Biodata
Lahir: 27 September 1950 Jakarta, Indonesia
Kebangsaan: Indonesia
Partai politik: P. Pelopor (2002–12), Partai NasDem (2012–14), P. Gerindra (2015–)
Suami: Martomo Pariatman (bercerai), Dicky Suprapto (bercerai), Benny Sumarno
Anak: Hendra Rahtomo, M. Marhaendra Putra, M. Mahardhika Putra
Agama: Islam
Biografi
Ia sempat kuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan aktif di berbagai organisasi, antara lain Gerakan Siswa Nasional Indonesia (GSNI), Gerakan Pemuda Marhaenis (GPM) dan Forum Komunikasi Front Marhaenis (FKFM). Ketika era 1998 telah membawa perubahan angin politik di Indonesia dengan maraknya partai-partai politik baru yang terbentuk, termasuk Megawati Soekarnoputri yang mendeklarasikan PDIP pada 1 Februari 1999, Rachmawati Soekarnoputri menyatakan tidak ingin latah mendirikan partai. Hingga pemilu 1999 dilaksanakan ia tetap keukeh dirinya tetap independen dan tidak akan bergabung dengan partai apapun.
Cita-cita yang ingin dilakoninya sepanjang hayat adalah mensosialisasikan ajaran Marhaenisme ayahnya. Apalagi dari ketiga saudaranya, ia sendirilah yang merasa paling artikulatif dalam membicarakan Marhaenisme. Ajaran ini—yang dulu digunakan Soekarno sebagai jawaban terhadap praktis kolonialisme dan imperialisme penjajah Belanda di tanah air—dinilainya mampu menjawab berbagai permasalahan Indonesia masa kini. [Baca biografi tokoh Indonesia lainnya di sini]
Seolah mendapat wangsit pada akhirnya ia terjun ke dunia politik mulai tahun 2001. Tepat ketika ia mendeklarasikan pembentukan Forum Nasional. Forum Nasional membantu membidani lahirnya Partai Persatuan Bangsa Indonesia. Ia pun digadang oleh partai ini sebagai calon presiden tetapi urung dilakukan sebab partai ini tidak lolos verifikasi pemilu 2004. Setahun setelahnya ia sendiri mendirikan Partai Pelopor yang dideklarasikan pada 29 Agustus 2002. Oleh karena merasa paling Marhaen, ia mulai "menyerang" kakak kandungnya secara politis saat Mega menjabat kursi kepresidenan. Di muka publik kerap Megawati diremehkannya, seolah-olah ingin menunjukkan pada mata Indonesia ia yang lebih pantas memimpin Indonesia.
Sayangnya dewi fortuna belum berpihak padanya. Pemilu presiden 2004 justru membawa pasangan incumbent Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden di urutan pertama dengan jumlah suara sebesar 33,5 persen. Mengalahkan pasangan Mega-Hasyim Muzadi dengan suara sebesar 26,65 persen di urutan kedua. Praktis pula mengalahkan Rachmawati dalam prosesi ini. Partai Pelopor bentukannya pun tak mampu memperoleh jumlah suara tak lebih dari 1 persen, karena itu terkena Partai Pelopor terkena aturan electoral treshold.
Walaupun demikian kiprah Rachmawati di dunia politik nampaknya belum terhenti. Terhitung sejak 1 Mei 2007 ia berhenti dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Pelopor.
1969 Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Karir
Pendiri Universitas Bung Karno
Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno
Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)
Ketua Umum Partai Pelopor.
Walaupun demikian kiprah Rachmawati di dunia politik nampaknya belum terhenti. Terhitung sejak 1 Mei 2007 ia berhenti dari jabatan Ketua Umum DPP Partai Pelopor.
Pendidikan
1969 Fakultas Hukum Universitas Indonesia
Karir
Pendiri Universitas Bung Karno
Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno
Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres)
Ketua Umum Partai Pelopor.
Referensi
Tim Litbang Kompas, Partai-partai Politik Indonesia, Ideologi dan Program 2004-2009, Jakarta: Kompas, 2004.
http://www.tokohindonesia.com
http://www.antara.co.id
http://id.wikipedia.org
http://www.fahrihamzah.com.
0 Comments
Post a Comment