Biografi Wilhelm Conrad Rontgen - Penemu Sinar X

Biografi Wilhelm Conrad Rontgen - Penemu Sinar X Wilhelm Conrad Röntgen adalah fisikawan Jerman yang merupakan penerima pertama Penghargaan Nobel dalam Fisika, pada tahun 1901, untuk penemuannya pada sinar-X, yang menandai dimulainya zaman fisika modern dan merevolusi kedokteran diagnostik. Röntgen lahir 27 Maret 1845 dan meninggal 10 Februari 1923.   Rontgen belajar di ETH Zurich dan kemudian guru besar fisika di Universitas Strasbourg (1876-79), Giessen (1879-88), Wurzburg (1888-1900), dan Munich (1900-20). Penelitiannya juga termasuk karya pada elastisitas, gerak pipa rambut pada fluida, panas gas tertentu, konduksi panas pada kristal, penyerapan panas oleh gas, dan piezoelektrisitas.  Pada tahun 1895 setelah Rontgen menemukan sinar – X, ilmuwan Perancis bernama H. Poincare pada bulan Januari 1896, menemukan sinar – X dari gelas yang memancarkan fluoresensi . Ada sinar yang dipancarkan dari material yang memancarkan sinar fluoresensi ke sekitarnya dan menimbulkan dugaan bahwa sinar – X juga akan muncul secara bersamaan.  Pada bulan Maret 1896 Henri Becquerel melakukan persenyawaan kimia dari unsur Uranium (kristal asam sulfur kalium uranil) dan menghasilkan pancaran cahaya ke sekitarnya. Senyawa ini kemudian ditempatkan di atas dry plate foto yang dibungkus dengan kertas hitam tipis. Ternyata cahaya ini mengakibatkan kepekaan pada

Wilhelm Conrad Röntgen adalah fisikawan Jerman yang merupakan penerima pertama Penghargaan Nobel dalam Fisika, pada tahun 1901, untuk penemuannya pada sinar-X, yang menandai dimulainya zaman fisika modern dan merevolusi kedokteran diagnostik. Röntgen lahir 27 Maret 1845 dan meninggal 10 Februari 1923.

Rontgen belajar di ETH Zurich dan kemudian guru besar fisika di Universitas Strasbourg (1876-79), Giessen (1879-88), Wurzburg (1888-1900), dan Munich (1900-20). Penelitiannya juga termasuk karya pada elastisitas, gerak pipa rambut pada fluida, panas gas tertentu, konduksi panas pada kristal, penyerapan panas oleh gas, dan piezoelektrisitas.

Pada tahun 1895 setelah Rontgen menemukan sinar – X, ilmuwan Perancis bernama H. Poincare pada bulan Januari 1896, menemukan sinar – X dari gelas yang memancarkan fluoresensi . Ada sinar yang dipancarkan dari material yang memancarkan sinar fluoresensi ke sekitarnya dan menimbulkan dugaan bahwa sinar – X juga akan muncul secara bersamaan.

Pada bulan Maret 1896 Henri Becquerel melakukan persenyawaan kimia dari unsur Uranium (kristal asam sulfur kalium uranil) dan menghasilkan pancaran cahaya ke sekitarnya. Senyawa ini kemudian ditempatkan di atas dry plate foto yang dibungkus dengan kertas hitam tipis. Ternyata cahaya ini mengakibatkan kepekaan pada dry plate foto.
 
Biografi Wilhelm Conrad Rontgen - Penemu Sinar X Wilhelm Conrad Röntgen adalah fisikawan Jerman yang merupakan penerima pertama Penghargaan Nobel dalam Fisika, pada tahun 1901, untuk penemuannya pada sinar-X, yang menandai dimulainya zaman fisika modern dan merevolusi kedokteran diagnostik. Röntgen lahir 27 Maret 1845 dan meninggal 10 Februari 1923.   Rontgen belajar di ETH Zurich dan kemudian guru besar fisika di Universitas Strasbourg (1876-79), Giessen (1879-88), Wurzburg (1888-1900), dan Munich (1900-20). Penelitiannya juga termasuk karya pada elastisitas, gerak pipa rambut pada fluida, panas gas tertentu, konduksi panas pada kristal, penyerapan panas oleh gas, dan piezoelektrisitas.  Pada tahun 1895 setelah Rontgen menemukan sinar – X, ilmuwan Perancis bernama H. Poincare pada bulan Januari 1896, menemukan sinar – X dari gelas yang memancarkan fluoresensi . Ada sinar yang dipancarkan dari material yang memancarkan sinar fluoresensi ke sekitarnya dan menimbulkan dugaan bahwa sinar – X juga akan muncul secara bersamaan.  Pada bulan Maret 1896 Henri Becquerel melakukan persenyawaan kimia dari unsur Uranium (kristal asam sulfur kalium uranil) dan menghasilkan pancaran cahaya ke sekitarnya. Senyawa ini kemudian ditempatkan di atas dry plate foto yang dibungkus dengan kertas hitam tipis. Ternyata cahaya ini mengakibatkan kepekaan pada

Sejak penemuan itu, antara cahaya dengan sinar radioaktif yang dipancarkan dari persenyawaan uranium yang ditemukan Becquerel dinyatakan ada hubungannya. Untuk menjaga kestabilan pada hasil percobaan dilakukan penyinaran dengan waktu yang sama. Pada saat dilakukan pencucian sinar radioaktif ini menimbulkan kepekaan yang kuat pada dry plate foto. Disimpulkan bahwa waktu penyinaran pada kristal uranium berhubungan dengan kepekaan dry plate foto. Kemudian dilakukan penelitian adanya hubungan antara cahaya yang dipancarkan dengan persenyawaan Uranium. Selain itu, dilakukan penelitian apakah sinar yang dipancarkan berasal dari uranium, persenyawaan uranium, kristal atau dari larutannya. Kemudian diketahui bahwa sifat cahaya mempunyai daya tembus yang kuat dan diketahui pula bahwa cahaya tersebut berasal dari Uranium dengan membandingkan berat Uranium dengan material yang terkandung di dalam persenyawaan.

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mengukur aliran listrik dari proses ionosasi diketahui bahwa sinar radioaktif ini mempunyai sifat yang sama dengan sinar – X , yaitu mampu mengionisasi di udara. Sinar radioaktif ini disebut sinar unsur Uranium atau disebut juga sinar Becquerel.

Selang 2 tahun kemudian pasangan suami istri Pierre dan Marie Curie (gambar2) melakukan penelitian mengenai hubungan teori Becquerel terhadap sinar radioaktif dari unsur Uranium. Penelitian sinar radioaktif dari unsur Uranium pun kemudian dilakukan dengan menggunakan dry plate foto untuk mengukur kekuatan sinar radioaktif secara tepat. Peralatan yang digunakan adalah tabung aliran listrik, pengukur elektrik dan pieji pengukur listrik yang memungkinkan melakukan pengukuran aliran listrik dalam orde 10– 11 amper. Marie Curie menggunakan peralatan ini untuk melakukan penelitian kekuatan sinar radioaktif dari Uranium dengan membandingkan jumlah Uranium di dalam persenyawaan Uranium.

Pada kondisi persenyawaan dengan tekanan dan kepekatan tertentu kekuatan sinar radioaktif dapat diketahui. Selanjutnya ditemukan adanya kesamaan sifat antara sinar radioaktif yang dipancarkan dari persenyawaan dengan sinar radioaktif yang dipancarkan dari Thorium. Sifat material yang keluar dari persenyawaan ini disebut dengan radioaktif. Marie Curie memeriksa persenyawaan yang mempunyai sifat radioaktif seperti pada bijih Uranium tembaga alam, tetapi sifat radioaktifnya lebih kuat dibandingkan dengan bijih Uranium asli. Dari hasil tersebut diduga bahwa persenyawaan Uranium yang mengandung material radioaktif bukan Uranium asli atau disebut dengan bijih Pitch Blend dan mempunyai sifat radioaktif yang kuat.

                                      Biografi Wilhelm Conrad Rontgen - Penemu Sinar X Wilhelm Conrad Röntgen adalah fisikawan Jerman yang merupakan penerima pertama Penghargaan Nobel dalam Fisika, pada tahun 1901, untuk penemuannya pada sinar-X, yang menandai dimulainya zaman fisika modern dan merevolusi kedokteran diagnostik. Röntgen lahir 27 Maret 1845 dan meninggal 10 Februari 1923.   Rontgen belajar di ETH Zurich dan kemudian guru besar fisika di Universitas Strasbourg (1876-79), Giessen (1879-88), Wurzburg (1888-1900), dan Munich (1900-20). Penelitiannya juga termasuk karya pada elastisitas, gerak pipa rambut pada fluida, panas gas tertentu, konduksi panas pada kristal, penyerapan panas oleh gas, dan piezoelektrisitas.  Pada tahun 1895 setelah Rontgen menemukan sinar – X, ilmuwan Perancis bernama H. Poincare pada bulan Januari 1896, menemukan sinar – X dari gelas yang memancarkan fluoresensi . Ada sinar yang dipancarkan dari material yang memancarkan sinar fluoresensi ke sekitarnya dan menimbulkan dugaan bahwa sinar – X juga akan muncul secara bersamaan.  Pada bulan Maret 1896 Henri Becquerel melakukan persenyawaan kimia dari unsur Uranium (kristal asam sulfur kalium uranil) dan menghasilkan pancaran cahaya ke sekitarnya. Senyawa ini kemudian ditempatkan di atas dry plate foto yang dibungkus dengan kertas hitam tipis. Ternyata cahaya ini mengakibatkan kepekaan pada

Pemisahan material dilakukan dengan pengukuran radioaktivitas. Pada tahun 1898 Marie Curie menemukan elemen baru yang menyerupai material Bismuth (Bi). Elemen baru ini kemudian disebut polonium. Pada tahun 1899 juga telah dibicarakan mengenai material yang meyerupai Barium (Ba). Elemen baru yang dimaksud adalah benda yang memancarkan radiasi dan kemudian disebut radium (Ra). Selang 4 tahun kemudian, yaitu pada bulan Maret 1902 dilakukan percobaan dengan mengekstraksi garam radium asli sebanyak 10 ton bijih sumber radium yang sebanding dengan bubuk berwarna putih sebanyak 0,1 gram.

0 Comments

Post a Comment