persembahan kepada berhala-berhala itu dan percaya beriman kepada  Allah Yang Maha Esa seraya bertaubat dan mohon ampun kepada-Nya atas dosa dan perbuatan syirik yang selama ini telah mrk lakukan.Allah maha dekat kepada mrk mendengarkan doa mrk dan memberi ampun kepada yang salah bila dimintanya.  Terperanjatlah kaum Saleh mendengar seruan dan dakwahnya yang bagi mrk merupakan hal yang baru yang tidak diduga akan datang dari saudara atau anak mrk sendiri.Maka serentak ditolaklah ajakan Nabi Saleh itu seraya berkata mereka kepadanya:"Wahai Saleh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat.  Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpinkami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan.Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu tergelincir hari ini dengan tingkah lakumu dan tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Enkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebahagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai cakap-cakap kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mrk dan mengikuti jejakmu."  Nabi Saleh memperingatkan mereka agar jangan menentangnya dan agar mengikuti ajakannya beriman kepada Allah yang telah mengurniai mrk rezeki yang luas dan penghidupan yang sejahtera. Diceritakan kepada mrk kisah kaum-kaum yang mendapat seksa dan azab dari Allah karena menentang rasul-Nya dan mendustakan risalah-Nya. Hal yang serupa itu dpt terjadi di atas mrk jika mrk tidak mahu menerima dakwahnya dan mendengar nasihatnya, yang diberikannya secara ikhlas dan jujur sebagai seorang anggota dari keluarga besar mrk dan yang tidak mengharapkan atau menuntut upah drp mrk atas usahanya itu. Ia hanya menyampaikan amanat Allah yang ditugaskan kepadanya dan Allahlah yang akan memberinya upah dan ganjaran untuk usahanya memberi pimpinan dan tuntutan kepada mrk.

Tsamud adalah nama suatu suku yang oleh sementara ahli sejarah dimasukkan bahagian dari bangsa Arab dan ada pula yang menggolongkan mereka ke dalam bangsa Yahudi. Mereka bertempat tinggal di suatu dataran bernama " Alhijir " terletak antara Hijaz dan Syam yang dahulunya termasuk jajahan dan dikuasai suku Aad yang telah habis binasa disapu angin taufan yang di kirim oleh Allah sebagai pembalasan atas pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah Nabi Hud A.S.
 KISAH NABI HUD A.S

KISAH NABI HUD A.S






“Aad” adl nama bapa suatu suku yg hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama “Al-Ahqaf” terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yang tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dgn kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yang besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yg subur dgn sumber-sumber airnya yang mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam untuk bhn makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dgn kebun-kebun bunga yg indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yg singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yg terbesar diantara suku-suku yg hidup di sekelilingnya.

Sebagaimana dgn kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adl penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yg diberi nama ” Shamud” dan ” Alhattar” dan itu yg disembah sebagai tuhan mereka yg menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Keni’matan hidup yg mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yg subur dan menghasilkan yg melimpah ruah menurut anggapan mereka adl kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yg mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.

Sebagai akibat dan buah dari aqidah yg sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yg menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yg kuat menindas yg lemah yg besar memperkosa yg kecil dan yg berkuasa memeras yg di bawahnya. Sifat sifat sombong congkak iri-hati dengki hasut dan benci-membenci yg didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan sayang  menyayang jujur amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka. Nabi Hud Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya

“Aad” adl nama bapa suatu suku yg hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama “Al-Ahqaf” terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yg tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dgn kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yg besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yg subur dgn sumber-sumber airnya yg mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam utk bhn makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dgn kebun-kebun bunga yg indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yg singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yg terbesar diantara suku-suku yg hidup di sekelilingnya.  Sebagaimana dgn kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adl penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yg diberi nama ” Shamud” dan ” Alhattar” dan itu yg disembah sebagai tuhan mereka yg menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Keni’matan hidup yg mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yg subur dan menghasilkan yg melimpah ruah menurut anggapan mereka adl kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yg mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.  Sebagai akibat dan buah dari aqidah yg sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yg menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yg kuat menindas yg lemah yg besar memperkosa yg kecil dan yg berkuasa memeras yg di bawahnya. Sifat-sifat sombong congkak iri-hati dengki hasut dan benci-membenci yg didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan sayang menyayang jujur amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka. Nabi Hud  Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya  Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yg sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yg dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang  Nabi atau Rasul yg bertugas utk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yg sebelumnya mengembalikan masyarakat yg sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dgn iman tauhid dan aqidah yg sesuia dgn fitrah.  Demikianlah maka kepada suku Aad yg telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan keni’matan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yg mengurniakan itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri dari keluarga yg terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dgn kelakuan yg baik budi pekerti yg luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan dgn kawan-kawannya.  Nabi Hud memulai dakwahnya dgn menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yg berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yg mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dgn segala keni’matan hidup yg berupa tanah yg subur air yg mengalir serta tubuh-tubuhan yg tegak dan kuat. Dialah yg seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yg mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adl makhluk Tuhan paling mulia yg tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yg sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.

Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yg sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran ajaran agama yg dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang Nabi atau Rasul yg bertugas utk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yg sebelumnya mengembalikan masyarakat yg sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dgn iman tauhid dan aqidah yg sesuia dgn fitrah.

Demikianlah maka kepada suku Aad yg telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan keni’matan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yg mengurniakan itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri dari keluarga yg terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dgn kelakuan yg baik budi pekerti yg luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan dgn kawan-kawannya.

Nabi Hud memulai dakwahnya dgn menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yg berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yg mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dgn segala keni’matan hidup yg berupa tanah yg subur air yg mengalir serta tubuh-tubuhan yg tegak dan kuat. Dialah yg seharusnya mereka sembah dan bukan patung patung yg mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adl makhluk Tuhan paling mulia yg tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yg sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.

“Aad” adl nama bapa suatu suku yg hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama “Al-Ahqaf” terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yg tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dgn kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yg besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yg subur dgn sumber-sumber airnya yg mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam utk bhn makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dgn kebun-kebun bunga yg indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yg singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yg terbesar diantara suku-suku yg hidup di sekelilingnya.  Sebagaimana dgn kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adl penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yg diberi nama ” Shamud” dan ” Alhattar” dan itu yg disembah sebagai tuhan mereka yg menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Keni’matan hidup yg mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yg subur dan menghasilkan yg melimpah ruah menurut anggapan mereka adl kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yg mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.  Sebagai akibat dan buah dari aqidah yg sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yg menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yg kuat menindas yg lemah yg besar memperkosa yg kecil dan yg berkuasa memeras yg di bawahnya. Sifat-sifat sombong congkak iri-hati dengki hasut dan benci-membenci yg didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan sayang menyayang jujur amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka. Nabi Hud  Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya  Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yg sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yg dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang  Nabi atau Rasul yg bertugas utk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yg sebelumnya mengembalikan masyarakat yg sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dgn iman tauhid dan aqidah yg sesuia dgn fitrah.  Demikianlah maka kepada suku Aad yg telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan keni’matan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yg mengurniakan itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri dari keluarga yg terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dgn kelakuan yg baik budi pekerti yg luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan dgn kawan-kawannya.  Nabi Hud memulai dakwahnya dgn menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yg berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yg mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dgn segala keni’matan hidup yg berupa tanah yg subur air yg mengalir serta tubuh-tubuhan yg tegak dan kuat. Dialah yg seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yg mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adl makhluk Tuhan paling mulia yg tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yg sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.

Di terangkan oleh Nabi Hud bahaw adia adl pesuruh Allah yg diberi tugas utk membawa mereka ke jalan yg benar beriman kepada Allah yg menciptakan mereka menghidup dan mematikan mereka memberi rezeki atau mencabutnya drp mereka. Ia tidak mengharapkan upah dan menuntut balas jasa atas usahanya memimpin dan menuntut mereka ke jalan yg benar. Ia hanya menjalankan perintah Allah dan memperingatkan mereka bahawa jika mrk tetap menutup telinga dan mata mrk menghadapi ajakan dan dakwahnya mereka akan ditimpa azab dan dibinasakan oleh Allah sebagaimana terjadinya atas kaum Nuh yg mati binasa tenggelam dalam air bah akibat kecongkakan dan kesombongan mereka menolak ajaran dan dakwah Nabi Nuh seraya bertahan pada pendirian dan kepercayaan mereka kepada berhala dan patung-patung yg mereka sembah dan puja itu.

Bagi kaum Aad seruan dan dakwah Nabi Hud itu merupakan barang yg tidak pernah mrk dengar ataupun menduga. Mereka melihat bahawa ajaran yg dibawa oleh Nabi Hud itu akan mengubah sama sekali cara hidup mereka dan membongkar peraturan dan adat istiadat yg telah mereka kenal dan warisi dari nenek moyang mereka. Mereka tercengang dan merasa hairan bahawa seorang dari suku mereka sendiri telah berani berusaha merombak tatacara hidup mereka dan menggantikan agama dan kepercayaan mereka dgn sesuatu yg baru yg mereka tidak kenal dan tidak dpt dimengertikan dan diterima oleh akal fikiran mereka. Dengan serta-merta ditolaklah oleh mereka dakwah Nabi Hud itu dgn berbagai alasan dan tuduhan kosong terhadap diri beliau serta ejekan-ejekan dan hinaan yg diterimanya dgn kepala dingin dan penuh kesabaran.

Berkatalah kaum Aad kepada Nabi Hud:”Wahai Hud! Ajaran dan agama apakah yg engkau hendak anjurkan kepada kami? Engkau ingin agar kami meninggalkan persembahan kami kepada tuhan tuhan kami yg berkuasa ini dan menyembah tuhan mu yg tidak dpt kami jangkau dgn pancaindera kami dan tuhan yg menurut kata kamu tidak bersekutu. Cara persembahan yg kami lakukan ini ialah yg telah kami warisi dari nenek moyang kami dan tidak sesekali kami tidak akan meninggalkannya bahkan sebaliknya engkaulah yg seharusnya kembali kepada aturan nenek moyangmu dan jgn mencederai kepercayaan dan agama mereka dgn memebawa suatu agama baru yg tidak kenal oleh mereka dan tentu tidak akan direstuinya.”

“Aad” adl nama bapa suatu suku yg hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama “Al-Ahqaf” terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yg tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dgn kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yg besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yg subur dgn sumber-sumber airnya yg mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam utk bhn makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dgn kebun-kebun bunga yg indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yg singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yg terbesar diantara suku-suku yg hidup di sekelilingnya.  Sebagaimana dgn kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adl penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yg diberi nama ” Shamud” dan ” Alhattar” dan itu yg disembah sebagai tuhan mereka yg menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Keni’matan hidup yg mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yg subur dan menghasilkan yg melimpah ruah menurut anggapan mereka adl kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yg mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.  Sebagai akibat dan buah dari aqidah yg sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yg menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yg kuat menindas yg lemah yg besar memperkosa yg kecil dan yg berkuasa memeras yg di bawahnya. Sifat-sifat sombong congkak iri-hati dengki hasut dan benci-membenci yg didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan sayang menyayang jujur amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka. Nabi Hud  Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya  Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yg sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yg dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang  Nabi atau Rasul yg bertugas utk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yg sebelumnya mengembalikan masyarakat yg sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dgn iman tauhid dan aqidah yg sesuia dgn fitrah.  Demikianlah maka kepada suku Aad yg telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan keni’matan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yg mengurniakan itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri dari keluarga yg terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dgn kelakuan yg baik budi pekerti yg luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan dgn kawan-kawannya.  Nabi Hud memulai dakwahnya dgn menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yg berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yg mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dgn segala keni’matan hidup yg berupa tanah yg subur air yg mengalir serta tubuh-tubuhan yg tegak dan kuat. Dialah yg seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yg mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adl makhluk Tuhan paling mulia yg tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yg sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.


Wahai kaumku! jawab Nabi Hud Sesungguhnya Tuhan yg aku serukan ini kepada kamu utk menyembah-Nya walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dgn pancainderamu namun kamu dpt melihat dam merasakan wujudnya dalam diri kamu sendiri sebagai ciptaannya dan dalam alam semesta yg mengelilingimu beberapa langit dgn matahari bulan dan

bintang-bintangnya bumi dgn gunung-ganangnya sungai tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yg kesemuanya dpt bermanfaat bagi kamu sebagai manusia. Dan menjadi kamu dpt meni’mati kehidupan yg sejahtera dan bahagia. Tuhan itulah yg harus kamu sembah dan menundukkan kepala kamu kepada-Nya.Tuhan Yang Maha Esa tiada bersekutu tidak beranak dan diperanakan yg walaupun kamu tidak dpt menjangkau-Nya dgn pancainderamu Dia dekat drp kamu mengetahui segala gerak-geri dan tingkah lakumu mengetahui isi hati mu denyut jantungmu dan jalan fikiranmu. Tuhan itulah yg harus disembah oleh manusia dgn kepercayaan penuh kepada Keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya dan bukan patung-patung yg kamu perbuat pahat dan ukir dgn tangan kamu sendiri

kemudian kamu sembah sebagai tuhan padahal ia suatu barang yg pasif tidak dapat berbuat sesuatu yg menguntungkan atau merugikan kamu. Alangkah ****nya dan dangkalnya fikiranmu jika kamu tetap mempertahankan agamamu yg sesat itu dan menolak ajaran dan agama yg telah diwahyukan kepadaku oleh Allah Tuhan Yang Maha Esa itu.”

“Aad” adl nama bapa suatu suku yg hidup di jazirah Arab di suatu tempat bernama “Al-Ahqaf” terletak di utara Hadramaut atr Yaman dan Umman dan termasuk suku yg tertua sesudak kaum Nabi Nuh serta terkenal dgn kekuatan jasmani dalam bentuk tubuh-tubuh yg besar dan sasa. Mereka dikurniai oleh Allah tanah yg subur dgn sumber-sumber airnya yg mengalir dari segala penjuru sehinggakan memudahkan mereka bercucuk tanam utk bhn makanan mrk. dan memperindah tempat tinggal mereka dgn kebun-kebun bunga yg indah-indah. Berkat kurnia Tuhan itu mereka hidup menjadi makmur sejahtera dan bahagia serta dalam waktu yg singkat mereka berkembang biak dan menjadi suku yg terbesar diantara suku-suku yg hidup di sekelilingnya.  Sebagaimana dgn kaum Nabi Nuh kaum Hud ialah suku Aad ini adl penghidupan rohaninya tidak mengenal Allah Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta. Mereka membuat patung-patung yg diberi nama ” Shamud” dan ” Alhattar” dan itu yg disembah sebagai tuhan mereka yg menurut kepercayaan mereka dpt memberi kebahagiaan kebaikan dan keuntungan serta dapat menolak kejahatan kerugian dan segala musibah. Ajaran dan agama Nabi Idris dan Nabi Nuh sudah tidak berbekas dalam hati jiwa serta cara hidup mereka sehari-hari. Keni’matan hidup yg mereka sedang tenggelam di dalamnya berkat tanah yg subur dan menghasilkan yg melimpah ruah menurut anggapan mereka adl kurniaan dan pemberian kedua berhala mereka yg mereka sembah. Karenanya mereka tidak putus-putus sujud kepada kedua berhala itu mensyukurinya sambil memohon perlindungannya dari segala bahaya dan mushibah berupa penyakit atau kekeringan.  Sebagai akibat dan buah dari aqidah yg sesat itu pergaulan hidup mereka menjadi dikuasai oleh tuntutan dan pimpinan Iblis di mana nilai-nilai moral dan akhlak tidak menjadi dasar penimbangan atau kelakuan dan tindak-tanduk seseorang tetapi kebendaan dan kekuatan lahiriahlah yg menonjol sehingga timbul kerusuhan dan tindakan sewenang-wenang di dalam masyarakat di mana yg kuat menindas yg lemah yg besar memperkosa yg kecil dan yg berkuasa memeras yg di bawahnya. Sifat-sifat sombong congkak iri-hati dengki hasut dan benci-membenci yg didorong oleh hawa nafsu merajalela dan menguasai penghidupan mereka sehingga tidak memberi tempat kepada sifat-sifat belas kasihan sayang menyayang jujur amanat dan rendah hati. Demikianlah gambaran masyarakat suku Aad tatkala Allah mengutuskan Nabi Hud sebagai nabi dan rasul kepada mereka. Nabi Hud  Berdakwah Di Tengah-tengah Sukunya  Sudah menjadi sunnah Allah sejak diturunkannya Adam Ke bumi bahawa dari masa ke semasa jika hamba-hamba-Nya sudah berada dalam kehidupan yg sesat sudah jauh menyimpang dari ajaran-ajaran agama yg dibawa oleh Nabi-nabi-Nya diutuslah seorang  Nabi atau Rasul yg bertugas utk menyegarkan kembali ajaran-ajaran nabi-nabi yg sebelumnya mengembalikan masyarakat yg sudah tersesat ke jalanlurus dan benar dan mencuci bersih jiwa manusiadari segala tahayul dan syirik menggantinya dan mengisinya dgn iman tauhid dan aqidah yg sesuia dgn fitrah.  Demikianlah maka kepada suku Aad yg telah dimabukkan oleh kesejahteraan hidup dan keni’matan duniawi sehingga tidak mengenalkan Tuhannya yg mengurniakan itu semua. Di utuskan kepada mereka Nabi Hud seorang drp suku mereka sendiri dari keluarga yg terpandang dan berpengaruh terkenal sejak kecilnya dgn kelakuan yg baik budi pekerti yg luhur dan sgt bijaksana dalam pergaulan dgn kawan-kawannya.  Nabi Hud memulai dakwahnya dgn menarik perhatian kaumnya suku Aad kepada tanda-tanda wujudnya Allah yg berupa alam sekeliling mereka dan bahawa Allahlah yg mencipta mereka semua dan mengurniakan mereka dgn segala keni’matan hidup yg berupa tanah yg subur air yg mengalir serta tubuh-tubuhan yg tegak dan kuat. Dialah yg seharusnya mereka sembah dan bukan patung-patung yg mereka perbuat sendiri. Mereka sebagai manusia adl makhluk Tuhan paling mulia yg tidak sepatutnya merendahkan diri sujud menyembah batu-batu yg sewaktunya dpt mereka hancurkan sendiri dan memusnahkannya dari pandangan.

Wahai Hud! jawab kaumnya”Gerangan apakah yg menjadikan engkau berpandangan dan berfikiran lain drp yg sudah menjadi pegangan hidup kami sejak dahulu kala dan menjadikan engkau meninggalkan agama nenek moyangmu sendiri bahkan sehingga engkau menghina dan merendahkan martabat tuhan-tuhan kami dan memper****kan kami dan menganggap kami berakal sempit dan berfikiran dangkal? Engkau mengaku bahwa engkau terpilih menjadi rasul pesuruh oleh Tuhanmu utk membawa agama dan kepercayaan baru kepada kami dan mengajak kami keluar dari jalan yg sesat menurut pengakuanmu ke jalan yg benar dan lurus. Kami merasa hairan dan tidak dpt menerima oleh akal kami sendiri bahwa engkau telah dipilih menjadi pesuruh Tuhan. Apakah kelebihan kamu di atas seseorang drp kami engkau tidak lbh tidak kurang adl seorang manusia biasa seperti kami hidup makan minum dan tidur tiada bedanya dgn kami mengapa engkau yg dipilih oleh Tuhanmu? Sungguh engkau menurut anggapan kami seorang pendusta besar atau mungkin engkau berfikiran tidak sihat terkena kutukan tuhan-tuhan kami yg selalu engkau eje hina dan cemuhkan.”

Wahai kaumku! jawab Nabi Hud “aku bukanlah seorang pendusta dan fikiran ku tetap waras dan sihat tidak krg sesuatu pun dan ketahuilah bahwa patung-patungmu yg kamu pertuhankan itu tidak dpt mendatangkan sesuatu gangguan atau penyakit bagi bandaku atau fikiranku. Kamu kenal aku sejak lama aku hidup di tengah-tengah kamu bahawa aku tidak pernah berdusta dan bercakap bohong dan sepanjang pergaulanku dgn kamu tidak pernah terlihat pd diriku tanda-tanda ketidak wajaran perlakuanku atau tanda-tanda yg meragukan kewarasan fikiranku dan kesempurnaan akalku. Aku adl benar pesuruh Allah yg diberi amanat utk menyampaikan wahyu-Nya kepada hamba-hamba-Nya yg sudah tersesat kemasukan pengaruh ajaran Iblis dan sudah jauh menyimpang dari jalan yg benar yg diajar oleh nabi-nabi yg terdahulu krn Allah tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terlalu lama terlantar dalam kesesatan dan hidup dalam kegelapan tanpa diutuskan seorang rasul yg menuntun mereka ke jalan yg benar dan penghidupan yg diredhai-Nya. Maka percayalah kamu kepada ku gunakanlah akal fikiran kamu berimanlah dan bersujudlah kepada Allah

Tuhan seru sekalian alam Tuhan yg menciptakan kamu menciptakan langit dan bumi menurunkan hujan bagi menyuburkan tanah ladangmu menumbuhkan tumbuh tumbuhan bagi meneruskan hidupmu. Bersembahlah kepada-Nya dan mohonlah ampun atas segala perbuatan salah dan tindakan sesatmu agar Dia menambah rezekimu dan kemakmuran hidupmu dan terhindarlah kamu dari azab dunia sebagaimana yg telah dialami oleh kaum Nuh dan kelak azab di akhirat. Ketahiulah bahawa kamu akan dibangkitkan kembali kelak dari kubur kamu dan dimintai bertanggungjawab atas segala perbuatan kamu di dunia ini dan diberi ganjaran sesuai dgn amalanmu yg baik dan soleh mendpt ganjaran baik dan yg hina dan buruk akan diganjarkan dgn api neraka. Aku hanya menyampaikannya risalah Allah kepada kamu dan dgn ini telah memperingati kamu akan akibat yg akan menimpa

kepada dirimu jika kamu tetap mengingkari kebenaran dakwahku.” Kaum Aad menjawab: ” Kami bertambah yakin dan tidak ragu lagi bahawa engkau telah mendapat kutukan tuhan-tuhan kami sehingga menyebabkan fikiran kamu kacau dan akalmu berubah menjadi sinting. Engkau telah mengucapkan kata-kata yg tidak masuk akal bahwa jika kami mengikuti agamamu akan bertambah rezeki dan kemakmuran hidup kami dan bahawa kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami dan menerima segala ganjaran atas segala amalan kami.Adakah mungkin kami akan dibangkitkan kembali dari kubur kami setelah kami mati dan menjadi tulang-belulang. Dan apakah azab dan seksaan yg engkau selalu menakut-nakuti kami dan mengancamkannya kepada kami? Semua ini kami anggap kosong dan ancaman kosong belaka. Ketahuilah bahwa kami tidak akan menyerah

kepadamu dan mengikuti ajaranmu krn bayangan azab dan seksa yg engkau bayang-bayangkannya kepada kami bahkan kami menentang kepadamu datangkanlah apa yg engkau janjikan dan ancamkan itu jika engkau betul-betul benar dalam kata-katamu dan bukan seorang pendusta.

”Baiklah! jawab Nabi Hud” Jika kamu meragukan kebenaran kata-kataku dan tetap berkeras kepala tidak menghiraukan dakwahku dan meninggalkan persembahanmu kepada berhala-berhala itu maka tunggulah saat tibanya pembalasan Tuhan di mana kamu tidak akan dpt melepaskan diri dari bencananya. Allah menjadi saksiku bahwa aku telah menyampaikan risalah-Nya dgn sepenuh tenagaku kepada mu dan akan tetap berusaha sepanjang hayat kandung bandaku memberi penerangan dan tuntunan kepada jalan yg baik yg telah digariskan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya.” Pembalasan Allah Atas Kaum Aad

Pembalasan Tuhan terhadap kaum Aad yg kafir dan tetap membangkang itu diturunkan dalam dua perinkat.Tahap pertama berupa kekeringan yg melanda ladang-ladang dan kebun-kebun mrk sehingga menimbulkan kecemasan dan kegelisahan kalau-kalau mereka tidak memperolehi hasil dari ladang ladang dan kebun-kebunnya seperti biasanya.Dalam keadaan demikian Nabi Hud masih berusaha meyakinkan mereka bahawa kekeringan itu adl suatu permulaan seksaan dari Allah yg dijanjikan dan bahwa Allah masih lagi memberi kesempatan kepada mereka utk sedar akan kesesatan dan kekafiran mrk dan kembali beriman kepada Allah dgn meninggalkan persembahan mrk yg bathil kemudian bertaubat dan memohon ampun kepada Allah agar segera hujan turun kembali dgn lebatnya dan terhindar mrk dari bahaya kelaparan yg mengancam. Akan tetapi mereka tetap belum mahu percaya dan menganggap janji Nabi Hud itu adl janji kosong belaka. Mereka bahkan pergi menghadap berhala-berhala mereka memohon perlindungan ari musibah yg mereka hadapi.

Tentangan mrk terhadap janji Allah yg diwahyukan kepada Nabi Hud segera mendapat jawapan dgn dtgnya pembalasan tahap kedua yg dimulai dgn terlihatnya gumpalan awan dan mega hitam yg tebal di atas mereka yg disambutnya dgn sorak-sorai gembira krn dikiranya bahwa hujan akan segera turun membasahi ladang-ladang dan menyirami kebun-kebun mereka yg sedang mengalami kekeringan.

Melihat sikap kaum Aad yg sedang bersuka ria itu berkatalah Nabi Hud dgn nada mengejek: “Mega hitam itu bukanlah mega hitam dan awam rahmat bagi kamu tetapi mega yg akan membawa kehancuran kamu sebagai pembalasan Allah yg telah ku janjikan dan kamu ternanti-nanti utk membuktikan kebenaran kata-kataku yg selalu kamu sangkal dan kamu dusta.

Sejurus kemudian menjadi kenyataanlah apa yg diramalkan oleh Nabi Hud itu bahawa bukan hujan yg turun dari awan yg tebal itu tetapi angin taufan yg dahsyat dan kencang disertai bunyi gemuruh yg mencemaskan yg telah merusakkan bangunan-bangunan rumah dari dasarnya membawa berterbangan semua perabot-perabot dan milik harta benda dan melempar jauh binatang-binatang ternak. Keadaan kaum Aad menjadi panik mereka berlari kesana sini hilir mudik mencari perlindungan .Suami tidak tahu di mana isterinya berada dan ibu juga kehilangan anaknya sedang rumah-rumah menjadi sama rata dgn tanah.

Bencana angin taufan itu berlangsung selama lapan hari tujuh malam sehingga sempat menyampuh bersih kaum Aad yg congkak itu dan menamatkan riwayatnya dalam keadaan yg menyedihkan itu utk menjadi pengajaran dan ibrah bagi umat-umat yg akan datang.  Adapun Nabi Hud dan para sahabatnya yg beriman telah mendapat perlindungan Allah dari bencana yg menimpa kaumnya yg kacau bilau dan tenang seraya melihat keadaan kaumnya yg kacau bilau mendengar gemuruhnya angin dan bunyi pohon-pohon dan bangunan-bangunan yg berjatuhan serta teriakan dan tangisan orang yg meminta tolong dan mohon perlindungan.

Setelah keadaan cuaca kembali tenang dan tanah ” Al-Ahqaf ” sudah menjadi sunyi senyap dari kaum Aad pergilah Nabi Hud meninggalkan tempatnya berhijrah ke Hadramaut di mana ia tinggal menghabiskan sisa hidupnya sampai ia wafat dan dimakamkan di sana dimana hingga sekarang makamnya yg terletak di atas sebuah bukit di suatu tempat lbh kurang 50 km dari kota Siwun dikunjungi para penziarah yg datang beramai-ramai dari sekitar daerah itu terutamanya dan bulan Syaaban pada tiap tahun. Kisah Nabi Hud Dalam Al-Quran

Kisah Nabi Hud diceritakan oleh 68 ayat dalam 10 surah di antaranya surah Hud ayat 50 hingga 60 surah ” Al-Mukminun ” ayat 31 sehingga ayat 41 surah ” Al-Ahqaaf ” ayat 21 sehingga ayat 26 dan surah ” Al-Haaqqah ” ayat 6 7 dan 8. Pengajaran Dari Kisah Nabi Hud A.S. Nabi Hud telah memberi contoh dan sistem yg baik yg patut ditiru dan diikuti oleh juru dakwah dan ahli penerangan agama.Beliau menghadapi kaumnya yg sombong dan keras kepala itu dgn penuh kesabaran ketabahan dan kelapangan dada. Ia tidak sesekali membalas ejekan dan kata-kata kasar mereka dgn serupa tetapi menolaknya dgn kata-kata yg halus yg menunjukkan bahawa beliau dapat menguasai emosinya dan tidak sampai kehilangan akal atau kesabaran.

Nabi Hud tidak marah dan tidak gusar ketika kaumnya mengejek dgn menuduhnya telah menjadi gila dan sinting. Ia dgn lemah lembut menolak tuduhan dan ejekan itu dgn hanya mengata:”Aku tidak gila dan bahawa tuhan-tuhanmu yg kamu sembah tidak dapat menggangguku atau mengganggu fikiranku sedikit pun tetapi aku ini adl rasul pesuruh Allah kepadamu dan betul-betul aku adl seorang penasihat yg jujur bagimu menghendaki kebaikanmu dan kesejahteraan hidupmu dan agar kamu terhindar dan selamat dari azab dan seksaan Allah di dunia mahupun di akhirat.”

Dalam berdialog dgn kaumnya.Nabi Hud selalu berusaha mengetok hati nurani mereka dan mengajak mereka berfikir secara rasional menggunakan akal dan fikiran yg sihat dgn memberikan bukti-bukti yg dapat diterima oleh akal mereka tentang kebenaran dakwahnya dan kesesatan jalan mereka namun
 KISAH NABI NUH A.S

KISAH NABI NUH A.S

 Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.  Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera ke****an mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr".  Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis.  Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh  Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air  yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.  Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.  Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.

Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris. Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis.

Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera ke****an mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr".
KISAH NABI ADAM A.S

KISAH NABI ADAM A.S

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan tumbuh-tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi\\\ memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah ditakdirkan baginya. Kekhuatiran Para Malaikat. Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain itu, disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah s.w.t.:"Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami, padahal kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa henti-hentinya, sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu, nescaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh berebutan menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu." Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu: "Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui dan Aku sendirilah yang mengetahui hikmat penguasaan Bani Adam atas bumi-Ku.Bila Aku telah menciptakannya dan meniupkan roh kepada nya,bersujudlah kamu di hadapan makhluk baru itu sebagai penghormatan dan bukan sebagai sujud ibadah, karena Allah s.w.t. melarang hamba-Nya beribadah kepada sesama makhluk-Nya." Kemudian diciptakanlah Adam oleh Allah s.w.t.dari segumpal tanah liat, kering dan lumpur hitam yang berbentuk.Setelah disempurnakan bentuknya ditiupkanlah roh ciptaan Tuhan ke dalamnya dan berdirilah ia tegak menjadi manusia yang sempurna Iblis Membangkang. Iblis membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah seperti para malaikat yang lain, yang segera bersujud di hadapan Adam sebagai penghormatan bagi makhluk Allah yang akan diberi amanat menguasai bumi dengan segala apa yang hidup dan tumbuh di atasnya serta yang terpendam di dalamnya. Iblis merasa dirinya lebih mulia,l ebih utama dan lebih agung dari Adam, karena ia diciptakan dari unsur api, sedang Adam dari tanah dan lumpur.Kebanggaannya dengan asal usulnya menjadikan ia sombong dan merasa rendah untuk bersujud menghormati Adam seperti para malaikat yang lain, walaupun diperintah oleh Allah. Tuhan bertanya kepada Iblis:"Apakah yang mencegahmu sujud menghormati sesuatu yang telah Aku ciptakan dengan tangan-Ku?" Iblis menjawab:"Aku adalah lebih mulia dan lebih unggul dari dia.Engkau ciptakan aku dariapi dan menciptakannya dari lumpur." Karena kesombongan, kecongkakan dan pembangkangannya melakukan sujud yang diperintahkan, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusir dari syurga dan mengeluarkannya dari barisan malaikat dengan disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga hari kiamat.Di samping itu ia dinyatakan sebagai penghuni neraka. Iblis dengan sombongnya menerima dengan baik hukuman Tuhan itu dan ia hanya mohon agar kepadanya diberi kesempatan untuk hidup kekal hingga hari kebangkitan kembali di hari kiamat. Allah meluluskan permohonannya dan ditangguhkanlah ia sampai hari kebangkitan,tidak berterima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, bahkan\ sebaliknya ia mengancam akan menyesatkan Adam, sebagai sebab terusirnya dia dari syurga dan dikeluarkannya dari barisan malaikat, dan akan mendatangi anak-anak keturunannya dari segala sudut untuk memujuk mereka meninggalkan jalan yang lurus dan bersamanya menempuh jalan yang sesat, mengajak mereka melakukan maksiat dan hal-hal yang terlarang,menggoda mereka supaya melalaikan perintah-perintah agama dan mempengaruhi mereka agar tidak bersyukur dan beramal soleh. Kemudian Allah berfirman kepada Iblis yang terkutuk itu: "Pergilah engkau bersama pengikut-pengikutmu yang semuanya akan menjadi isi neraka Jahanam dan bahan bakar neraka. Engkau tidak akan berdaya menyesatkan hamba-hamba-Ku yang telah beriman kepada Ku dengan sepenuh hatinya dan memiliki aqidah yang mantap yang tidak akan tergoyah oleh rayuanmu walaupun engkau menggunakan segala kepandaianmu menghasut dan memfitnah." Pengetahuan Adam Tentang Nama-Nama Benda. Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran

Setelah Allah s.w.t.menciptakan bumi dengan gunung-gunungnya,laut-lautannya dan
tumbuh-tumbuhannya, menciptakan langit dengan mataharinya, bulan dan
bintang-bintangnya yang bergemerlapan menciptakan malaikat-malaikatnya ialah sejenis
makhluk halus yang diciptakan untuk beribadah menjadi perantara antara Zat Yang Maha
Kuasa dengan hamba-hamba terutama para rasul dan nabinya maka tibalah kehendak
Allah s.w.t. untuk menciptakan sejenis makhluk lain yang akan menghuni dan mengisi bumi\\\
memeliharanya menikmati tumbuh-tumbuhannya,mengelola kekayaan yang terpendam di
dalamnya dan berkembang biak turun-temurun waris-mewarisi sepanjang masa yang telah
ditakdirkan baginya.


Kekhuatiran Para Malaikat.



Para malaikat ketika diberitahukan oleh Allah s.w.t. akan kehendak-Nya menciptakan
makhluk lain itu,mereka khuatir kalau-kalau kehendak Allah menciptakan makhluk yang lain
itu, disebabkan kecuaian atau kelalaian mereka dalam ibadah dan menjalankan tugas atau
karena pelanggaran yang mereka lakukan tanpa disadari. Berkata mereka kepada Allah
s.w.t.:"Wahai Tuhan kami! Buat apa Tuhan menciptakan makhluk lain selain kami, padahal
kami selalu bertasbih, bertahmid, melakukan ibadah dan mengagungkan nama-Mu tanpa
henti-hentinya, sedang makhluk yang Tuhan akan ciptakan dan turunkan ke bumi itu,
nescaya akan bertengkar satu dengan lain, akan saling bunuh-membunuh berebutan
menguasai kekayaan alam yang terlihat diatasnya dan terpendam di dalamnya, sehingga
akan terjadilah kerusakan dan kehancuran di atas bumi yang Tuhan ciptakan itu."
Allah berfirman, menghilangkan kekhuatiran para malaikat itu:
KISAH NABI MUHAMMAD S.A.W

KISAH NABI MUHAMMAD S.A.W

Pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.


Pada waktu umat manusia dalam kegelapan dan suasana jahiliyyah, lahirlah seorang bayi pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah di Makkah. Bayi yang dilahirkan bakal membawa perubahan besar bagi sejarah peradaban manusia. Bapa bayi tersebut bernama Abdullah bin Abdul Mutallib yang telah wafat sebelum baginda dilahirkan iaitu sewaktu baginda 7 bulan dalam kandungan ibu. Ibunya bernama Aminah binti Wahab. Kehadiran bayi itu disambut dengan penuh kasih sayang dan dibawa ke ka'abah, kemudian diberikan nama Muhammad, nama yang belum pernah wujud sebelumnya.      Selepas itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad. Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman. Kisah Dua Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad  Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tiada kesan yang aneh ditemui.  Muhammad tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima tahun. Selama itu baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan penjagaan yang baik daripada Halimah dan keluarganya. Selepas itu baginda dibawa pulang kepada datuknya Abdul Mutallib di Makkah.  Datuk baginda, Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah membawa anaknya itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya, mereka ditemani oleh Umm Aiman, budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia dikuburkan.  Sesudah sebulan mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk pulang semula ke Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki dua ekor unta yang memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang dahulu. Namun begitu, ketika mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia lalu dikuburkan di situ juga.  Muhammad dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan datuk yang dicintainya dan bapa-bapa saudaranya.  "Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk" (Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)


Selepas itu Muhammad disusukan selama beberapa hari oleh Thuwaiba, budak suruhan Abu Lahab sementara menunggu kedatangan wanita dari Banu Sa'ad. Adat menyusukan bayi sudah menjadi kebiasaan bagi bangsawan-bangsawan Arab di Makkah. Akhir tiba juga wanita dari Banu Sa'ad yang bernama Halimah bin Abi-Dhuaib yang pada mulanya tidak mahu menerima baginda kerana Muhammad seorang anak yatim. Namun begitu, Halimah membawa pulang juga Muhammad ke pedalaman dengan harapan Tuhan akan memberkati keluarganya. Sejak diambilnya Muhammad sebagai anak susuan, kambing ternakan dan susu kambing-kambing tersebut semakin bertambah. Baginda telah tinggal selama 2 tahun di Sahara dan sesudah itu Halimah membawa baginda kembali kepada Aminah dan membawa pulang semula ke pedalaman.

Kisah Dua Malaikat dan Pembedahan Dada Muhammad


Pada usia dua tahun, baginda didatangi oleh dua orang malaikat yang muncul sebagai lelaki yang berpakaian putih. Mereka bertanggungjawab untuk membedah Muhammad. Pada ketika itu, Halimah dan suaminya tidak menyedari akan kejadian tersebut. Hanya anak mereka yang sebaya menyaksikan kedatangan kedua malaikat tersebut lalu mengkhabarkan kepada Halimah. Halimah lantas memeriksa keadaan Muhammad, namun tiada kesan yang aneh ditemui.

Muhammad tinggal di pedalaman bersama keluarga Halimah selama lima tahun. Selama itu baginda mendapat kasih sayang, kebebasan jiwa dan penjagaan yang baik daripada Halimah dan keluarganya. Selepas itu baginda dibawa pulang kepada datuknya Abdul Mutallib di Makkah.

Datuk baginda, Abdul Mutallib amat menyayangi baginda. Ketika Aminah membawa anaknya itu ke Madinah untuk bertemu dengan saudara-maranya, mereka ditemani oleh Umm Aiman, budak suruhan perempuan yang ditinggalkan oleh bapa baginda. Baginda ditunjukkan tempat wafatnya Abdullah serta tempat dia dikuburkan.

Sesudah sebulan mereka berada di Madinah, Aminah pun bersiap sedia untuk pulang semula ke Makkah. Dia dan rombongannya kembali ke Makkah menaiki dua ekor unta yang memang dibawa dari Makkah semasa mereka datang dahulu. Namun begitu, ketika mereka sampai di Abwa, ibunya pula jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia lalu dikuburkan di situ juga.

Muhammad dibawa pulang ke Makkah oleh Umm Aiman dengan perasaan yang sangat sedih. Maka jadilah Muhammad sebagai seorang anak yatim piatu. Tinggallah baginda dengan datuk yang dicintainya dan bapa-bapa saudaranya.

"Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung lalu Dia memberikan petunjuk" (Surah Ad-Dhuha, 93: 6-7)