Anak pertama dari tiga bersaudara ini menghabiskan masa kecilnya di kota asalnya, Cirebon, bersama kedua adiknya. Ketertarikannya pada gitar dimulai sejak Charly kelas 3 SD. Ketertarikannya belajar gitar didukung oleh keluarga. Uwak Charly sendiri yang mengajari Charly sampai akhirnya dia mahir bermain gitar.
Charly dan gitar seperti belahan hati yang tak terpisahkan. Di mana ada Charly pasti gitarnya selalu ada menemani. Ketika tidur, sarapan, hang out, masuk kamar, bahkan belajar pun Charly selalu memeluk gitarnya. Tekadnya adalah dapat bernyanyi sambil bermain gitar. Vokal dan kemampuan musikalnya pun semakin terasah. Apalagi Charly memiliki darah seni dari neneknya yang seorang sinden.
Charly kecil termasuk anak berkepribadian penakut dan pendiam. Charly lebih suka bermain dengan gitarnya daripada main ke luar rumah. Charly mengaku tidak pernah nakal karena tidak suka berkelahi dan bermain yang aneh-aneh. Bahkan prestasinya di SDN Tersana 1 Losari Cirebon termasuk membanggakan. Charly mengaku selalu mendapat rangking di kelasnya.
Walau termasuk anak baik, bukan berarti Charly tidak pernah berbuat badung. Charly mengaku pernah membolos gara-gara terlalu asyik bermain musik. Keasyikannya bermain gitar kadang membuat Charly enggan untuk masuk sekolah. Memasuki masa SMP Charly semakin sering membolos. Charly lebih suka untuk berkonsentrasi di band miliknya dengan mengikuti berbagai festival.
Kebiasaan Charly membolos sempat dikeluhkan oleh orang tua dan pihak sekolah. Namun Charly membuktikan bahwa dia serius di musik. Keseriusan ini ditunjukkan dengan prestasinya di festival-festival yang dijuarainya. Hal inilah yang akhirnya membuat keluarga dan pihak sekolah memahaminya.
Perjalanan Karir Charly
Karir Charly berawal dari keseriusannya bermusik sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Suaranya yang merdu membuatnya dipercaya sebagai vokalis oleh teman-temannya.
Sejak tahun 1998 Charly mulai manggung dari kafe ke kafe bersama teman-temannya. Walau bukan berasal dari keluarga kaya orangtua Charly ingin anaknya kuliah. Pada tahun 2000 Charly memutuskan untuk mengambil jurusan seni di Universitas Pasundan Bandung.
Kehidupan Charly di Bandung bukanlah kehidupan yang berkecukupan. Dapat dibilang Charly tidak pernah punya tempat tinggal selama kuliah. Dia biasa menginap di rumah teman atau studio tempat latihannya. Perempatan Jalan Dago memiliki kenangan tersendiri baginya. Di tempat inilah dulu Charly biasa mengamen untuk dapat membeli makanan.
Charly memulai karir musiknya di band Afterclose. Bersama band ini Charly berhasil menelurkan satu album. Sampai akhirnya Charly mengenal Pepep dan bergabung dengan ST12. Bersama dengan ketiga personil lainnya Charly berkecimpung membesarkan ST12.
ST12 sendiri terdiri dari Ilham Febry alias Pepep di posisi drum, Dedy Sudrajat alias Pepeng di posisi gitar, Iman Rush di posisi gitar serta Charly sendiri sebagai vokalisnya. ST12 didirikan pada tanggal 20 Januari 2005 di Jalan Stasiun Timur 12 Bandung. Nama jalan inilah cikal bakal dari nama ST12.
ST12 memulai karirnya dengan menerbitkan album di bawah label indie karena tidak ada label yang mau menampung mereka. Album ini diberi judul Jalan Terbaik. Saat tur album pertama pada Oktober 2005 ST12 mendapat musibah.
Salah satu personelnya yaitu Iman Rush meninggal karena pembuluh darah di otak pecah. Kematian Iman tentu membawa kesedihan bagi personil lainnya. Inilah yang nantinya menginspirasi Charly untuk menciptakan lagu berjudul “Saat Terakhir”.
Charly dan ST12 mulai menuai sukses setelah album pertama mereka sukses. Label Trinity Optima Production mulai melirik mereka untuk menelurkan album kedua. Corak musik utama yang mereka tawarkan adalah pop melayu. Tentunya ada campuran aliran musik lain seperti disko, reggae, dan akustik.
Album kedua yang berjudul P.U.S.P.A (2008) ini diluncurkan dengan judul lagu andalan yang sama. Di album kedua ini Charly dan ST12 menuai sukses besar dan membawa mereka dalam deretan band papan atas Indonesia.
Charly dapat dikatakan sebagai ujung tombak grup ST12. Bagaimana tidak? Charly banyak mendominasi dalam penciptaan lagu-lagu hits ST12. Sampai tahun, 2010 ST12 telah menghasilkan empat buah album.
Album pertama ST12 memiliki tiga buah lagu andalan yaitu Aku Tak Sanggup Lagi, Rasa Yang Tertinggal, serta Aku Masih Sayang. Di album kedua yang berjudul P.U.S.P.A cukup banyak hits yang ditelurkan ST12. Ada lagu P.U.S.P.A, Jangan Pernah Berubah, Cari Pacar Lagi, Putri Iklan, dan Saat Terakhir.
Pada tahun 2009 ST12 mengeluarkan album repackage P.U.S.P.A. Di album ini juga terdapat lagu religi ST12 seperti KebesaranMu dan MemujaMu. Album keempat grup band ini keluar pada tahun 2010 dengan judul Pangeran Cinta. Lady Sky dan Dunia Pasti Berputar adalah beberapa judul lagu yang menonjol.
Pada tahun 2011 Charly memutuskan untuk keluar dari ST12. Keputusannya untuk keluar ini akhirnya diikuti juga oleh rekannya Pepeng. Keputusannya untuk keluar disebabkan Charly sudah merasa tidak satu visi dengan rekannya tersebut.
Akhirnya pada tahun 2012 Charly bersama Pepeng membentuk Setia Band. Grup band ini dilengkapi oleh Alsa di posisi drum dan Vici pada keyboard. Grup musik ini memilih rock sebagai genre musiknya. Pada tahun 2012 Setia Band merilis lagu pertamanya berjudul Satu Hati.
Karya Charly Van Houten
Karya Charly di industri hiburan semakin mewarnai biografi Charly Van Houten. Selain sebagai pencipta lagu Charly juga membentuk sebuah manajemen bernama Pangeran Cinta. Manajemen ini telah mengorbitkan beberapa artis. Artis yang bernaung dalam manajemen ini antara lain Sembiland Band, Bunga Victoria, Piterband, Ini Aku Band, Regina, Flexter, Angga OM, 86 Band, Shinta dan Jojo, Rhara, Nirvana Indonesia, serta Cinta Penelope.
Pada pertengahan 2011, Pangeran Cinta Manajemen melebur dalam manajemen artis baru bernama Swara Pangeran Cinta. Sayangnya pada tahun 2012 Pangeran Cinta Manajemen dikabarkan bubar. Bubarnya manajemen milik Charly ini ditengarai karena kesibukan Charly. Walau sebenarnya belum ada kejelasan mengenai kabar ini.
Sebagai pencipta lagu, Charly dibilang cukup produktif. Selain menciptakan lagu untuk bandnya, Charly juga menciptakan lagu untuk penyanyi lain. Di antaranya lagu “Hancur Hatiku” yang dinyanyikan Olga Syahputra dan “Sesuatu” yang dipopulerkan oleh Syahrini. Charly juga berkarya di dunia seni peran.
Baru-baru ini Charly mengeluarkan sebuah judul film yang terinspirasi oleh kisah nyata. Film ini adalah kisah hidup seorang anak bernama Sinar asal Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Dalam film “Jangan Menangis Sinar” Charly juga ikut bermain sebagai salah satu tokohnya. Selain itu Charly juga menciptakan lagu untuk film ini.
0 Comments
Post a Comment