Biodata
Nama lahir: Medina Susani Daivina Zein
Nama beken: Medina Zein
Tanggal lahir: 23 Mei 1992
Tempat lahir: Bandung Jawa Barat
Profesi: Pembisnis, artis Instagram
Status: Sudah menikah
Nama suami: Lukman Azhari
Sekolah lulusan: Akademi kebidanan Stikes Budi Luhur Bandung
Agama: Islam
Akun Instagram: medinazein
Perusahaan yang dibangun:
Membangun MD Clinic tahun 2012
Membangun perusahaan PT Medina Global care
Membangun perusahaan fashion medina Zein butik
Mendirikan perusahaan Travel medina Zein Tour and Trave
Baca Juga Si Sexy Dinar Candy
Biografi
Bisnis Klinik
Ketika lulus kuliah, wanita kelahiran 23 Mei 1992 ini, kemudian mulai mengikuti kursus singkat estetika. Faktanya di keluarga diarahkan orang tua menjadi profesional di bidang kesehatan, Medina enteng pengen berbeda!
Medina pengen punya klinik kecantikan. Namun orang tua sangat menentang akan keputusan tersebut. "... mereka juga sempet ngambek," paparnya. Rasa ingin membuktikan bahwa dia akan sukses kuat. Disela- sela kuliah dia mengikuti aneka pelatihan di bidang impiannya. Dia mulai menabung. Ingin membuka usaha sendiri tanpa bantuan orang tua. Diantara kesibukan berkuliah, dia memutuskan menikah muda Medina menikah umur segitu tinggal di kosan. Suami hanya bekerja jadi pegawai hotel. Maka benar- benar sukar buat menambung. Diantara kesibukan mengikuti aneka pelatihan. Dia juga berjualan kecil- kecilan produk kecantikan.
Memang kekurangan sisi finansial bukan alasan kamu berhenti menjadi pengusaha. Dulu dia kerap gonta- ganti produk kecantikan. Untung keluarga Madina kebanyakan adalah tenaga bidang kesehatan. Termasuk seorang dokter estetika, menawarkan produk skin care buatan sendiri ke Medina. Ia menanggapi dengan senang hati. Hasilnya ternyata cocok tidak meragukan membuat dia betah memakai. Beberapa waktu teman- teman wanita melihat. Mereka membicarakan kulitnya kinclong. Inilah cikal- bakal dia ingin wirausaha.
Dia jualan produk kecantikan milik omnya -yang dokter kecantikan wanita. Dia membagi antara uang saku, ditabung buat bisnis, begitu terus sambil mengikuti kuliah dan pelatihan. Selanjutnya dia mencoba jualan lewat online shop. Hasilnya lumayan dan diseriusi sambil berkuliah. Dia mengumpulkan Rp.50 juta, dan pada 2015 membuka klinik sendiri. Awal dia kerja dibantu empat orang karyawan, dimana dia merangkap jadi pegawai beautician.
Tidak mudah memang apalagi dia juga ibu rumah tangga. Awal dia masih jualan aneka produk dari omnya. Dia mulai bergriliya. Termasuk mencoba dapat endorse seleb- Intagram. Cara lainnya, dia menjaring para pelanggan menjadi distributor atau reseller. Memakai brand sendiri Lazata Skincare usahanya terus maju bertahap. Eh, ternyata, permintaan malah membludak, awal tahun 2015 menjadi puncak bagi usahanya. Disinilah dia mulai mencari jalan menciptakan sendiri. Dia bertemu seorang dokter kecantikan.
Dia diajari membuat produk sendiri. Dia juga mengajak kerjama sama dokter kecantikan dan juga apoteker. Jadilah sebuah pabrik dimana dalam sebulan menghasilkan 10 ribu. Jika awalnya berjualan lewat online, kini, orang datang sendiri membeli atau mau menjualkan. Kalau dulu dia mengantarkan sendiri jika ada pesanan. Sekarang memakai jasa antar TIKI atau JNE, lebih gampang menyebar ke penjuru Indonesia. Ketika mengantar sendiri, dia sewa motor atau mobil, begitu suami pulang langsung diantar- antarkan saja.
"Dalam usaha itu harus berani ambil resiko," Medina mengingatkan. Alasan kenapa harus mahal- mahal buka klinik dulu di 2012. Ternyata sebagai pendongkrak kepercayaan orang akan kualitas produknya kini. Tantangan terbesar bisnis bukan cuma itu. Sebagai ibu rumah tangga memiliki anak menjadi tantangan. Dia nekat meninggalkan anak. Agar anak tidak dekat pembantu maka dititipkan neneknya.
Tetapi pemikiran ia balik "kalau jadi ibu rumah tangga saja. aku tidak akan sesukses ini", mangkanya ada pengorbanan dahulu. Awal usaha dia memakai nama Beauty Lady Care. Hanya kok namanya terlalu umum dipakai usaha sejenis. Dia memutar otak menamai aneka produk kencatikan tersebut. Lama- kelamaan namanya menjadi Lezata -perubahan nama sederhana tersebut berpengaruh besar-, usahanya makin menanjak berkat nama.
Sudah sukses tantangan lainnya: Produk buatannya banyak ditiru. Produk baru bahkan ditiru, tidak jarang memakai atas namanya. Banyak konsumen terjebak memakai produk tiruan. Inovasi apapun ditiru oleh mereka plagiat. Untuk mengatasi plagiat dia serius meningkatkan kualitas tidak cuma pada merek seja. Ditipu juga menjadi tantangan. Tetapi sudah dianggap makanan utama pengusaha. Di awal membangun kerajaan bisnisnya, Medina mengaku pernah ditipu pembeli. Puluhan juta lenyap diikhlaskan olehnya. Sempat dikirimi bukti transfer uang palsu belum seketat jualan sekarang. Pernah ditipu sampai Rp.10 juta oleh pelanggan. Padahal dia memegang uang sendiri tidak dititipkan ke karyawan. Bisnis Medina terus meningkat sampai menyentuh miliaran. Gelar hijaber miliarder juga dia dapatkan. Namanya sudah disejajarkan pengusaha muda dibidang fashion hijab -seperti Dian Pelangi dsb.
Manfaat membuka klinik dan ganti nama begitu berasa. Apalagi ditambah dia gencar mencari endorse dari Instagram. Awal jualan harga produknya kisaran Rp.100 ribuan, omzet awal Rp.20 juta, dari 3- 4 paket yang berisi sekitar 20 varian produk. Varian meliputi skin care, krim malam, face wash, krim pagi, sun block. Sekolah kebidanan mendukung juga. Seolah orang langsung percaya padahal kan kulit dan kebidanan dua hal berbeda. Untuk menambah kepercayaan diri, dia juga mengikuti aneka pelatihan cepat. Om Medina juga ikutan menjadi tenaga medis dia. Awal saja sudah bisa menabung Rp.6 bulan setiap bulan, hebat kan?
Bisnis miliknya semakin tinggi, bisa nabung Rp.10 juta, dari omzet Rp.30 juta setiap bulan. Tabungan itu kemudian diputar dijadikan klinik baru. Fokus bisnis Medina memang tidak cuma bisnis online. Total ada 3 klinik tersebar di Bandung. Rencana akan buka cabang di Jakarta sampai Bekasi tahun selanjutnya. Medina juga punya pabrik sendiri di Bekasi. Produk varian sudah sampai 150 macam. Tidak cuma bisnis kencatika, Medina merambah bisnis lain- lain.
Lewat perusahaan bernama PT. Medina Global Travelindo, mendirikan butim hijab Medinazein Beautiqeu. Meski awalnya sempat tidak setuju. Orang tua Medina -terutama sang ibu-, ikut memberikan semangat dia berkarir. Bisnis merupakan karir bagi Medina Zein. Suami Medina juga ikut membantu sejak awal. Dia sekarang bertuga mengembangkan bisnis travel dan butik. Lewat berbisnis mereka berkomunikasi saling kompak.
Sudah ada ratusan reseller dan 14 distributor besar. Tidak cuma Indonesia juga merambah negara lain. Ada kisah dibalik biro travel miliknya. Alasan utama ternyata adalah kemudahan administrasi. Bukan cuma buat orang lain umroh atau haji tetapi juga buat diri sendiri. Kedepan ingin mengumrohkan seluruh karyawan. Total sekarang sudah ada 150 orang karyawan.
Medina pengen punya klinik kecantikan. Namun orang tua sangat menentang akan keputusan tersebut. "... mereka juga sempet ngambek," paparnya. Rasa ingin membuktikan bahwa dia akan sukses kuat. Disela- sela kuliah dia mengikuti aneka pelatihan di bidang impiannya. Dia mulai menabung. Ingin membuka usaha sendiri tanpa bantuan orang tua. Diantara kesibukan berkuliah, dia memutuskan menikah muda Medina menikah umur segitu tinggal di kosan. Suami hanya bekerja jadi pegawai hotel. Maka benar- benar sukar buat menambung. Diantara kesibukan mengikuti aneka pelatihan. Dia juga berjualan kecil- kecilan produk kecantikan.
Memang kekurangan sisi finansial bukan alasan kamu berhenti menjadi pengusaha. Dulu dia kerap gonta- ganti produk kecantikan. Untung keluarga Madina kebanyakan adalah tenaga bidang kesehatan. Termasuk seorang dokter estetika, menawarkan produk skin care buatan sendiri ke Medina. Ia menanggapi dengan senang hati. Hasilnya ternyata cocok tidak meragukan membuat dia betah memakai. Beberapa waktu teman- teman wanita melihat. Mereka membicarakan kulitnya kinclong. Inilah cikal- bakal dia ingin wirausaha.
Dia jualan produk kecantikan milik omnya -yang dokter kecantikan wanita. Dia membagi antara uang saku, ditabung buat bisnis, begitu terus sambil mengikuti kuliah dan pelatihan. Selanjutnya dia mencoba jualan lewat online shop. Hasilnya lumayan dan diseriusi sambil berkuliah. Dia mengumpulkan Rp.50 juta, dan pada 2015 membuka klinik sendiri. Awal dia kerja dibantu empat orang karyawan, dimana dia merangkap jadi pegawai beautician.
Mematangkan Bisnis
Tidak mudah memang apalagi dia juga ibu rumah tangga. Awal dia masih jualan aneka produk dari omnya. Dia mulai bergriliya. Termasuk mencoba dapat endorse seleb- Intagram. Cara lainnya, dia menjaring para pelanggan menjadi distributor atau reseller. Memakai brand sendiri Lazata Skincare usahanya terus maju bertahap. Eh, ternyata, permintaan malah membludak, awal tahun 2015 menjadi puncak bagi usahanya. Disinilah dia mulai mencari jalan menciptakan sendiri. Dia bertemu seorang dokter kecantikan.
Dia diajari membuat produk sendiri. Dia juga mengajak kerjama sama dokter kecantikan dan juga apoteker. Jadilah sebuah pabrik dimana dalam sebulan menghasilkan 10 ribu. Jika awalnya berjualan lewat online, kini, orang datang sendiri membeli atau mau menjualkan. Kalau dulu dia mengantarkan sendiri jika ada pesanan. Sekarang memakai jasa antar TIKI atau JNE, lebih gampang menyebar ke penjuru Indonesia. Ketika mengantar sendiri, dia sewa motor atau mobil, begitu suami pulang langsung diantar- antarkan saja.
"Dalam usaha itu harus berani ambil resiko," Medina mengingatkan. Alasan kenapa harus mahal- mahal buka klinik dulu di 2012. Ternyata sebagai pendongkrak kepercayaan orang akan kualitas produknya kini. Tantangan terbesar bisnis bukan cuma itu. Sebagai ibu rumah tangga memiliki anak menjadi tantangan. Dia nekat meninggalkan anak. Agar anak tidak dekat pembantu maka dititipkan neneknya.
Tetapi pemikiran ia balik "kalau jadi ibu rumah tangga saja. aku tidak akan sesukses ini", mangkanya ada pengorbanan dahulu. Awal usaha dia memakai nama Beauty Lady Care. Hanya kok namanya terlalu umum dipakai usaha sejenis. Dia memutar otak menamai aneka produk kencatikan tersebut. Lama- kelamaan namanya menjadi Lezata -perubahan nama sederhana tersebut berpengaruh besar-, usahanya makin menanjak berkat nama.
Sudah sukses tantangan lainnya: Produk buatannya banyak ditiru. Produk baru bahkan ditiru, tidak jarang memakai atas namanya. Banyak konsumen terjebak memakai produk tiruan. Inovasi apapun ditiru oleh mereka plagiat. Untuk mengatasi plagiat dia serius meningkatkan kualitas tidak cuma pada merek seja. Ditipu juga menjadi tantangan. Tetapi sudah dianggap makanan utama pengusaha. Di awal membangun kerajaan bisnisnya, Medina mengaku pernah ditipu pembeli. Puluhan juta lenyap diikhlaskan olehnya. Sempat dikirimi bukti transfer uang palsu belum seketat jualan sekarang. Pernah ditipu sampai Rp.10 juta oleh pelanggan. Padahal dia memegang uang sendiri tidak dititipkan ke karyawan. Bisnis Medina terus meningkat sampai menyentuh miliaran. Gelar hijaber miliarder juga dia dapatkan. Namanya sudah disejajarkan pengusaha muda dibidang fashion hijab -seperti Dian Pelangi dsb.
Manfaat membuka klinik dan ganti nama begitu berasa. Apalagi ditambah dia gencar mencari endorse dari Instagram. Awal jualan harga produknya kisaran Rp.100 ribuan, omzet awal Rp.20 juta, dari 3- 4 paket yang berisi sekitar 20 varian produk. Varian meliputi skin care, krim malam, face wash, krim pagi, sun block. Sekolah kebidanan mendukung juga. Seolah orang langsung percaya padahal kan kulit dan kebidanan dua hal berbeda. Untuk menambah kepercayaan diri, dia juga mengikuti aneka pelatihan cepat. Om Medina juga ikutan menjadi tenaga medis dia. Awal saja sudah bisa menabung Rp.6 bulan setiap bulan, hebat kan?
Pengusaha Klinik Kecantikan
Bisnis miliknya semakin tinggi, bisa nabung Rp.10 juta, dari omzet Rp.30 juta setiap bulan. Tabungan itu kemudian diputar dijadikan klinik baru. Fokus bisnis Medina memang tidak cuma bisnis online. Total ada 3 klinik tersebar di Bandung. Rencana akan buka cabang di Jakarta sampai Bekasi tahun selanjutnya. Medina juga punya pabrik sendiri di Bekasi. Produk varian sudah sampai 150 macam. Tidak cuma bisnis kencatika, Medina merambah bisnis lain- lain.
Lewat perusahaan bernama PT. Medina Global Travelindo, mendirikan butim hijab Medinazein Beautiqeu. Meski awalnya sempat tidak setuju. Orang tua Medina -terutama sang ibu-, ikut memberikan semangat dia berkarir. Bisnis merupakan karir bagi Medina Zein. Suami Medina juga ikut membantu sejak awal. Dia sekarang bertuga mengembangkan bisnis travel dan butik. Lewat berbisnis mereka berkomunikasi saling kompak.
Sudah ada ratusan reseller dan 14 distributor besar. Tidak cuma Indonesia juga merambah negara lain. Ada kisah dibalik biro travel miliknya. Alasan utama ternyata adalah kemudahan administrasi. Bukan cuma buat orang lain umroh atau haji tetapi juga buat diri sendiri. Kedepan ingin mengumrohkan seluruh karyawan. Total sekarang sudah ada 150 orang karyawan.
Gampang sudah dia mengumrohkan karyawan. Tiap enam bulan sekali ada dua karyawan ke Tanah Suci. Pokoknya semua karyawan akan dapat jatah. Selain buat omroh juga menjadi brand ambassador juga loh ternyata. Bisa buat mengirim orang pemotretan brand. Bisa membawa nama brand sendiri buat dikenalkan ke orang banyak. Tidak cuma bisnis travel, ataupun bisnis fasion, ingin rasanya membuka usaha bidang pendidikan. Tapi bukan sekolah umum tetapi sekolah gratis. Tidak jauh- jauh cukup seperti Playground, TK, atau SD. Dia merasa tidak tega melihat banyak anak tidak sekolah, pas jamannya tinggal di rumah ibu, di Ciwidey dulu.
Jika dirunuk kebelakang banyak perkembangan dia lakukan. Meskipun tanpa ilmu manajemen khusus, ia membuktikan mampu berbisnis. Dari sekedar pakai dokter umum, sekarang bisnis Medina mempekerjakan dokter SpKK. Perizinan semua lengkap sudah dilengkapi sejak awal. Memang susah membuat perijinan membuka klinik. Bikin ijin klinik satu buat enam bulan saja. Setiap cabang dibuka sudah pakai perijinan, IMB, semuanya dilengkapi dulu. Ketika beberapa orang menyinggung dia tidak berpendidikan dokter. Senyum simpul mengembang. Dia memang ingin berkuliah kembali tetapi jurusan manajemen bisnis.
Memang orang tua, terutama kakek itu keras kepala karena keluarga kebanyakan bekerja di bidang kesehatan -utamanya menjadi dokter apapun. Dulu ada rasa kesal ketika dia berkuliah. Tetapi justru jurusan kesehatan membuka peluang usaha. Ia kini mensyukuri saran keluarga.
Jika dirunuk kebelakang banyak perkembangan dia lakukan. Meskipun tanpa ilmu manajemen khusus, ia membuktikan mampu berbisnis. Dari sekedar pakai dokter umum, sekarang bisnis Medina mempekerjakan dokter SpKK. Perizinan semua lengkap sudah dilengkapi sejak awal. Memang susah membuat perijinan membuka klinik. Bikin ijin klinik satu buat enam bulan saja. Setiap cabang dibuka sudah pakai perijinan, IMB, semuanya dilengkapi dulu. Ketika beberapa orang menyinggung dia tidak berpendidikan dokter. Senyum simpul mengembang. Dia memang ingin berkuliah kembali tetapi jurusan manajemen bisnis.
Memang orang tua, terutama kakek itu keras kepala karena keluarga kebanyakan bekerja di bidang kesehatan -utamanya menjadi dokter apapun. Dulu ada rasa kesal ketika dia berkuliah. Tetapi justru jurusan kesehatan membuka peluang usaha. Ia kini mensyukuri saran keluarga.
Sudah ada tawaran sebuah Universitas asal Bandung buat kuliah kedokteran. Tapi dia masih asik berbisnis utamanya mengembangkan jaring- jaring bisnis ke bidang lain. Sempat berpikir nanti kalau kuliah bisnis keteteran. Jadi dia memilih mengembangkan bisnis dulu. Soal dokter, perusahaan mempunyai tim kedokteran solid. Si adik kan kuliah kedokteran mungkin bisa menjadi bagian dari bisnis Medina. Manajeman bisnis dianggap penting buat dia dibanding kedokteran. Belajar pengalaman semua keuangan tercatat. Keluar masuk sudah ada catatan sendiri.
Perusahaan juga ia perkuat keluarga sendiri. Tantangan yang masih menjengkelkan adalah pemalsuan. Kesal, pastilah kesal, tapi dia meyakinkan diri akan terus meningkatkan kualitas agar konsumen yakin terus mempercayakan. Kesibukan lain sekarang dia juga seorang motivator. Utama bagi pengusaha muda, terutama mereka para wanita yang mau berbisnis. Aktifitas tersebut sangat dinikmati Medina Zein. Soal public speaking dia lebih senang orang lain ngomong dulu, kemudian terpancing hingga bercerita lengkap tentang pengalaman.
Perusahaan juga ia perkuat keluarga sendiri. Tantangan yang masih menjengkelkan adalah pemalsuan. Kesal, pastilah kesal, tapi dia meyakinkan diri akan terus meningkatkan kualitas agar konsumen yakin terus mempercayakan. Kesibukan lain sekarang dia juga seorang motivator. Utama bagi pengusaha muda, terutama mereka para wanita yang mau berbisnis. Aktifitas tersebut sangat dinikmati Medina Zein. Soal public speaking dia lebih senang orang lain ngomong dulu, kemudian terpancing hingga bercerita lengkap tentang pengalaman.
Referensi
https://biografi-pengusaha.blogspot.com/2017/01/motivasi-medina-zein-pengusaha.html
0 Comments
Post a Comment