Helmi Yahya yang lahir di Palembang 6 Maret 1963 merupakan salah satu presenter kondang. Salah satu acaranya yang paling populer adalah kuis Siapa Berani. Helmi Yahya bukanlah lulusan fakultas ilmu komunikasi. Ia justru menyelesaikan kuliahnya di bidang akuntansi yaitu di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Sebuah jurusan yang sama sekali tak ada hubungannya dengan dunia presenter atau entertainment.
Semua berawal dari sebuah pertunjukan musik di STAN, Helmy saat itu bersama teman-temannya mengundang Ireng Maulana. Tampaknya Ireng Maulana sangat terkesan dengan gaya Helmy memanajemeni pertunjukan tersebut, kebetulan saat itu Ireng Maulana All Stars adalah band pengisi acara “Berpacu Dalam Melodi” yang diasuh oleh Master of Quiz Indonesia Ibu Ani Sumadi. Kemudian Helmy bergabung dengan Ani Sumadi Production. Ia bergabung selama sepuluh tahun dari 1989 sampai 1999 dan menimba ilmu dari Ibu Ani Sumadi.
Merasa dirinya harus lebih berkembang, pada tahun 1999 ia memutuskan keluar dari Ani Sumadi Production, dan langsung mengibarkan bendera Joshua Enterprise dan Helmy Yahya Production House, Keduanya kemudian dilebur dalam satu wadah Triwarsana yang merupakan perusahaan patungan antara Helmy Yahya, Joddy Suherman (ayah Joshua) dan Liem Sio Bok. dik Tantowi Yahya ini memang dikenal dengan kesibukannya di dunia televisi. Mulai dari MC dan sibuk mengurusi berbagai program acara.
Di tengah kesibukannya Helmy Yahya masih menyempatkan menulis novel. Triwarsana perusahaan yang kini ditanganinya mungkin adalah Production House tersibuk di Indonesia. Akhir tahun ini saja mereka akan menangani 30 program acara televisi.
Tampaknya sulit mencari orang yang tidak mengenal Helmy Yahya. Tokoh pengusaha muda yang akrab dengan dunia hiburan televisi, se-abrek aktivitas kini ditekuninya. Namun kalau boleh memilih antara menjadi seorang entertainer, pembawa acara (MC), dosen, manajer, artis, penyanyi atau menjadi seorang pengusaha, Helmy Yahya lebih suka jika orang mengenalnya sebagai seorang pengusaha. Karena menurutnya, terceburnya ia ke dunia entertainment hanyalah sebuah kebetulan semata.
Di tengah kesibukannya Helmy masih tercatat sebagai Dosen STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) untuk mata kuliah pemasaran, Teori Akuntansi, dan Etika Bisnis, pastilah menyenangkan menjadi salah seorang mahasiswanya. Menjadi dosen adalah salah satu komitmennya yang akan terus ia lakoni, "Saya berasal dari dunia kampus, jadi saya tidak akan meninggalkannya," ujarnya.
Kisah Sukses Helmy Yahya si Raja Kuis
Semua berawal dari sebuah pertunjukan musik di STAN, Helmy saat itu bersama teman-temannya mengundang Ireng Maulana. Tampaknya Ireng Maulana sangat terkesan dengan gaya Helmy
memanajemeni pertunjukan tersebut, kebetulan saat itu Ireng Maulana All Stars adalah band pengisi acara "Berpacu Dalam Melodi" yang diasuh oleh Master of Quis Indonesia Ibu Ani Sumadi. Sejurus kemudian Helmy telah bergabung dengan Ani Sumadi Production, sepuluh tahun lamanya (kurun waktu 1989-1999) ia menimba ilmu dari Ibu Ani Sumadi. Merasa dirinya harus lebih berkembang, maka pada tahun 1999 ia memutuskan keluar dari Ani Sumadi Production, dan langsung mengibarkan bendera Joshua Enterprise dan Helmy Yahya production House, keduanya kemudian dilebur dalam wadah Triwarsana yang merupakan perusahaan patungan antara Helmy Yahya, Joddy Suherman (ayah Joshua) dan Liem Sio Bok.
Helmy tidak pernah memimpikan keberhasilan ini dan tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang entertainer atau memiliki perusahaan. Cita-citanya adalah menjadi seorang dokter, namun anehnya ia tidak pernah menempuh pendidikan yang seharusnya ditempuh untuk menjadi seorang dokter. Ia malah memilih akuntansi, karena pada saat itu ia harus mencari sekolah yang "gratis". karena ia yakin kedua orangtuanya tidak akan pernah mampu membiayai sekolahnya. Oleh karena itu ia keluar dari IPB dan masuk STAN.
Helmy menyikapi anggapan orang yang menganggapnya sekarang lebih tinggi dari kakak kandungnya,Tantowi Yahya. Ia akui banyak belajar dari kakaknya. Mereka berdua sama-samamemulai dari nol, jadi mereka sama-sama mensyukuri apa-apa yang telah mereka dapatkan.
Helmy tidak pernah membuat penahapan dalam mencapai apa yang kini ia dapatkan. Ia bukan orang yang begitu rigid dan menyusun planning, filosofinya adalah mengalir saja, yang penting ia berusaha untuk jalan terus dan berusaha agar setiap hari ada sesuatu yang bertambah. Namun demikian ia tidak pernah terkejut dengan apa yang ia dapatkan, karena apa yang ia dapatkan adalah hasil dari sebuah proses. Jadi,ia tidak pernah mengenal apa yang dikatakan orang "aji mumpung" atau mendapatkan sesuatu dari sebuah ketidaksengajaan. Walaupun menurutnya Kuis "Siapa Berani" itu merupakan sebuah serendipity, sebuah kebetulan yang kemudian menjadi sesuatu yang sangat luar biasa.
Masa-masa ketika Helmy hanya menjadi dosen di STAN dengan gaji yang sangat terbatas, dengan tiga orang anak adalah masa-masa yang sulit dalam perjalanan kariernya, saat-saat seperti inilah ia mendapatkan pelajaran kehidupan. Masa kecilnya sangat memprihatinkan, ia tidak pernah minum susu, tidak pernah mengenal sabun mandi, tidak pernah mengenal sampo, baju pun seadanya, celananya hanya dua hingga tiga potong saja, seringkali ia bermain dengan bertelanjang dada, tidak ada yang istimewa, ia lebih banyak belajar di jalanan. Itu juga yang dialami oleh keempat saudaranya termasuk Tanto, kehidupan yang sangat memprihatinkan inilah kemudian memotivasi mereka untuk menggapai kesuksesan. Ayah mereka senantiasa mengatakan, "jangan keduluan gaya daripada penghasilan." Jadi sebelum berhasil jangan gaya-gayaan dulu namun jika sudah sukses mau gaya apa pun silakan saja.
Satu lagi yang ia ingat, kedua orang tua mereka adalah orangtua yang tidak dengan mudah akan memenuhi apa yang mereka minta, mereka baru mau memberikan sesuatu,setelah anak-anaknya melakukan sesuatu untuk mendapatkanya. Kenyataannya pahit di masa lalu inilah kemudian menjadi semacam bekal untuk menghadapi keadaan sesulit apa pun, dan apa saja yang ia dapatkan sekarang adalah akumulasi dari kerja keras dan keprihatinan yang telah ia lalui selama ini.
Dari setiap kegagalan Helmy selalu dapat menarik pelajaran,seperti ketika banyak orang yang mengatakan film "Joshua Oh Joshua" gagal, namun menurut saya tidak. Karena ternyata ketika film itu ditayangkan di televisi pada malam tahun baru ratingnya 17, dan itu adalah rating tertinggi,lebih tinggi dari acara yang dikemas secara khusus dengan biaya yang tinggi pada malam yang sama. Produser film Joshua Oh Joshua masih kerap menghubungi mereka, namun mereka sendiri yang merasa kapok. Pembuatan film terlalu banyak menyita waktu, dan pada awalnya mereka menggarap film itu tak lain sebagai bentuk apresiasi mereka kepada perfilman nasional.
Helmy selalu bersiap diri untuk mengantisipasi kegagalan, bersiap diri untuk menghindari kegagalan.
Misalnya ia ditunjuk untuk membawakan acara yang sama sekali baru baginya,tentunya ia nervous, dan untuk menghilangkannya ia mempersiapkan diri. Contoh lainnya ketika beberapa saat yang lalu ditantang oleh Renny Jayusman untuk menyanyikan lagu-lagu rock di Hard Cafe, jujur ia akui ini adalah sesuatu yang baru baginya, dan jika selama ini ia kerap menantang orang di Kuis Siapa Berani, lalu ia pikir mengapa ia harus mundur jika mendapatkan tantangan. Saat itu ada rasa takut dalam dirinya jika ia gagal. Bahkan Tanto marah besar ketika ia menerima tantangan itu,bagi Tanto buat apa mempertaruhkan reputasi untuk hal yang menurut Tanto tidak patut untuk dilaksanakan. Akhirnya ia mempersiapkan dirinya, bukan lari, dan Alhamdulillah ia berhasil. Malah setelah pertunjukan, ia berhasil mendapatkan kontrak untuk rekaman dan juga mendapatkan kontrak untuk sebuah acara musik di televisi.
Menurut Helmy, kita membutuhkan tantangan untuk membuat diri kita menjadi lebih baik,dan jika Anda dihadapkan pada sebuah tantangan jangan mengelak dari tantangan itu, namun cobalah sekeras mungkin untuk menjawab tantangan itu, belajarlah dan berlatihlah secara terus-menerus, dan ini yang ia lakukan. Jika Tantowi dikenal pertama kali lewat Kuis Gita Remaja, maka Helmy dikenal oleh khalayak luas
lewat Kuis Siapa Berani, walaupun sebelumnya ia juga telah terlibat dalam banyak acara olahraga seperti NBA Games. Pengalamannya membawakan acara olahraga juga menarik, karena di sana ia bersama dengan Agus Maulo dan Reinhard Tawas seperti membawa genre baru. Karena mereka membawakan acara olahraga tersebut dengan emosi yang baru, mereka biasa berteriak, atau melakukan hal lainnya yang tidak pernah ditemui pada acara serupa di waktu-waktu sebelumnya.
Ia juga sempat mendapatkan kritik,karena ia berbicara dengan speed yang tidak wajar, namun ia bilang kepada mereka inilah sport, inilah basket ball semuanya berlangsung cepat. Dan lihatsekarang hampir semua pembawa acara olahraga telah berubah,dan ia senang jika dirinya bisa membawa sebuah perubahan. Helmy juga butuh sekali tim yang baik untuk mendukung kariernya dan tentunya untuk kepentingan Triwarsana. Saat ini Triwarsana telah menangani 17 program acara televisi, dan di akhir tahun nanti akan menjadi 30 program acara. Karena bagi mereka melakukan semua ini adalah tuntutan agar mereka dapat terus berkembang, dan ia tidak pernah ambil pusing jika ada orang yang kemudian menganggapnya greedy. Tim saya kini berjumlah 70-an orang. Setiap program setidaknya harus ditangani oleh 5-6 orang,ini artinya timnya telah bekerja dengan baik.
Ia tidak pernah dibuat pusing atau frustasi memikirkan segala sesuatunya agar dapat berjalan seperti yang ia harapkan, karena ia percaya timnya sangat mengetahui apa yang mereka lakukan. Kepercayaan adalah kata kuncinya, dan nya bersyukur seluruh timnya adalah anak-anak muda yang dapat dipercaya, dan mereka bekerja selama 24 jam,mereka juga melakukan hal ini dengan hati yang tulus.
Uniknya, tidak ada satu pun dari anggota timnya yang berlatar belakang dunia broadcast, termasuk saya yang berasal dari disiplin ilmu akuntansi, namun karena kita telah komitmen untuk terus belajar maka mereka sebagai team work dapat dikatakan berhasil. Tidak berlebihan jika kemudian ia mengatakan, "Jika Anda ingin menyaksikan secara langsung the magic of team work lihatlah bagaimana kami bekerja."
Helmy baru bisa tidur jam 12 malam. Biasanya ia menyempatkan diri untuk berenang sebentar antara 10 hingga 15 menit, bagi saya saat seperti ini adalah saat saya dapat melakukan relaksasi, sehingga kepenatan seharian bisa saya tuntaskan. Setelah itu ia lanjutkan dengan membaca buku. Aktivitasnya dibuka dengan melaksanakan Shalat Subuh. Jam 8 pagi ia harus sudah berada di Indosiar untuk Kuis Siapa Berani. Anda bayangkan dengan 17 program acara, kadang-kadang ia harus menyusun waktu sedemikian rupa agar ia bisa menyaksikan proses pengambilan gambar dari ke-17 program tersebut. Belum lagi dengan 6-7 kali meeting dalam seharinya. Malam harinya ia juga kerap didaulat untuk menjadi MC pada acara-acara tertentu. Dan ia bersyukur masih dapat mengaturnya dengan baik, sehingga tidak ada satu pun yang tertinggal, terutama perhatiannya kepada keluarganya yang merupakan prioritas baginya.
Referensi
http://inspirasisuksesmulia.blogspot.com/2013/02/kisah-sukses-helmy-yahya-si-raja-kuis.html
0 Comments
Post a Comment