Pada kesempatan kali ini, akan di bahas biografi Rhoma Irama secara singkat. Rhoma Irama adalah seorang pemusik yang berbakat sehingga menjadi fenomenal. Seluruh rakyat Indonesia mengenalnya dengan sebutan “Raja Dangdut”. Rhoma Irama lahir di tatar sunda tepatnya kota Tasikmalaya tanggal 11 Desember 1946. Rhoma Irama adalah musisi yang memiliki masa kejayaan di tahun tujuh puluh dan delapan puluhan. Sebelum berjaya dengan grup band musik seperti saat ini. Rhoma terlebih dahulu ternyata sudah melewati jatuh bangun dengan band-band nya terdahulu. Pertama kali bersama rekan-rekannya, Rhoma mendirikan band Gayhand pada tahun 1963, di susul kemudian Rhoma berpindah ke orkes Chandra Leka. Namanya mulai berkibar ketika Rhoma memutuskan untuk membangun grup musik sendiri yang di beri nama Soneta Grup. Soneta tercatat pertama kali berdiri pada tanggal 13 Oktober 1973. Dengan bakat alaminya yang luar biasa, Rhoma mampu mengangkat warna dan image musik dangdut yang di anggap kampungan, sekarang sudah di sejajarkan dengan jenis musik lainnya. Rhoma juga merupakan pentolan grup musik Soneta tersebut. Dari beberapa literatur yang penyusun dapat terkait biografi Rhoma Irama, ia telah mengantongi sampai 11 Golden Record dari hasil karya – karyanya. Sesuatu yang tidak bisa di capai oleh musisi biasa.
Rhoma Irama merupakan legenda musik dangdut Indonesia. Lagu karya Rhoma adalah lagu wajib bagi penyanyi dangdut junior-juniornya. Bahkan di masa kejayaannya, majalah Tempo pernah memberitakan bahwa para penggemar Rhoma mencapai 10% rakyat Indonesia. Data ini di peroleh dari penjualan kaset lagu serta film yang di perankan oleh Rhoma. Angka penggemarnya menembus 15Juta orang, sebuah angka yang dahsyat. “Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas” Tempo, 30 Juni 1980.
Semua orang pastinya sudah hapal betul, bahwa setiap konser Rhoma pasti membludak. Panggung – panggung yang ada Rhoma pasti ramai oleh penonton. Jumlah penonton yang membludak ini ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia, negara tetangga seperti Malaysia, Brunei serta Singapura pun sama ramainya. Tidak heran dalam tiap konser nya sering terjadi penonton pinsan terutama penonton perempuan. Walaupun memiliki julukan sebagai “Raja dangdut”, namun ternyata Rhoma lebih suka bahwa jenis musiknya di sebut dengan musik Melayu.
Lagu – lagu Rhoma Irama memang di akui memiliki warna yang berbeda. Bukan sekedar musik dangdut biasa tapi perpaduan antara banyak jenis musik lainnya. Rhoma mampu mengkawinkan musik melayu dengan rock misalnya. Sehingga menghasilkan sesuatu yang berbeda. Seperti yang di sampaikan oleh penyanyi rock senior Indonesia, Achmad Albar, “Rhoma pionir, pintar mengkawinkan orkes Melayu dengan rock”.
Bukan hanya pandai mengkawinkan jenis musik Melayu – Rock. Dalam memaknai setiap lantunan karyanya. Rhoma telah berikrar bahwa melalui suaranya, Rhoma bermaksud untuk menjadi agen perubahan terutama generasi muda ke arah yang lebih baik. Rhoma mencanangkan gerakan “Voice of Moslem atau Suara Muslim”. Melalui penampilan, Lirik dan syairnya, Rhoma menghadirkan sisi dakwah juga sebagai seorang muslim sejati.
Dalam setiap panggung dangdut yang di gelar, adalah hal yang tidak mungkin tanpa menyanyikan salah satu lagu Rhoma. Itu terjadi saking masyarakat Indonesia sangat mengapresiasi dan menyukai karya – karya Rhoma. Terlebih lagi lagu - lagu Rhoma mampu merangkul dan masuk ke semua kalangan. Di mulai dari suasana agama, cinta, nasionalisme, dan sosial nya juga komplit.
Lagu dan Film
Biograf Rhoma Irama : Selain lagu Rhoma yang mendulang sukses, karena di terima secara positif oleh seluruh kalangan. Film Rhoma juga menjadi buruan para penggemarnya. Film – film Rhoma memang semuanya di bintangi oleh nya sebagai pemeran utama. Hampir seluruh film tersebut laku di pasaran. Dan yang lebih uniknya, bahkan sebelum film tersebut selesai di buat, sudah menjadi bahan buruan para penggemarnya.
Sebagai contoh salah satu film Rhoma yang berjudul “Satria Bergitar”, ketika filmnya belum selesai di garap sudah mendapat pialang senilai Rp 400Juta. Filmnya sendiri menghabiskan dana sebesar Rp 750Juta. Namun seperti yang di sampaikan oleh kakaknya, Benny Muharam, Rhoma tidak pernah menikmati hasil dari film. Seluruh keuntungan yang di peroleh dari film murni semuanya untuk kepentingan umat, seperti membangun mesjid, membangun sarana kampung, untuk yatim piatu, kegiatan remaja yang positif serta lain – lainnya. Kehidupan Rhoma sendiri mengandalkan hasil penjualan kaset – kaset untuk lagunya. Sungguh suatu yang luar biasa, membaca biografi Rhoma Irama mengajarkan kita makna berbagi untuk sesama.
Dunia Politik
Rupanya dunia politik juga sempat menarik perhatian Rhoma Irama. Terbukti di awal masa Orde Baru, Rhoma menjadi salah satu orang yang di perhitungkan di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Hanya saja keterlibatan Rhoma di partai tersebut membuat sang penguasa Orde Baru merasa tidak senang. Pastinya karena partainya berseberangan dengan PPP. Akibatnya ia di musuhi terus oleh penguasa ORBA.
Setelah sebelumnya sempat tidak aktif di politik. Pada tahun 1993 Rhoma Irama terpilih sebagai anggota DPR. Karena dedikasinya yang sangat tinggi di dunia seni, maka ia di daulat untuk mewakili seniman dan artis di Senayan. Selanjutnya, setelah masa reformasi bergulir, Rhoma juga pernah menjadi juru kampanye Partai Keadilan sejahtera (PKS) pada tahun 2004 silam.
Kuliah
Kalau menilik sedikit dunia kuliahnya, Rhoma Irama sepertinya tidak terlalu serius dalam bidang yang satu ini. Terbukti kuliahnya di Universitas 17 Agustus Jakarta hanya mampu bertahan selama 1 tahun saja. Rhoma mengungkapkan bahwa ketertarikannya kepada musik jauh lebih besar. Lagi pula menurut Rhoma, belajar di dunia luar ternyata lebih asyik dan lebih menantang, begitu ungkapnya.
Meskipun begitu, karya – karya Rhoma banyak menjadi bahan inspirasi dan bahan rujukan untuk para mahasiswa yang sedang mennyelesaikan tugas akhir. Di mulai dari fenomena musik karya Rhoma sampai dengan fenomena kekuatan popularitas yang Rhoma miliki di kaitkan dengan pengaruhnya terhadap masyarakat. Bukan saja mahasiswa dari dalam negeri bahkan sudah sampai mahasiswa luar negeri seperti William H.Frederick, doctor Sosiolog Universitas Ohio, Amerika Serikat.
Penghargaan
Meskipun menimbulkan kontrovesi, Rhoma pernah menerima gelar doktor honoris causa pada bulan Februari 2005 dari American University of Hawaii dalam bidang musik dangdut. Di anggap kontroversi karena Universitas yang mengeluarkan gelar tersebut tercatat tidak memiliki mahasiswa di Amerika dan tidak di akreditasi oleh pemerintah negara bagian Hawaii.
Kalau di akumulasi, karya lagu yang telah di lahirkan dari bakat musiknya tercatat sekitar 685 lagu serta lebih dari 10 judul film.
Referensi
https://tanya-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-rhoma-irama.html#.YIeMhZAzaUk
0 Comments
Post a Comment