Biodata
Nama:Hadi Utomo
Lahir:Semarang,15 Agustus 1945
Agama:Islam
Isteri:Mastuti Rahayu (Putri Sarwo Edhi Wibowo)
Biografi
Dia lahir pada tanggal 15 Agustus 1945. Hadi Utomo merupakan salah satu kader Partai Demokrat (PD) yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Sekjen Dewan Pimpinan Pusat (DPP) pada tahun 2001 hingga 2005. Melalui Partai Demokrat, dia melenggang menjadi salah satu anggota dari jajaran wakil rakyat yang menduduki kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia periode 2004-2009. Meskipun begitu, dia pernah mengungkapkan kerelaannya untuk mencopot keanggotannya sebagai wakil rakyat DPR Republik Indonesia jika ia terpilih dan diangkat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Pada tahun 2005 hingga 2010, dia terpilih dan menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat.
Sebelum menjabat sebagai wakil rakyat DPR-RI, dia berkecimpung di dunia kemiliteran. Hadi Utomo mulai bergabung dengan Akabri dimulai tahun 1970. Pangkat tertinggi yang ia dapatkan adalah sebagai seorang Kolonel, tepatnya Kolonel Infanteri Angkatan Darat (AD). Selanjutnya dia melanjutkan pendidikan kemiliterannya dengan bergabung dalam Sekolah Tinggi Hukum Militer pada tahun 1998. Pendidikan selanjutnya yang ia dapatkan mulai jauh berbeda jika dikaitkan dengan dunia kemiliteran, dia terdaftar sebagai mahasiswa dan lulus Strata 2 (S2) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Widya Jayakarta jurusan Manajemen dengan gelar Magister pada tahun 2001.
Dia menikah dengan seorang wanita bernama Mastuti Rahayu, putri dari Sarwo Edhi Wibowo. Dibalik jabatannya sebagai wakil rakyat, namun seperti yang diungkapkan oleh seorang pengamat politik Darmawan Sinayangsah, Umar Hamdani (aktivis di Lembaga Studi Islam dan Kebudayaan, dan Nehemia Lawallata (tokoh GMNI Indonesia Timur) bahwa Hadi Utomo mungkin saja mempunyai peran dalam skandal Nazaruddin, tersangka kasus dugaan suap Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang
Hadi Utomo, menantu Sarwo Edhi Wibowo dan adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat (PD) periode 2005-2010 dalam Kongres I PD di Sanur, Bali, dini hari pukul 03.35 WITA, 23/5/2005. Dalam pemilihan putaran kedua, Hadi meraih 302 suara menyisihkan dua kandidat lainnya, yakni Subur Budhisantoso 108 suara dan Surato Siswodihardjo 39 suara. Sebelumnya, pada siang hari 22/5/2005, Kongres I PD yang berlangsung di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Bali, dengan mulus memilih Susilo bambang Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Pembina PD. Dewan Pembina ini mempunyai kuasa pembinaan tertinggi dalam tubuh partai itu.
Hadi Utomo kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 15 Agustus 1945, berlatar belakang militer dengan pangkat terakhir kolonel. Dia alumni Akabri angkatan 1970, yang sudah memasuki masa purnawirawan. Dia adalah salah satu kader PD yang terakhir menjabat menjabat Wakil Sekjen DPP. Dia terkenal gigih berjuang dalam pemilu legislatif maupun pemilu presiden 2004. Terakhir di PD. Dia pun terpilih menjadi anggota DPR dari PD periode 2004-2009. Keanggotaan di DPR itu akan dilepaskannya setelah terpilih menjadi Ketua Umum PD.
Proses pemilihan Ketua Umum DPP berlangsung a lot, mulai dari pembahasan persyaratan pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dan suara Dewan Pimpinan Cabang (DPC) bermasalah. Pemungutan suara tahap pertama dilakukan terhadap delapan bakal calon ketua umum DPP, yakni Agus Abu Bakar, Hamidah Hamid, Subur Budhisantoso, Hadi Utomo, Sutan Bhatoegana, Suratto Siswodihardjo, Nurhayati Ali Assegaf dan Ahmad Mubarok. Pada pemilihan putaran pertama yang berakhir pukul 00.45 WITA, tiga calon masuk putaran kedua yakni Hadi Utomo (264 suara), Subur Budhisantoso (106), dan Suratto Siswodihardjo (72).
Setelah sidang diskor selama 30 menit, pemilihan putaran kedua dimulai. Dalam pemilihan putaran kedua, yang berakhir dini hari pukul 03.35 WITA, 23/5/2005, Hadi meraih 302 suara, menyisihkan dua kandidat lainnya, yakni Subur Budhisantoso 108 suara dan Surato Siswodihardjo 39 suara. Sebelumnya, persyaratan bakal calon ketua umum menjadi pembahasan a lot dalam kongres. Setelah syarat harus telah menjadi pengurus minimal selama satu tahun dibahas sehari sebelumnya, kemudian persyaratan pendidikan minimal S1 berlangsung a lot sehingga harus divoting. Anggota panitia pengarah, Irzan Tandjung, secara berapi-api sempat menolak syarat S1 itu. "Orang cerdas tidak ada hubungannya dengan titel. Banyak pemimpin yang lahir tidak berpendidikan tinggi. Mereka itu kita hormati karena wisdomnya. Apalagi UU Pemilu Presiden hanya mensyaratkan calon presiden lulus SLTA," ujar guru besar ekonomi itu.
Hujan interupsi beralngsung, hingga pimpinan sidang, Marcus, menawarkan apakah akan melaksanakan voting atau tidak. Akhirnya disepakati divoting dengan dua pilihan calon ketua umum harus lulusan S1 atau SLTA/SMA/ SMU. Dari total jumlah suara dalam voting itu 467 suara, dengan rincian satu suara DPP, 32 suara DPD, dan 434 suara DPC, hanya 447 suara yang mengikuti voting. Hasilnya sebanyak 246 suara memilih S1 dan 196 suara memilih SLTA. Empat suara tidak sah dan satu suara abstain. Persyaratan yang kemudian disahkannya sebagai syarat ke-10 dalam Pasal 27 peraturan tata tertib kongres yang menyebutkan seorang calon ketua umum PD minimal harus S1, telah membuat Sys NS dan Soekartono Hadiwarsito tersingkir dari bursa calon ketua umum. Sehingga calon tinggal sembilan orang. Lalu mendadak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi mengundurkan diri. Tinggal delapan nama yang mengikuti pencalonan.
Jabatan
Ketua Umum DPP Partai Demokrat periode 2005-2010
Anggota DPR/MPR 2004-2009
Pendidikan
Akabri 1970
Sekolah Tinggi Hukum Militer (1998)
S2 (Magister Manajemen) STIE Widya Jayakarta (2001)
Pangkat Terakhir
Kolonel Infanteri AD
Karir
Kepala Trantib (Ketenteraman, Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat) DKI Jakarta
Organisasi:
Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat (2001-2005)
Ketua Umum DPP Partai Demokrat (2005-2010)
Referensi
http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/h/hadi-utomo/index.shtml
https://id.wikipedia.org/wiki/Hadi_Utomo
0 Comments
Post a Comment