Habib Bahar bin 'Ali bin Smith, Pimpinan Majelis Pembela Rasulullah SAW, yang juga dikenal dengan Habib Bule dikarenakan parasnya yang wajahnya yang kubule-bulean, ditahan oleh Mapolresta Jakarta Selatan. Penahanan tersebut dilakukan karena aksi Nahi Munkar (mencegah kemungkan) di bulan Ramadhan terhadap Cafe De Most, Jl Veteran Raya Kavling 8 Bintaro, Pesanggrahan, Jaksel. Aksi Nahi Munkar tersebut dilakukan untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan yang dinodai oleh orang-orang penista bulan Ramadhan.
"Habib Bahar sudah ditetapkan tersangka dan ditahan di Polres Jakarta Selatan," kata Kepala Polres Jaksel Kombes Pol Imam Sugianto kepada wartawan di kantornya, Jalan Wijaya I, Jakarta Selatan, Minggu (29/7/2012), demikian dilansir oleh detik.com.
Pada kesempatan yang sama, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, Habib Bahar berperan aktif dalam aksi tersebut dengan mengerangkan pesonelnya. Di rumah Habib Bahar pula di kawasan Pondok Aren, Tangerang, konsolidasi untuk aksi sweeping itu dilakukan. Konsolidasi itu dilakukan 2 minggu sebelum aksinya.
Kepada polisi, Habib Bahar mengaku kesal dengan adanya kafe yang membandel selama bulan puasa. Habib Bahar kemudian berinisiatif untuk melakukan aksi nahi munkar tanpa berkoordinasi dengan aparat terkait.
"Dengan alasan kafe masih buka dan disinyalir ada (barang atau kegiatan) yang dilarang selama bulan puasa, mereka insiatif menutup namun dalam tindakannya melakukan tindakan perusakan. Untuk itu kita melakukan pengamanan agar tidak terjadi lagi," paparnya.
Selain Habib Bahar, Ada Tersangka Lain
Selain Habib Bahar, polisi juga menetapkan 23 tersangka lainnya. Mereka dijerat dengan pasal 170 KUHP tentang pengrusakan subsider Pasal 2 ayat (1) UU Darurat No 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara. Dari para tersangka, polisi menyita barang bukti berupa 1 buah golok, 1 bilah celurit, 4 bilah samurai, 4 batang stik golf, 1 buah double stik dari besi, 1 potong kayu, 1 buah bendera Majelis Pembela Rasulullah serta satu set alat musik milik kafe.
Seperti diberitakan oleh detik.com, polisi menggaruk 62 anggota ormas Majelis Pembela Rasulullah di Kafe De Most pukul 23.00 WIB. Sementara 39 lainnya dilepaskan dan dikembalikan ke orangtuanya masing-masing dengan alasan mereka masih di bawah umur. Massa mendatangi kafe tersebut dengan persenjataan seperti celurit, stik golf, golok dan samurai serta bendera ormas. Para pelaku kemudian merusak dan menghancurkan barang-barang di kafe dan memukul dua orang karyawan kafe.
Habib Bahar bin Smith sendiri, tidak hanya aktif melakukan aksi nahi munkar, namun juga dakwah Islam, bahkan pembinaan terhadap ormas-ormas para pemuda (kepemudaan). Habib Bahar juga sangat anti terhadap pelecehan yang dilakukan oleh orang-orang kafir Ahmadiyah. Dan juga pernah ikut mempertahankan Makam Mbah Priok.
Dakwah Habib Bahar Bin Smith
Tanggapan Habib Bahar Terhadap Penangkapan
Menanggapi penangkapan terhadap dirinya, Habib Bahar mengatakan "Demi Allah, penjara tidak membuat kami gentar. Kami menjaga kesucian dan kemuliaan bulan Ramadhan. Jadi bagi para orang-orang munafik yang banyak omong atas apa yang kami lakukan, diam aja kalian semua. Kalian tidak tahu apa-apa. Saya Pimpinan Majelis Pembela Rasululloh bertanggung jawab dunia akhirat atas apa yang terjadi semalam. Allahu Akbar", demikian yang disampaikan oleh Habib Bahar.Dukungan terhadap Habib Bahar tidak hanya dari jama'ah yang berada di Jawa, namun juga jama'ahnya yang berada di Kalimantan
Referensi
http://blog.resistnews.web.id/2012/07/habib-bahar-bin-ali-bin-smith-pimpinan.html
0 Comments
Post a Comment