Pada masa Reformasi Indonesia (sejak tahun 1999), Hari Buruh mulai diperingati lagi. Setiap tanggal 1 Mei peringatan Hari Buruh semakin meriah. Pada awalnya ada kekhawatiran dari berbagai kalangan bahwa peringatan “May Day” Indonesia akan menimbulkan gerakan massa yang anarkhis, yang dapat mengganggu ketertiban umum. Kekhawatiran ini muncul karena alasan bahwa Hari Buruh penuh diwarnai demontrasi-demontrasi di berbagai kota besar dengan mobilisasi penggalangan massa buruh besar-besaran. Namun pada kenyataannya gerakan anarkhis yang dikhawatirkan tidak pernah terjadi. Sejak tahun 1999 hingga tanun 2013 peringatan Hari Buruh berlangsung tertib, kondusif, meskipun dengan menggelar berbagai demo buruh, bahkan aparat keamanan yang bertugas menjada keamanan dapat berinteraksi dengan para pendemo dalam suasana santai.
May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat tentunya. Peningkatan disiplin dan pengintensifan dan penambahan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja. Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi pada tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya gila ya padahal jam kerja sekarang cuma 8/9 jam sehari, kebayang capek dan rodinya seperti apa. Nah sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat.
Ada dua orang yang dianggap telah menyumbangkan gagasan untuk menghormati para pekerja, Peter McGuire dan Matthew Maguire, seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Pada tahun 1872, McGuire dan 100.000 pekerja melakukan aksi mogok, mereka menuntut pengurangan jam kerja. McGuire lalu melanjutkan dengan berbicara dengan para pekerja dan para pengangguran, melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur. McGuire menjadi terkenal dengan sebutan "pengganggu ketenangan masyarakat". Pada tahun 1881, McGuire pindah ke St. Louis, Missouri dan memulai untuk mengorganisasi para tukang kayu. Akhirnya didirikanlah sebuah persatuan yang terdiri atas tukang kayu di Chicago, dengan McGuire sebagai Sekretaris Umum dari "United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America". Ide untuk mengorganisasikan pekerja menurut bidang keahlian mereka kemudian merebak ke seluruh negara. McGuire dan para pekerja di kota-kota lain merencanakan hari libur untuk Para pekerja di setiap Senin Pertama Bulan September di antara Hari Kemerdekaan dan hari Pengucapan Syukur.
Pada tanggal 5 September 1882, parade Hari Buruh pertama diadakan di kota New York dengan peserta 20.000 orang yang membawa spanduk bertulisan 8 jam kerja, 8 jam istirahat, 8 jam rekreasi. Maguire dan McGuire memainkan peran penting dalam menyelenggarakan parade ini. Dalam tahun tahun berikutnya, gagasan ini menyebar dan semua negara bagian merayakannya. Pada 1887, Oregon menjadi negara bagian pertama yang menjadikannya hari libur umum. Pada 1894. Presiden Grover Cleveland menandatangani sebuah undang-undang yang menjadikan minggu pertama bulan September hari libur umum resmi nasional. Kongres Internasional Pertama diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss, dihadiri berbagai elemen organisasi pekerja belahan dunia. Kongres ini menetapkan sebuah tuntutan mereduksi jam kerja menjadi delapan jam sehari, yang sebelumnya (masih pada tahun sama) telah dilakukan National Labour Union di AS: Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum kelas pekerja Amerika Serikat, maka kongres mengubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.
Satu Mei ditetapkan sebagai hari perjuangan kelas pekerja dunia pada Konggres 1886 oleh Federation of Organized Trades and Labor Unions, selain memberikan momen tuntutan delapan jam sehari, memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Tanggal 1 Mei dipilih karena pada 1884 Federation of Organized Trades and Labor Unions, yang terinspirasi oleh kesuksesan aksi buruh di Kanada 1872, menuntut delapan jam kerja di Amerika Serikat dan diberlakukan mulai 1 Mei 1886.
Nah 1 Mei 1886 ini lah puncak perjuangan kaum pekerja (buruh) ini, yang dikenal sebagai peristiwa HayMarket. Pada tanggal 1 Mei tahun 1886, sekitar 400.000 buruh di Amerika Serikat mengadakan demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja mereka menjadi 8 jam sehari. Aksi ini berlangsung selama 4 hari sejak tanggal 1 Mei. Pada tanggal 4 Mei 1886. Para Demonstran melakukan pawai besar-besaran, Polisi Amerika kemudian menembaki para demonstran tersebut sehingga ratusan orang tewas dan para pemimpinnya ditangkap kemudian dihukum mati, para buruh yang meninggal dikenal sebagai martir. Sebelum peristiwa 1 Mei itu, di berbagai negara, juga terjadi pemogokan-pemogokan buruh untuk menuntut perlakuan yang lebih adil dari para pemilik modal.
Pada bulan Juli 1889, Kongres Sosialis Dunia yang diselenggarakan di Paris menetapkan peristiwa di AS tanggal 1 Mei itu sebagai hari buruh sedunia dan mengeluarkan resolusi berisi:Sebuah aksi internasional besar harus diorganisir pada satu hari tertentu dimana semua negara dan kota-kota pada waktu yang bersamaan, pada satu hari yang disepakati bersama, semua buruh menuntut agar pemerintah secara legal mengurangi jam kerja menjadi 8 jam per hari, dan melaksanakan semua hasil Kongres Buruh Internasional Perancis.
Resolusi ini mendapat sambutan yang hangat dari berbagai negara dan sejak tahun 1890, tanggal 1 Mei, yang diistilahkan dengan May Day, diperingati oleh kaum buruh di berbagai negara, meskipun mendapat tekanan keras dari pemerintah Sementara itu di Indonesia sendiri hari buruh mulai diperingati sejak tahun 1920. Namun sejak jaman Soeharto berkuasa hari buruh pada tanggal 1 Mei dihapuskan karena dianggap sebagai aktivitas subversif, pemerintah orde baru menganggap bahwa Mayday sebagai ideologi komunis, padahal saat itu negara-negara lain non komunispun tetap merayakan hari buruh. Setelah era orde baru lengser barulah kita kembali memperingati 1 May sebagai hari buruh lagi.
Yang jadi masalah adalah dalam memperingati hari buruh ini kadang berujung tindak anarki seperti perusakan fasilitas umum, perang terbuka antara pihak pekerja dengan pihak pengamanan seperti polisi, dan lain sebagainya Yah cuma satu harapan kita, semoga aksi damai yang jika jadi dilakukan besok benar-benar berjalan damai, tanpa mengganggu kenyaman masyarakat pada umumnya, untuk aparat yang bertugas mengamankan yah tolong amankan mereka layaknya manusia biasa, mereka hanya menyuarakan aspirasi mereka, jangan mudah terpancing dan melakukan tindakan pengamanan yang semena-mena dan main pukul seperti preman berseragam dan juga kepada pemerintah tolong dengarkanlah aspirasi mereka, cari solusi yang sama-sama menguntungkan pihak pekerja maupun para pengusaha, karena tanpa buruh perekonomian kita ga akan berjalan.
0 Comments
Post a Comment