Tapi di Tenabang, tampaknya Husin Bawafie, M. Mashabi, Munif Bahaswan dan Lutfi Mashabi serta Juhanna Satar, lebih dikenal sebagai pionir perkembangan musik melayu Indonesia. Maestro musik melayu seperti Mashabi dan Husin Bawafie sangat terkenal. Lagu-lagu seperti Ratapan anak Tiri (Mashabi), Seroja (Husin Bawafi) adalah lagu yang melegenda dan masih tetap bertahan sampai saat ini. Namun masih ada lagu-lagu ciptaan mereka yang sangat populer dan masih dinyanyikan oleh penyanyi masa kini, seperti : Harapan Hampa, Kesunyian Jiwa, Jangan Menggoda, Renungkanlah, Pantun Nasehat (Mashabi), Belas Kasih, Beban Asmara (Munif Bahasawan), Bunga Hati, Patah Setangkai, Dosa & Siksa, Fajar Harapan, Melati Disanggul Jelita (Husin Bawafie), Merana, Pergi Tanpa Pesan, Janji (Ellya), Rintihan Sukma (Juhanna Satar).
Sebagai anak Tenabang, saya ingin terus mempertahankan dan mengingatkan bahwa di Tenabang ada tokoh musisi legendaris yang menjadi pionir bagi tumbuhkembangnya sejarah musik melayu kita. Karya besar mereka sudah berusia lebih dari 50 tahun dan akan terus bertahan karena kekayaaan karya mereka berasal dari nyanyian jiwa, dicipta untuk memberikan kebahagiaan orang lain yang menikmatinya dan isi syairnya senantiasa menyertakan Tuhan.
Pengamat sejarah Jakarta, Ridwan Saidi, menyatakan bahwa Husin Bawafie yang lahir tahun 1919 itu sebagai penggagas musik Melayu Jakarta dan tokoh yang memegang peranan penting sehingga Jakarta pada tahun 1950-an membukukan kedudukannya sebagai kiblat musik Melayu. Saat itu memang ada beberapa orkes Melayu (OM) besar yang berdiri di Jakarta, seperti OM Sinar Medan dibawah pimpinan Umar Fauzi Asseran dengan penyanyi A Haris dengan lagu hita Kudaku Lari, Hasnah Thahar yang mendendangkan hits Khayal Penyair, Munif Bahaswan dengan lagu pertama Ditinggal Kekasih. Ada juga OM Kenangan pimpinan Hussein Aidit dengan lagu yang terkenal Aiga, OM Bukit Siguntang pimpinan A Khalik dengan vokalis Suhaimi yang mencetak hit Burung Nuri, Halimun Malam, dan Cinta Sekejap, dan akhirnya adalah OM Irama Agung pimpinan Said Effendi yang mempopulerkan lagu Khayalan Suci.
Ungkapan sejarah melayu Tenabang akan sirna bila tidak ada yang peduli menjelaskan kepada generasi berikut. Bahkan saya sendiri awalnya tidak begitu tahu dan tidak peduli bahwa Tenabang memiliki sohor karena musisi melayunya menjadi pionir bagi perkembangan musik nasional. Saya yang bertetangga kampung dengan Husin Bawafi, tidak begitu ngerti kalau orang yang hampir setiap pagi saya lihat karena melewati depan rumahnya bila bersekolah adalah Husin Bawafie. Seperti biasa dari rumah jam 06.00 saya lewat Jalan Lontar menuju Terminal Tenabang kalau mau ke sekolah. Di depan rumahnya Husin Bawafi yang sepuh selalu senyum dan saya anggukan kepala bila melewatinya.
Berbilang puluhan tahun kemudian, dan tentu Husin Bawafie sudah wafat, saya tersadar dalam lamunan ketika ingat kembali sosok beliau. Namun, dari sekian banyak orkes Melayu itu, Husein Bawafie yang sejak tahun 1930-an telah menciptakan ratusan lagu melalui kelompok musiknya, OM Chandra Lela, dengan penyanyi M. Mashabi dan Munif Bahaswan, telah membuat irama Melayu merajai dunia hiburan Jakarta dan memicu berdirinya orkes Melayu hampir di setiap kelurahan (JJ.Rizal, Sejarawan Betawi).
Menurut Saya, Beberapa Ciri Musik Melayu:
a) Ada rentak irama yang meliuk (cengkok) dalam alunan musiknya.. walau kadang ada yang hanya nyaris datar, ciri khas ini tetap ada.
b) Syair-syair lagunya merupakan kalimat sanjak yang memiliki nilai kesusastraan. seperti umum diketahui bahwa masyarakat melayu adalah masyarakat yang menggandrungi seni sastra hingga terbawa ke lagu-lagu mereka, apapun temanya; cintakah, persahabatankah, sosialkah, atau yang lain-lain.
c) Syairnya tidak cengeng, vulgar, dan membawa pesan moral yang baik.. Karena itu saya keberatan bila yang berikut ini mengklaim bahwa musik mereka musik melayu:
d) Dangdut.. klaimnya adalah dangdut musik melayu yang mendapat pengaruh dari India,
pendapat saya: Dangdut adalah musik India yang mendapat pengaruh lokal, tetapi tetap kental pada sifat aslinya sebagai musik India. memang ada kesamaan rentak (terkadang hingga cengkok lagunya) dengan musik melayu... tetapi derap rentak dangdut berbeda dengan rentak musik melayu. Dari sisi syair, umumnya syairnya sederhana tanpa kaidah sastra seperti rima, pilihan kata... apatah lagi dangdut-dangdut kontemporer saat ini yang syairnya cuma kecengengan cinta dan syair-syair kosong tanpa makna.
0 Comments
Post a Comment