Ali Alatas lahir 4 November 1932 di Jakarta. Ia meniti karirnya sejak 22 tahun sebagai diplomat di Sekretaris II Kedubes RI di Bangkok. Alumni Fakultas Hukum UI 1956 dan Akademi Dinas Luar Negeri ini sejak kecil bercita-cita ingin menjadi pengacara.
Mendiang Ali Alatas adalah salah satu diplomat handal Indonesia. Namanya tidak akan terlupa karena setiap kabinet Pembangunan era Soeharto selalu muncul namanya sebagai Menteri Luar Negeri dari 1987-1999. Karena kepiawaiannya dalam diplomasi Internasional, Beliau pernah didominasikan menjadi Sekjen PBB oleh sejumlah negara Asia tahun 1996.
Berbagai jabatan yang membidangin masalah luar negeri ia emban, hingga Ali Alatas dipercaya menjadi Wakil Tetap RI di PBB- Jenewa (1976-1978), Sekretaris Wakil Presiden (1978-1982), Wakil Tetap Indonesia di PBB, New York (1983-1987), dan menjadi Menteri Luar Negeri (1987-1999) di masa Soeharto dan Habibie.
Selesai tugas menjalankan misi sebagai Menteri Luar Negeri, di setiap era pemerintahan setelah Habibie, Ali Alatas dipercaya sebagai sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri (Gusdur), Penasihat Presiden untuk Urusan Luar Negeri (Megawati), dan Ketua Dewan Pertimbang Presiden (SBY). Surat kabar utama Thailand, The Nation, memuji mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas, sebagai negarawan besar Asia terutama karena inisiatif-inisiatif diplomatiknya yang brilian di Kamboja dan perjuangannya memoles citra Indonesia ketika Insiden Santa Cruz di Timor Timur mencoreng pencapaian diplomasi RI yang fenomenal saat itu.
Kepergian Sang Diplomat Ulung
Almarhum Ali Alatas meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, pada 11 Desember 2008 pagi pada usia 76 tahun karena terkena serangan jantung. Jenazah tiba di Bandara Soekarno-Hatta disambut oleh Menko Polhukam, Mensesnge, Menlu Hassan Wirajuda, dan anggota Wanpimpres.
Kepergian Ali Alatas meninggalkan duka mendalam bagi rakyat Indonesia maupun berbagai negara sahabat karena jasa-jasanya. Pemimpin dan duta besar negara-negara turut menyatakan bela sungkawa atas kepergiannya. Jenazah dimakamkan secara militer di Taman Pahlawan Kalibata-Jakarta. Selamat Jalan…Sang Diplomat…Terima kasih atas pengabdiannya…..
Karir (alm) Ali Alatas, SH
Korektor Harian Niewsgierf (1952-1952)
Redaktur Kantor Berita Aneta (1953-1954)
Sekretaris II Kedutaan Besar RI di Bangkok (1956-1960)
Direktur Penerangan dan Hubungan Kebudayaan Departemen Luar Negeri (1965-1966)
Konselor Kedutaan Besar RI di Washington (1966-1970)
Direktur Penerangan Kebudayaan (1970-1972)
Sekretaris Direktorat Jenderal Politik Departemen Luar Negeri (1972-1975)
Staf Ali dan Kepala Sekretaris Pribadi Menteri Luar Negeri (1975-1976)
Wakil Tetap RI di PBB, Jenewa (1976-1978)
Sekretaris Wakil Presiden (1978-1982)
Wakil Tetap Indonesia di PBB, New York (1983-1987)
Menteri Luar Negeri (1987-1999)
Penasihat Presiden untuk Urusan Luar Negeri (2001-2004)
Utusan khusus Sekjen PBB, di Myanmar (2005)
Ketua Dewan Pertimbang Presiden (2004 – 2008)
Jasa-Jasa Besar (alm) Ali Alatas bagi Indonesia dan Internasional:
Mewakili Indonesia untuk berbagai diplomasi tingkat tinggi seperti PBB, OKI, APEC, OPEC, sampai Gerakan Non-Blok sejak 1960-an.
Mampu meredam dan memperbaiki citra Indonesia setelah terjadinya insiden Santa Cruz di Timor Timur yang menewaskan puluhan orang pada 12 November 1991.
Berhasil meyakinkan pihak bertikai di Kamboja untuk berunding pada Juli 1988 di Istana Bogor.
Memperjuangkan Piagam Asean atau ASEAN Charter (Perjuangannya hampir terwujud. Saat ini, DPR sedang meratifikasi Piagam ASEAN untuk disesahkan menjadi UU)
Anggota EPG yang mampu mengikis salah paham, salah persepsi dan kecurigaan antar negara Indonesia-Malaysia.
0 Comments
Post a Comment