Terlahir dengan nama Leonardo Wilhelm DiCaprio pada 11 November 1974, aktor sekaligus produser film, Leonardo DiCaprio, adalah anak tunggal dari pasangan Irmelin dan George DiCaprio. Saat berumur setahun, orangtua Leonardo bercerai dan dia tinggal bersama ibunya. Meski demikian, Leonardo kecil juga kerap menghabiskan waktu bersama ayahnya. Selain komik dan kartu baseball, kegemaran Leonardo adalah pergi ke museum bersama sang ayah.
Beranjak dewasa, Leonardo yang telah lulus dari John Marshall High School ini memulai debutnya di layar lebar dalam film horor "Critters 3" (1991). Tak lama kemudian dia berhasil mendapatkan peran utama di film "This Boy's Life" (1992) dimana Leonardo beradu akting dengan Robert De Niro. Berkat perannya di film itu, peluang Leonardo untuk menjadi aktor terkenal semakin terbuka. Hal ini terbukti ketika dia berhasil meraih nominasi Oscar dan Golden Globe sebagai Aktor Pemeran Pembantu Terbaik lewat perannya sebagai saudara Johnny Depp di film "What's Eating Gilbert Grape" (1993).
Tahun 1995 hingga 1997 merupakan masa-masa keemasan bagi aktor pengagum serial TV "Twilight Zone" ini. Hanya dalam kurun waktu dua tahun, Leonardo berhasil mendapatkan peran di beberapa film terkenal, seperti "The Quick and the Dead" (1995), "The Basketball Diaries" (1995), "Romeo and Juliet" (1996) dan perannya sebagai Jack Dawson di film "Titanic" (1997), yang membuat namanya sebagai aktor semakin melejit.
Tak ingin hanya sekedar menjadi aktor idola, Leonardo pun berani mengambil resiko untuk memerankan karakter dengan kepribadian yang berbeda. Usai berperan sebagai pemuda petualang miskin di "Titanic", Leonardo pun berganti peran menjadi pangeran di film "The Man in the Iron Mask" (1998). Semakin tertantang, Leonardo pun terlibat dalam beberapa film besar, seperti "The Aviator", "Blood Diamond" dan "Body of Lies". Baru-baru ini dia juga ikut bermain di film "Shutter Island" dan film arahan sutradara Christopher Nolan yang akan dirilis Juli tahun ini, "Inception".
Ambisi Leonardo di dunia film tak hanya ditunjukkan lewat peran-perannya tetapi juga melalui film layar lebar yang diproduseri olehnya. Bahkan hasil karyanya itu berhasil meraih beberapa nominasi dan penghargaan, diantaranya penghargaan Golden Globe kategori Aktor Terbaik 2004 ("The Aviator"), nominasi penghargaan Oscar kategori Aktor Terbaik 2004 ("The Aviator") dan nominasi penghargaan Teen Choice Awards 2009 kategori Choice Summer Movie: Drama ("Orphan").
Selain menjadi produser film fiksi, Leonardo juga menunjukkan ketertarikannya untuk memproduseri bidang dokumenter lewat film bertema isu lingkungan dan kemanusiaan, "The 11th Hour" yang dirilis pada tahun 2007. Tak hanya menjadi produser, Leonardo juga menjadi narator sekaligus penggagas ide pembuatan film tersebut. Disutradarai oleh Leila Conners Petersen dan Nadia Conners, Leonardo ingin menyampaikan pesan bahwa pemanasan global bukan hanya sekedar permasalahan lingkungan saat ini, tapi salah satu masalah paling penting yang dihadapi seluruh umat manusia.
Tak banyak yang bisa digali dari kehidupan pribadi aktor berusia 35 tahun ini. Pasalnya, Leonardo dikabarkan sangat tertutup dan tak suka mengumbar detail kehidupan pribadinya. Meski demikian, dia pernah dikabarkan menjalani kasih dengan beberapa model dan aktris terkenal, seperti Kristen Zang (1996 - 1997), Gisele Bundchen (1998 - 2005) dan Bar Refaeli (2005-2009). Bahkan Leonardo pernah berkencan dengan Demi Moore dan lawan mainnya di film "Titanic", Kate Winslet.
Merasa enggan dicap sebagai playboy, Leonardo mengungkapkan kalau dirinya sebenarnya sangat ingin menikah dan memiliki anak. Pernyataannya itu berlawanan dengan pendapatnya ketika masih muda. Saat itu, Leonardo beranggapan kalau dirinya tak pernah jatuh cinta dan tak percaya dengan pernikahan. Kini, dia mengaku tak lagi menjadi sosok yang sinis dan ingin berusaha mencari arti cinta yang sebenarnya. Bagi Leonardo, dia ingin dikenal bukan hanya sebagai aktor melainkan seseorang yang punya rasa cinta dan kepedulian hingga mampu berbuat lebih baik lagi.
Dengan nama lengkap Leonardo Wilhelm DiCaprio lahir di Los Angeles, 11 November 1974 Ibunya, Irmelin, adalah mantan sekretaris hukum berdarah Rusia. Sang ayah, George DiCaprio adalah distributor komik sekaligus komikus bawah tanah berdarah campuran Italia-Jerman. Karir akting Leo sudah dimulai sejak usia 5 tahun. Saat itu dirinya bermain dalam drama televisi berjudul Romper Room. Namun setelah itu karir aktingnya tak berjalan mulus. Leo kecil berkali-kali ditolak dalam audisi sejumlah film. Pernah sekali waktu ia gagal mendapatkan kontrak dengan sebuah agensi gara-gara menolak mengganti nama panggungnya menjadi Lenny William.
Leo tak patah arang. Dukungan besar dari sang ayah pun membuatnya menapaki langkah demi langkah menuju dunia seni peran dan hiburan. Setelah muncul di sejumlah iklan layanan masyarakat seperti How to Deal With a Parent Who Takes Drugs dan Mickey’s Safety Club, Leo yang beranjak dewasa pun malang melintang di sejumlah drama televisi seperti Lassie, The Outsiders, Santa Barbara, Roseanne, Parenthood, dan Growing Pains. Namun baru pada film Critters 3 (1991) Leo mendapat peran serius pertamanya. Setelah membintangi sejumlah film layar lebar, nama Leo benar-benar melejit saat ia menjadi peran utama dalam sebuah megadrama berjudul Titanic pada tahun 1997. Salah satu film Hollywood tersukses sepanjang masa ini benar-benar melambungkan nama dan karir Leo ke puncak tertinggi selebriti Hollywood.
Kepopuleran ini sempat membuat kejiwaan Leo terguncang. Ia nyaris tak mengenali dirinya sendiri pasca meledaknya film Titanic. Alih-alih membuatnya bangga da besar kepala, popularitas justru membuatnya tersiksa. Tak tahan dengan semua itu, Leo ‘menghilang’ dari dunia seni peran sejenak. Film layar lebar Leo yang pertama setelah Titanic adalah The Man In The Iron Mask. Film ini rupanya tak mendapat sambutan positif dari masyarakat. Leo bukannya patah arang, malah sepertinya ia mensyukuri hal ini. Segera saja setelah The Man In The Iron Mask, dirinya membintangi sejumlah peran yang membuat namanya dikenal sebagai aktor watak kawakan, bukan aktor berparas tampan pujaan-hati-wanita seperti perannya Titanic.
Leonardo DiCaprio di Titanic Catch Me If You Can (2002), dan Gangs of New York (2002) adalah film-film yang membuat sinar Leo kembali terang. Tiga film Leo berikutnya pun tak kalah dahsyat. Masing-masing berjudul The Aviator (2004), Blood Diamond (2006), dan The Departed (2006), tiga film tersebut telah menghantarkan Leo kembali ke gerbang kesuksesan Hollywood, kali ini sebagai aktor watak yang sempurna. leo telah berhasil menghapus imej manisnya di film Titanic yang membuatnya ‘sakit’ itu.
Pada tahun 2010 kembali Leo membintangi sebuah film action sci-fi yang sukses besar, bertajuk Inception. Dalam film tersebut, Leo kembali menunjukkan akting prima. Menonjolkan watak alih-alih ketampanan. Sosok Leo kembali menjadi nominasi penghargaan bergengsi Academy Award untuk kesekian kalinya. Pada tahun yang sama, sebuah film Thriller yang dibintanginya bertajuk Shutter Island, berhasil mencuri perhatian khayalak pencinta film di seluruh dunia. Bahkan film tersebut sempat menjadi topik bahasan hangat di sejumlah forum internet karena endingnya yang membingungkan dan akting Leo yang memukau.
Leo juga dikenal sebagai satu dari segelintir selebriti Hollywood yang betul-betul memiliki kepedulian terhadap kegiatan kemanusiaan. Dirinya kerap berkeliling dunia untuk memberi penyuluhan tentang penyelamatan lingkungan atau sekedar menyantuni para korban bencana alam atau musibah lainnya. Sejumlah penghargaan kemanusiaan pun diraihnya seperti Star Eco Station (Celebrity For the Environment Award), Environment Now (Martin Litton Environmental Warrior Award), dan Green Cross International and Global Green USA (Entertainment Industry Environmental Leadership).
Seperti selebriti lainnya, kehidupan pribadi Leo pun menjadi ‘tumbal’. Tercatat Leo pernah berhubungan dengan sejumlah wanita ternama, antara lain Cameron Diaz, Sara Gilbert, Kate Winslet, Liv Tyler, Juliette Lewis, Claire Danes, Natasha Henstridge, Demi Moore, Bridget Hall, Bijou Phillips, Kristin Zang, Amber Valleta, Helena Christensen, dan terakhir model asal Israel, Bar Refaeli. Namun, dari sederet nama itu, hubungannya dengan model cantik Gisele Bundchen yang paling mencuri perhatian. Namun segala ketenaran dan kesuksesan tersebut masih membuatnya tak nyaman. Leo tak suka kehidupan pribadinya dilahap oleh publik, ia hanya ingin karyanya dan peran-perannya yang dikenang dan diapresiasi, bukan privasinya. Kini Leo juga mendirikan sebuah perusahaan film bernama Appian Way yang berada di bawah Warner Brothers, dan dirinya juga menjadi produser dan penulis sejumlah buku.
Karir
Karir Sosok Leonardo Wilhelm DiCaprio memikat hati banyak remaja di dunia setelah membintangi film Titanic pada 1997. Peran Jack Dawson dalam film yang menyabet 11 Oscar dari 14 nominasi itu mengantarkan Leo pada puncak popularitas. Dunia seni peran menjerat Leo sejak kanak-kanak. Di usia 5 tahun, ia sudah bermain dalam drama televisi Romper Room. Namun, perjalanan kariernya tak mulus. Ia gagal dalam sejumlah audisi yang rajin ia ikuti sejak usia 10 tahun. Leo bahkan pernah kehilangan kontrak dengan sebuah agensi gara-gara ia diminta mengganti nama panggung menjadi Lenny William. Dukungan kuat ayahnya membuat Leo tak patah semangat. Setelah sempat menjadi model iklan layanan masyarakat How to Deal With a Parent Who Takes Drugs dan Mickey's Safety Club, peran di sejumlah acara televisi pun diraihnya seperti Lassie, The Outsiders, Santa Barbara, Roseanne, Parenthood, dan Growing Pains. Dan, melalui debut film Critters 3 pada 1991, Leo semakin mantap menapaki karier di dunia film. Sebelum menggapai sukses lewat Titanic, sederet film populer telah ia mainkan seperti Poison Ivy (1992), This Boy's Life (1992), What's Eating Gilbert Grape (1993), The Quick and The Dead (1995), The Basketball Diaries (1995), Total Eclipse (1995), Romeo + Juliet (1996), dan Marvin's Room (1996).
Peran Arnie Grape yang ia mainkan di What's Eating Gilbert Grape, bahkan mengangkat namanya ke sejumlah ajang penghargaan seperti Academy Award dan Golden Globe. Leo menjadi nominasi pemeran pendukung pria terbaik. Namanya pun telah cukup populer sebagai bintang Hollywood. Namun, kepopulerannya klimaks usai membintangi Titanic. Leo bermain apik bersama aktris Kate Winslet. Berlatar kisah tenggelamnya kapal mewah Titanic pada 1912, keduanya sukses merajut drama romantis nan fenomenal. Selama 12 tahun, kisah mereka menjadi film terlaris sepanjang masa. Baru pada awal 2010, film garapan James Cameron itu tumbang oleh film Cameron lainnya, Avatar. Ironisnya, kesuksesan itu justru membuat Leo hampir hancur. Ia tersiksa dengan popularitas yang melejit begitu cepat. Kala itu, ia merasa tak mengenali dirinya sendiri. Sorotan media yang berlebihan membuat Leo kehilangan kendali atas hidupnya. Itulah mengapa, ia sempat ‘menghilang' sebelum akhirnya kembali ke layar lebar lewat film The Man in The Iron Mask. Seolah antiklimaks, The Man in The Iron Mask yang beredar pada 1998 tak terlalu mendapat sambutan masyarakat. Demikian pula sederet film setelahnya seperti Celebrity (1998), The Beach (2000), Don's Plum (2001). Sinar Leo kembali terang saat ia membintangi Catch Me If You Can (2002), dan Gangs of New York (2002). Catch Me If You Can garapan Steven Spielberg mengantarkan Leo ke jajaran nominasi aktor terbaik Golden Globe. Tiga film selanjutnya The Aviator (2004), Blood Diamond (2006), dan The Departed (2006) juga seakan mengembalikan kejayaan Leo yang sempat redup. Melalui tiga film itu, Leo kembali mendulang sejumlah penghargaan dari sejumlah ajang bergengsi. Kemampuannya menghidupkan sosok Howard Hughes dalam Aviator bahkan mengantarkan Leo ke panggung Golden Globe sebagai aktor terbaik. Namun, Leo tak hanya ingin menjadi aktor. Di tengah kesibukannya di dunia akting, ia banyak terlibat dalam sejumlah kegiatan kemanusiaan seperti penggalangan dana untuk korban tsunami atau penderita kanker. Ia adalah satu dari sedikit selebriti Hollywood yang memiliki kepedulian tinggi terhadap permasalahan sosial dan lingkungan. Sejumlah penghargaan pun diraihnya seperti Star Eco Station (Celebrity For the Environment Award), Environment Now (Martin Litton Environmental Warrior Award), dan Green Cross International and Global Green USA (Entertainment Industry Environmental Leadership).
0 Comments
Post a Comment