Biodata
Nama Asli: Alfiansyah
Lahir : Jakarta, 25 Agustus 1970
Kebangsaan : Indonesia
Profesi: Komedian, Pembawa Acara, Aktor
Status: Menikah (1999)
Pasangan : Indra Dewi
Anak – anak: Bagus Athallah Aldi; Ganteng Maritza Aldi; Cantika Alhayu Aldi
Agama: Islam
Pendidikan : Indonesia Banking School
Debut : 1990 – Sekarang
Biografi
Setelah keluar dari Radio SK di tahun 1996, Komeng meneruskan karirnya sebagai penyiar di Bens Radio Jakarta. Karirnya mulai menunjukkan peningkatan setelah tampil di sebuah acara televisi. Tingkah kocaknya pertama kali mencuat sekitar medio tahun 90-an dalam acara Spontan yang tayang di SCTV. Di acara komedi itu, ia terkenal dengan jargonnya, Uhuiiii.... Sebelumnya ia pernah tampil dalam acara Drama Komedi yang tayang di TVRI pada tahun 1990.
Setelah namanya melecit di program Spontan, Komeng mulai kebanjiran tawaran melawak. Sekitar awal tahun 2000-an, ia menjadi pengisi sesi komedi dalam acara Impresario 008 bersama Tessa Kaunang, Malih, dan Parto Patrio. Sementara di dunia presenter, Komeng tampil bersama Adul membawakan acara Wara-wiri di Trans 7 pada tahun 2009.
Komeng juga kerap mendapat tawaran berakting yang masih bersinggungan dengan dunia lawak. Suami Aprilliana Indra Dewi ini pernah membintangi sejumlah sinetron komedi seperti Kompor Diamor, Akal-Akalan, Otak-Otak Kuda, Malioboro, Liliput, Puteri Duyung, dan Kungfu Komeng.
Industri film layar lebar yang makin menggeliat pun tak ketinggalan disambanginya. Komeng memulai debutnya sebagai aktor di tahun 2008 dengan membintangi film komedi dewasa berjudul Anda Puas, Saya Loyo bersama Yeyen Lidya dan Andi Soraya. Padahal sebelumnya, Komeng mengaku selalu menolak jika diajak main film layar lebar. Ia baru bersedia karena secara kebetulan pada saat itu jadwal syuting tidak mengganggu kesibukannya sebagai pelawak yang kerap naik turun panggung.
Menurut Komeng, dalam film produksi K2K Production itu, ia diberi kebebasan berimprovisasi dalam menyegarkan setiap adegan. Bahkan untuk berakting, ia hanya diberi sinopsis tanpa menggunakan skenario. Menurutnya, hal itu bukanlah menjadi persoalan karena sebagai pelawak, ia sudah terbiasa melakukan improvisasi.
Tak jarang pula, karena kurangnya melakukan improvisasi saat tampil melawak, dirinya mendapat tanggapan yang biasa-biasa saja. "Jadi saya pernah melawak, tapi kok penontonnya nggak ada yang tertawa. Sampai akhirnya saya melawak dengan menggunakan bahasa isyarat. Akhirnya mereka bisa tertawa dan saya baru sadar ternyata saya melawak di depan orang Korea," katanya dengan nada setengah bercanda.
Masih soal film perdananya, Komeng juga mengungkapkan bahwa pada awalnya hanya ditawarkan main dalam enam adegan oleh produser, tetapi setelah memasuki produksi ditambah menjadi 10 adegan. Ketika disinggung tentang film pertamanya yang menyuguhkan kevulgaran, baik dalam dialog maupun adegan, Komeng tidak menyangkal dan hanya mengatakan, "Ini kan film bioskop, jadi ada batasan untuk penonton.
Setahun kemudian, ia kembali berakting dalam film keduanya yang berjudul Mau Dong Ah. Dalam film yang masih mengusung tema komedi itu, Komeng beradu akting dengan pelawak senior, Jojon. Di film tersebut, ia memerankan seorang tokoh yang terlibat Ormas, bukan organisasi massa melainkan organisasi mas-mas. Saat membesarkan organisasi miliknya tadi, kata Komeng, ia sempat terkena sial. Modalnya hilang diambil orang. Tapi untung saja ia ditolong oleh Pak Jojon dan uangnya dikembalikan. Permasalahan belum selesai karena sang penolong ternyata tak mau dikasih hadiah. "Karena dia terlalu kuat dengan idealismenya," jelas komedian bersuara khas ini. Layaknya film komedi, banyak kekonyolan yang ditampilkan Komeng dari hasil kebebasan berekspresi yang diberikan sutradara.
Di sisi lain, Komeng semakin sering tampil di televisi karena ia dipercaya menjadi magnet bagi para pemirsa. Sehingga sempat berhembus kabar bahwa Komeng merupakan pelawak dengan bayaran termahal. Komeng dengan gayanya yang khas hanya bisa mensyukuri hal itu. Baginya, nominal honornya selama ini masih dikategorikan wajar, pokoknya cukup untuk anak istri, demikian tandas pria yang sempat berkuliah di Akademi Bank Indonesia ini.
Bakat lain yang dimiliki ayah tiga anak kembar ini adalah mampu menghasilkan tulisan yang menarik untuk dikonsumsi publik. Dengan bantuan Boim Lebon, tulisan-tulisan Komeng kemudian dimuat dalam bentuk buku bertajuk Komeng Undercover. Buku yang diluncurkan pada 11 Januari 2009 itu diakuinya berawal dari keisengan semata. "Kata orang tua kan jangan iseng karena itu perbuatan setan, tapi justru ini iseng-iseng yang bermanfaat," ujar bintang iklan sepeda motor Yamaha ini.
"Jadi awalnya saya suka nulis dan tulisan itu kadang suka nggak tersusun, berantakan di mana-mana. Nah terus mas Boim (Boim Lebon) main ke rumah dan mengetahui kalau saya suka menulis. Akhirnya dikumpulin lah tulisan-tulisan itu sama mas Boim menjadi satu buku ini," tambah Komeng di sela-sela acara peluncuran bukunya di Gramedia Matraman Jakarta.
Ternyata saat buku tersebut selesai dikerjakan oleh Boim, Komeng melihat bahwa tulisannya sama saja seperti tulisan yang berantakan. "Ya setelah saya baca, tulisannya ternyata sama seperti tulisan yang berantakan di atas meja," ungkapnya sambil bercanda. Walau mengaku senang dibuatkan buku yang dianggapnya sebagai biografi komedi tentang dirinya yang sebenarnya itu, Komeng sebenarnya merasa aneh. "Ya aneh aja baca tulisan sendiri," aku komedian yang gemar membaca buku biografi itu. Lebih lanjut Komeng mengatakan bahwa ia memang senang menulis terutama sinopsis atau anekdot yang biasa digunakannya sebagai persiapan sebelum melawak di atas panggung.
Pendidikan
SD-SMA di Jakarta
Akademi Bank Indonesia (tidak selesai)
Filmografi
Anda Puas, Saya Loyo (2008)
Radio
Penyiar Radio SK Jakarta, 1993-1996
Penyiar Bens Radio Jakarta, 1996
Sinetron
“Kompor Diamor” di TPI. 1991
“Opera Diamor” di TVRI. 1991-1995
“Spontan” di SCTV. 1995 – sekarang
Sinetron “Akal-akalan” di Indosiar. 1996
Sinetron “Otak-otak Kuda” di TPI 1996
Sinetron “Malioboro” di TPI. 1996
Sinetron “Liliput”. 2001
Sinetron “Puteri Duyung” di SCTV. 2001
Sinetron “James Bono”. 2001
SLI 008
Kerajaan Sahur di Trans TV. 2006
Gong show di Trans TV. 2008
Penghargaan
Indonesia KCA for Favourite Komedian
Panasonic Gobel Award for Komedian
0 Comments
Post a Comment