Olahraga tinju pertama kali dipertandingkan oleh bangsa Romawi, Mesir serta Yunani. Petinju legendaris yang sampai sekarang masih menjadi catatan sejarah emas adalah Theagenes yang berasal dari Thaos Yunani. Dia menjadi juara pada pesta olimpiade kuno tahun 450 (masehi).Selama karirnya dia pernah melakukan pertandingan 1.406 kali. Pada waktu itu petinju sudah menggunakan sarung tinju seperti saat ini, namun bahannya terbuat dari besi. Maka tidak mengherankan bila banyak lawan yang langsung mati seketika gara-gara terkena pukulan tangan bersarung besi itu. Kemudian sarung tinju yang bentuknya seperti sekarang ini pertama kali dikenalkan oleh seorang petinju dari Inggris pada tahun 1973.
Seluk Beluk Pertandingan Tinju
Olahraga tinju terbagi dalam banyak kelas, yang ditentukan berdasarkan berat badan dari petinjunya. Yang paling ringan disebut kelas Straw, dengan berat badan minimal 47,61 Kg sampai dengan 58,98 Kg. Kemudian yang paling berat, disebut kelas berat juga dengan berat petinju minimal 90 Kg ke atas. Kemudian dalan setiap pertandingan, perserta terdiri dari dua orang yang sama kelasnya. Lamanya pertandingan ditentukan oleh lamanya waktu yang dinamakan ronde. Dalam setiap ronde ada waktu tiga menit untuk bertanding dan dua menit untuk melakukan istirahat. Pertandingan ini selalu diadakan di sebuah area yang dinamakan ring. Para penonton pertandingan bisa menyaksikannya dari pinggir ring tersebut.
Olahraga tinju merupakan salah satu jenis olahraga yang keras. Resiko menjadi seorang petinju juga tinggi. Karena nyawa juga bisa melayang ketika melakukan pertandingan, terutama bagi yang profesional. Tidak mengherankan bila banyak petinju yang mengalami cacat seumur hidup setelah pensiun dari tinju. Contoh yang paling nyata adalah Muhammad Ali. Dia adalah seorang mantan petinju paling terkenal di dunia saat ini yang berasal dari Amerika Serikat. Saat ini dia menderita sakit parkinson yang disebabkan karena pukulan-pukulan yang diterimanya dari lawan saat masih aktif melakukan pertandingan dulu. Namun meski begitu, olahraga tinju tetap punya banyak penggemar. Tidak terkecuali kaum wanita yang terkenal dengan kelemahlembutannya. Salah satu alasannya adalah karena dalam bertanding seorang petinju selalu bertelanjang dada. Maka semua otot tubuhnya yang kuat akan terlihat dengan jelas. Dan inilah yang banyak disukai oleh mereka. Apalagi tubuh petinju pada umumnya juga nampak kekar dan perkasa, apalagi ketika sudah mengeluarkan keringat yang banyak. Benar-benar jantan. Mengenai nilai, akan dihitung penuh jika mampu memukul bagian depan dari pinggang ke atas dari tubuh lawan yang dianggap sah. Serta jika berhasil memukul kepala dan dada akan mendapatkan nilai yang lebih besar ataupun juga bisa diperoleh dengan menjatuhkan lawan (KO) yang tidak bisa lagi melanjutkan jalannya pertandingan.
Pada saat pertama kali pertandingan , menurut sejarah tinju ini populer di Romawi, Yunani dan juga di Mesir. Dulunya sarung yang digunakan oleh para petinju terbuat dari besi dan hal ini jugalah yang sontak membuat banyak petinju yang meninggal di arena pertandingan. Salah satu petinju yang paling termashur kala itu adalah Theagenes dari Yunani yang telah menewaskan banyak petinju di area pertandingan karena sarung tangan besi yang dikenakannya. Banyaknya petinju yang meninggal ini membuat James Ping (1973) terketuk, dialah orang yang pertama kali memperkenalkan sarung tinju yang terbuat dari bahan yang lebih aman seperti yang digunakan saat ini . Juara tinju dari daratan Britania ini sendiri menjadi petinju pertama juga yang mengenakan sarung tinju. Berkat James Ping sekarang tinju menjadi olah raga yang aman dan juga menarik untuk kita saksikan.
Teknik Dasar Tinju
Meskipun banyak petinju yang mengembangkan gaya dan cara betarung sendiri, teknis dasar dan tradisional adalah sebagai berikut:
Sikap ini berlaku untuk petinju yang tangan kanannya lebih dominan, atau disebut juga orthodox. Petinju berdiri dengan kaki kanan setengah-langkah di belakang kaki kiri. Tinju kiri (lead) sekitar enam inci di depan wajah di tingkat mata. Tinju kanan (rear) diletakan di samping dagu dan siku diposisikan didepan tulang rusuk untuk melindungi tubuh. Dagu diposisikan ke dada untuk menghindari pukulan ke rahang yang sering menyebabkan knockout. Menjaga posisi tangan seperti itu dianggap sangat penting dan tidak mudah selama pertandingan. Petinju kidal atau southpaw seperti Manny Pacquiao dan Marvin Hagler menggunakan cerminan dari sikap ortodox. Petinju kidal menggunakan tangan kanan sebagai lead, dan tangan kiri sebagai rear. Sikap kidal dapat memberikan kesulitan bagi petinju ortodoks yang tidak terbiasa mendapat jab, hook, atau straight dari sisi yang berlawanan. Sikap kidal, sebaliknya, lemah terhadap serangan straight right (tangan kanan lurus).
Pukulan
Ada empat pukulan dasar dalam tinju: jab, straight, hook, dan uppercut
Jab dari Sonny Liston
Jab : Pukulan cepat yang dilemparkan dengan tangan lead. Jab dilakukan dengan memutarkan pinggul, sebanyak 90 derajat dan searah dengan serangan agar badan petinju menjadi horizontal dan serangan jab dapat dilakukan dengan tangan di ekstensi penuh. Jab menggunakan jangkauan tangan panjang dan tidak memerlukan power yang besar. Karena kekuatannya relatif lemah, jab sering digunakan sebagai alat untuk mengukur jarak, menguji pertahanan lawan dan mendirikan kesempatan untuk menyerang.
Straight : Disebut juga cross, adalah pukulan keras dan dilemparkan dengan arah lurus menggunakan tangan rear. Straight digunakan untuk mengcounter atau membalas serangan jab, menyerang rahang musuh atau membuka kesempatan untuk hook. Straight sering digunakan setelah jab, yang disebut juga “one-two combo”.
Right hook dari Bernard Hopkins
Hook : Pukulan dengan arah setengah lingkaran dan umumnya menggunakan tangan lead, diarahkan ke kepala musuh. Hook sering dianggap sebagai pukulan paling berbahaya karena bila dilakukan dengan tepat, power nya dapat menjatuhkan musuh dalam sekejap. Hook juga kerap digunakan ke tubuh. Serangan hook ke tubuh sering dianggap sebagai khas petinju-petinju asal Meksiko seperti Julio Cesar Chavez dan Marco Antonio Barrera.
Uppercut : Pukulan keras yang dilakukan dengan arah vertikal, biasanya dilakukan ketika seorang petinju berada di jarak dekat dengan lawannya. Mantan juara kelas berat Mike Tyson terkenal dengan uppercutnya.
Tipe-tipe Petinju
"Style" sering didefinisikan sebagai pendekatan strategis tempur seorang petinju. Meskipun seorang petinju sukses sebaiknya dapat adaptasi terhadap berbagai macam cara bertempur musuh, tetap biasanya ada satu style yang ia paling suka. Tipe dan gaya seorang petinju bertarung sesuai dengan fisik serta mental invindu dan tidak ada dua petinju dengan gaya bertarung yang sama persis.
Boxer/Out-fighter
"boxer" atau outfighter berusaha untuk menjaga jarak antara dirinya dan lawannya, berkelahi dengan mengandalkan pukulan yang lebih cepat dan berjangkauan panjang, seperti jab. Karena bergantung pada pukulan lemah, outfighter cenderung menang angka ketimbang dengan KO. Seorang out-fighter perlu jangkauan, kecepatan tangan, dan kelincahan kaki.
Contoh-contoh out-fighter adalah Muhammad Ali, Larry Holmes, Lennox Lewis, Sugar Ray Leonard, Oscar De La Hoya, dan Roy Jones Jr.
In-Fighter
In-fighter/pressure fighter mencoba untuk tetap dekat dengan lawan, selalu berusaha untuk tidak lebih dari selangkah diantara lawan. Seorang in-fighter membutuhkan rahang yang kuat karena gaya bertarung tersebut harus menerima pukulan yang lebih banyak sebelum mereka memposisikan pas didepan muka lawan dimana mereka paling efektif. In-fighter umumnya bertubuh pendek dan memiliki jangkauan tangan kurang dari lawan mereka dan dengan demikian lebih efektif pada jarak pendek dimana lawan tidak mampu memanfaatkan jangkauan tangannya. Inti dari gaya ini adalah agresi non-stop dan petempuran jarak dekat.
"Style" sering didefinisikan sebagai pendekatan strategis tempur seorang petinju. Meskipun seorang petinju sukses sebaiknya dapat adaptasi terhadap berbagai macam cara bertempur musuh, tetap biasanya ada satu style yang ia paling suka. Tipe dan gaya seorang petinju bertarung sesuai dengan fisik serta mental invindu dan tidak ada dua petinju dengan gaya bertarung yang sama persis.
Boxer/Out-fighter
"boxer" atau outfighter berusaha untuk menjaga jarak antara dirinya dan lawannya, berkelahi dengan mengandalkan pukulan yang lebih cepat dan berjangkauan panjang, seperti jab. Karena bergantung pada pukulan lemah, outfighter cenderung menang angka ketimbang dengan KO. Seorang out-fighter perlu jangkauan, kecepatan tangan, dan kelincahan kaki.
Contoh-contoh out-fighter adalah Muhammad Ali, Larry Holmes, Lennox Lewis, Sugar Ray Leonard, Oscar De La Hoya, dan Roy Jones Jr.
In-Fighter
In-fighter/pressure fighter mencoba untuk tetap dekat dengan lawan, selalu berusaha untuk tidak lebih dari selangkah diantara lawan. Seorang in-fighter membutuhkan rahang yang kuat karena gaya bertarung tersebut harus menerima pukulan yang lebih banyak sebelum mereka memposisikan pas didepan muka lawan dimana mereka paling efektif. In-fighter umumnya bertubuh pendek dan memiliki jangkauan tangan kurang dari lawan mereka dan dengan demikian lebih efektif pada jarak pendek dimana lawan tidak mampu memanfaatkan jangkauan tangannya. Inti dari gaya ini adalah agresi non-stop dan petempuran jarak dekat.
0 Comments
Post a Comment