Biodata
Nama Lengkap : Nova Riyanti YusufAgama : Islam
Tempat Lahir : Palu, Sulawesi Tengah.
Tanggal Lahir : 27 November 1977
Biografi
Nova Riyanti Yusuf lahir di Palu, Sulawesi Tengah, 27 November 1977. Meski terlahir sebagai anak bungsu dari empat bersaudara, Nova tidak tumbuh sebagai gadis yang manja, kedua orang tuanya pun tetap mengajarkan kedisiplinan. Wakil Ketua DPR RI, Taufiq Kurniawan melantik politisi partai Demokrat, Nova Riyanti Yusuf menggantikan Nizar Sihab. Nova Riyanti Yusuf dilantik menjadi Wakil Ketua Komisi IX.
Profesi sang ayah sebagai seorang bankir membuat keluarganya kerap berpindah tempat mengikuti kepindahan tugas sang kepala keluarga. Kendati lahir di Palu, Nova tetap dibesarkan di Jakarta. Pendidikan dari SD hingga kuliah dijalaninya di ibukota. Selain tumbuh menjadi anak yang cerdas, Nova kecil juga dikenal aktif di berbagai bidang termasuk olahraga. Saat masih remaja, Nova sempat menekuni tenis. Kegandrungannya pada olahraga itu diwarisinya dari sang ayah. Gelar juara 3 Piala Walikota Jakarta Pusat dan runner up turnamen tennis Jakarta Hilton Executive Club, menjadi bukti keuletannya di cabang olahraga tersebut.
Meski terbilang cukup berbakat, hobinya bertenis ria perlahan mulai ditinggalkan. Apalagi saat duduk di bangku SMA Tarakanita I, Nova lebih banyak berkiprah di dunia tulis menulis dengan menjadi editor sekaligus reporter majalah sekolah bernama Starpura (Suara Tarakanita Pulo Raya). Hobi menulis Nova sebenarnya sudah terlihat saat ia masih SD. Saat duduk di bangku SMP pun, ia bahkan kerap menghasilkan cerpen-cerpen berbahasa Inggris meski belum dikomersilkan. Bakat menulis Nova boleh jadi diwarisinya dari sang kakek, D. Suradji, yang dikenal sebagai seorang wartawan Antara sekaligus sastrawan Malioboro. Dari sang kakek pulalah, goresan tangan yang berubah menjadi kumpulan novelnya bermula. Nova yang sudah terbiasa melihat buku-buku tebal, mengawali karirnya sebagai penulis dengan menulis opini-opini.
Impiannya sebagai penulis dengan menerbitkan novel perdananya yang berjudul 'Mahadewi Mahadewi'. Novel yang pada mulanya diterbitkan secara independen itu menarik salah satu penerbit besar yang kemudian mengedarkannya. Kesuksesan kembali diraih Nova tatkala novel tersebut meraih predikat bestseller karena angka penjualannya yang cukup tinggi. Mahadewi Mahadewi bahkan dijadikan sebagai buku referensi di Universitas Charles Darwin, Australia untuk unit belajar kemahiran bahasa Indonesia.
Begitu tamat SMA, Nova sempat berencana ingin memperdalam kemampuan menulisnya di luar negeri. Namun sayang, izin dari orangtua tak berhasil dikantonginya. Ayah dan ibunya sedikit cemas jika harus melepas si bungsu menempuh pendidikan di luar negeri. Alhasil, Nova harus cukup puas melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta. Kendati menempuh pendidikan kedokteran, Nova tak lantas meninggalkan hobi menulisnya. Sebaliknya, di tengah padatnya jadwal kuliah, ia justru semakin giat berkarya lewat tulisan dengan mendirikan dan sempat menjadi pemimpin redaksi media komunikasi KOMET (Komunikasi Medikal Trisakti).
Sejak itu, ia semakin jatuh cinta pada dunia menulis. Apa yang berada dalam pikirannya, dapat dengan mudah langsung dituangkan ke tulisan dan dirangkai menjadi sebuah cerita nan menarik. Seperti penulis kebanyakan, Nova juga memendam impian bahwa suatu saat karyanya bisa diterbitkan dalam bentuk buku. Namun, di saat impiannya belum juga tercapai, Nova justru harus menghadapi kenyataan pahit setelah kepergian ayahanda tercinta menghadap Sang Khalik.
Peristiwa pilu itu terjadi di saat ia masih menjadi co-ass untuk meraih gelar dokter. Ayahnya yang tengah sakit keras ternyata harus pergi selamanya pada tahun 2000, akibat gagal jantung pascaoperasi by-pass jantung koroner. Belum hilang duka yang dirasakannya, setahun kemudian menyusul berpulangnya sang kakak, Novinita Hassan di usianya yang
0 Comments
Post a Comment