Biodata
Lahir: 8 November 1956, Soppeng, Sulawesi Selatan
Kebangsaan: Indonesia (suku Bugis)
Pekerjaan: Politikus, Anggota DPR RI
Pasangan: Ibrahim Taju
Anak: Dian Furqani Ibrahim, Akmal Firdaus Ibrahim, dan Bardan Raihan Ibrahim
Orang tua: Muhammad Daud dan Siti Rahman Indang
Agama: Islam
Biografi
Profil Marwah Daud Ibrahim begitu populer kali ini karena sedang terkait dengan kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Padahal kasus yang sedang dihadapi Dimas Kanjeng adalah kasus penipuan penggandaan uang dan juga pembunuhan. Profil Biodata Marwah Daud Ibrahim ini semakin menjadi perbincangan banyak orang karena ia begitu getol dalam membela Dimas Kanjeng. Orang sekelas beliau yang pernah menjadi anggota Dewan, dengan latar pendidikan yang luar biasa masih begitu mempercayai hal-hal mistis dan penggandaan uang. Dalam membela Dimas Kanjeng, Marwah Daud pun tidak ragu dan tanpa tedeng aling-aling.
Jika diperhatikan lebih dalam, sebenarnya Beliau adalah orang yang cerdas. Bahkan menurut situs Wikipedia, kecerdasan Marwah Daud sudah mulai muncul sejak Sekolah Dasar. Profil dan biodata Marwah Daud Ibrahim ini sejak sekolah dasar sudah dipenuhi dengan berbagai prestasi akademik di sekolahnya. Di tingkat dasar, ia menjadi juara di sekolahnya dan mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian akhir. Kemudian ia melanjutkan sekolah ke SMP Negeri Pacongkang dan kemudian diteruskan ke SPG Negeri Soppeng yang kemudian pada kelas dua ia pindah ke SPG Negeri I Ujung Pandang, lulus tahun 1973. Dari mulai era ini nampaknya langkah karir Marwah Daud mulai moncer. Ia bahkan pada tahun 1974 diundang ke Istana Negara sebagai pelajar teladan se Sulawesi Selatan. Pada masa kuliah, ia memutuskan tidak mengambil keguruan seperti Ayahnya, tapi ia justru melanjutnkan ke Fakultas Ilmu Sosial Politik Jurusan Komunikasi Universitas Hasanudin yang diselesaikan tahun 1981. Lagi-lagi kecerdasannya muncul, profil Marwah Daud Ibrahim menjadi juara lagi dan kembali terpilih sebagai mahasiswa teladan se Sulawesi. Prestasi itu kemudian mengantarnya ke forum nasional di Jakarta, bertemu kepala negara bersama para teladan se Indonesia.
Tidak cukup sampai di Indonesia saja, profil dan biodata Marwah Daud Ibrahim kemudian melanjutkan studi nya di Amerika Serikat dengan beasiswa. Pendidikan di Amerika untuk meraih master di American University, Washington DC, Amerika Serikat, jurusan Komunikasi Internasional, tahun 1982. Bahkan bukan hanya sekali ia mendapatkan beasiswa ke Amerika, ketika ia bekerja di BPPT di bawah BJ Habibie, ia juga mendapatkan beasiswa lagi dan kembali ke Amerika untuk kuliah lagi di Universitas yang sama, ia mengambil Komunikasi Internasional bidang satelit, dan meraih gelar doktor tahun 1989 sebagai lulusan terbaik (distinction).
Kehidupan pribadi
Kecerdasannya dikenal sejak sekolah dasar. Ia tak sampai kelas enam, karena begitu menginjak kelas lima ia ikut ujian akhir, dan lulus sebagai juara. Marwah muda kemudian melanjutkan ke SMP Negeri Pacongkang, dan lulus 1970. Selanjutnya ia menginjakkan kakinya ke SPG Negeri Soppeng, Namun di kelas dua dia pindah ke SPG Negeri I Ujung Pandang, lulus tahun 1973.
Era inilah ia mulai menapakkan kakinya ke jenjang yang lebih jauh, entah disadari atau tidak. Pada tahun 1974 untuk pertamakalinya dia berkunjung ke Jakarta dan masuk Istana Negara atas undangan Kepala Negara. Ia terpilih sebagai pelajar teladan se Sulawesi Selatan.
Ia banting setir, tidak lagi tergiur mengikuti ayahnya yang menjadi guru. Ia melanjutkan ke Fakultas Ilmu Sosial Politik Jurusan Komunikasi Universitas Hasanudin yang diselesaikan tahun 1981. Selanjutnya, ia kembali terpilih sebagai mahasiswa teladan se Sulawesi dan mengantarnya ke forum nasional di Jakarta, bertemu kepala negara bersama para teladan se Indonesia. Saat itu juga dia sudah\ mulai terkenal sebagai seorang aktivisis di kampusnya.
Prestasinya belum berhenti. Berbekal beasiswa, ia terbang ke Amerika untuk meraih master di American University, Washington DC, Amerika Serikat, jurusan Komunikasi Internasional, tahun 1982. Namun, sebelumnya ia menikah dulu dengan Ibrahim Tadju, rekan sesama aktivis semasa kuliah di Ujung Pandang. Di Amerika ia pun mengisi waktunya dengan bekerja sebagai asisten peneliti Unesco, dan Bank Dunia.
Tampaknya ia memang berjodoh dengan Amerika, begitu meraih gelar Master, ia bekerja di BPPT. B.J. Habibie, ketua BPPT saat itu, memberinya beasiswa ke Amerika lagi. Di universitas yang sama, ia mengambil Komunikasi Internasional bidang satelit, dan meraih gelar doktor tahun 1989 sebagai lulusan terbaik (distinction).
Sekembalinya dari Amerika Serikat, ia bergabung dengan organisasi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), dengan menjabat sebagai Sekretaris Umum. Selain itu, ia aktif di Partai Golkar, partai yang membawanya ke gedung parlemen. Gaya komunikasi politiknya mulai menarik banyak pihak ketika Sidang Umum MPR 1998 saat muncul rumor akan meraih kursi di Kabinet Pembangunan IV.
Akhir-akhir ini, Marwah daud menjadi sorotan karena membela Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Ia mengaku pernah melihat karomah Dimas Kanjeng yang mampu mengeluarkan duit dari bagian tubuhnya. "Dia bisa dikatakan sebagai aset bangsa," kata anggota Dewan Pakar Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia itu kepada Tabloidbintang.com.
Tampaknya ia memang berjodoh dengan Amerika, begitu meraih gelar Master, ia bekerja di BPPT. B.J. Habibie, ketua BPPT saat itu, memberinya beasiswa ke Amerika lagi. Di universitas yang sama, ia mengambil Komunikasi Internasional bidang satelit, dan meraih gelar doktor tahun 1989 sebagai lulusan terbaik (distinction).
Sekembalinya dari Amerika Serikat, ia bergabung dengan organisasi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), dengan menjabat sebagai Sekretaris Umum. Selain itu, ia aktif di Partai Golkar, partai yang membawanya ke gedung parlemen. Gaya komunikasi politiknya mulai menarik banyak pihak ketika Sidang Umum MPR 1998 saat muncul rumor akan meraih kursi di Kabinet Pembangunan IV.
0 Comments
Post a Comment