Sejarah sepak bola Brazil berkaitan dengan sejarah rakyatnya. Hal ini mungkin bisa menjelaskan betapa indahnya gaya sepakbola brazil. Beragam ras dari berbagai penjuru dunia membuat Brazil sebagai negara multi rasial terbesar jagad ini. Kombinasi ras dan budaya ini ditransformasikan dalam sepak bola. Bagi orang brazil sepak bola telah menjadi bagian hidup mereka, tak heran brazil tak pernah kehabisan pemain yang mencuat sebagai bintang lapangan hijau. Lewat sepakbola, brasil menjadi negara pengekspor terbesar pemain bola bertalenta, beberapa diantaranya mereka sukses meraup kekayaan dan ketenaran. Selama ini Brasil dikenal sebagai negara katolik, mayoritas penduduknya adalah katolik. Namun dalam satu dekade terakhir, banyak orang Brasil yang berganti keyakinan dari katolik menjadi Kristen Evangelical, salah satu sekte dalam gereja protestan.
Tak hanya orang biasa, politisi, selebritis, hingga bintang sepakbola menjadi anggota jemaat Evangelical, banyak pesepakbola Brasil yang mengadu nasib di mancanegara merupakan Evangelicos [anggota gereja evangelical]. Mereka tak sungkan untuk mengekspresikan keyakinannya saat berada dilapangan. Mereka pun sukarela menyumbangkan sepuluh persen Dari pendapatannya untuk gereja dimana mereka bernaung. Cathrin Gilbert, seorang jurnalis lepas memotret fenomena ini dalam tulisannya, secara lugas cathrin menampilkan para pesepak bola Brasil yang menemukan keselamatan lewat Jesus Kristus. Sebagai balasan mereka menunjukan kesetiaan sebagai jemaat gereja, termasuk dengan menyumbangkan uang dalam jumlah besar bagi gereja tanpa tahu peruntukannya. Bagi sebagian pemain bola brasil, agama dan sepakbola adalah dunia yang tidak bias dipisahkan.
ANGGOTA EVANGELIS
dewasa ini banyak pesepakbola Brasil yang bermain di klub-klub Eropa adalah anggota gereja Pentecostal Charismatic [slah satu aliran dalam gereja evangelis protestan] dan tekun menyebarkan keyakinan mereka. Meraka pun tak sungkan menyumbangkan persepuluh dari pendapatannya bagi gereja mereka, tapi mereka sering tidak tahu kemana uang donasi tersebut digunakan. Inilah salah satu wajah sepakbola masa kini di negeri mayoritas penduduknya adalah katolik. Marcelo Jose Bordon adalah pria yang kuat seperti beruang. Di lapangan bola, dia dalah bek kekar dengan tinggi menjulang. Dia tengah duduk di resto milik Schalke 04, klub papan atas Bundesliga dimana ia bermain. Dengan rambut diikat ke belakang, kedua lengan berotot serta bertato, Marcelo bisa dengan mudah menaklukan sipir penjara. Nyatanya, ia bersuara dengan suara lembut, berkisah soal kasih yang menolong dirinya tatkala dalam kesulitan. Diapun menyadari bahwa ada seorang yang selalu setia mendampinginya, sejak dia menerima sang mesias dalam hidupnya.
Pria asal Ribeirao Preto, yang datang ke Jerman tahun 1991, ini adalah seorang Evangelico atau Kristen Evangelis. Ia anggota Charismatik Pontecostal yang menekankan kesetiaan pada bibel serta ubungan pribadi yang akrab dengan tuhan. Gereja ini, katanya merupakan satu-satunya gereja sejati yesus kristus. Bordon, 32, memiliki sebuah tato dibahu, dengan kalimat yesus in my strengh [yesus adalah kekuatanmu] yang tertatah dikulitnya dalam bentuk tulisan hias. Bibel bilang pada kita untuk jadi prajurit tuhan, ujarnya.
Diperkirakan ada 35 juta rakyat Brasil, hampir satu dari lima orang Brasil merupakan Evangelico, jumlah mereka berkembang kira-kira dua juta setiap tahun, dan 70% dari mereka, seperti halnya bordon, adalah orang gereja pentecostal charismatic. Memang 40 tahun lalu, Brasil negara yang 90% penduduknya katolik. Namun kini gereja Evangelis telah mengubah peta demografi di Brasil. Lewat aksi penginjilan gencar pada kaum miskin serta mengajarkan bahwa kemakmuran dan kekayaan adalah tanda dari kepercayaan sejati, Evangelis mulai diminati kalanagan artis, politisi serta atlet dengan bayaran mahal. Nah para sepakbola, salah ekspor Brasil paling sukses, membawa keyakinan ke seluruh dunia.
Pengertian dan Sejarah Sepak Bola Menurut Ahli
Dulu ada pemain bayern Levercusen, Jorghino dan Paulo Sergio, yang tak sungkan mengundang satu tim untuk bergabung dalam kelompok diskusi alkitab. Setelah itu pemain Bayern Muncen seperti Ze Roberto dan lucio, atau gelandang Stuttgart cacau memperlihatkan t-shirt putih mereka yang disablon dengan ungkapan seperti “jesus loves you” tiap kali usai mencetak gol dipertandingan Bundesliga. Mereka akan segera otomatis membuka Jersey tim mereka lalu mempertontonkan jesus t-shirt yang mereka kenakan.Kini FIFA telah melarang segala bentuk ungkapan religius dan politik yang tertera di kostum para pemain saat belaga di lapangan hijau. Son, para Evangelius merayakan gol dengan cara yang lebih hikmat dan tidak menyolok. Gelandang gilberto yang sempat bermain di Hertha BSC, kini berdoa di London bersama bersama Tottenham hotspur, rekan di timnas, Edmilson, berdoa di Villareal, Cris di Lyon, Lausiao di Lisbon, dan bintang dunia, Kaka di milan.
Keberadaan kaka dan kawan-kawan yang telah bergabung dalan Evangelicos punya arti penting dalam pergerakan Evangelis, inilah strategi pemasaran yang efektif. Gerakan gereja Pentecostal Charismatic, yang mana berkembang ke seluruh Brasil lewat AS diawal abad 21. Bordon, kapten tim Schalke, bergabung dengan evangelicos lainnya di bundesliga, diperkirakan ada sekitar 100 pesepakbola asal Brasil membentuk sebuah organisasi yang disebut Atleas de Christo [atlet kristus]. Misi mereka, seperti terulan dalam situs mereka, adalah mengajak warga dunia menjadi kristen. Ditengah jadwal kompetisi yang padat, bordon menempatkan diri bertemu dengan para saudaranya serta melakukan pelayanan religius.
Saat di kamp latihan, bordon mengundang manajer Schalke Andreas Muller, seorang penganut mormon, untuk hadir dalam diskusi alkitab. Misi pelayanan adalah bagian dari komitmen bordon saat merantau ke eropa sebagai atlet kristus. “Tuhan menginginkan saya datang ke jerman untuk menyebarkan firmannya,” kata bek kelahiran 7 januari 1976 itu.
Sekali waktu bordon pernah berselisih paham dengan rekan satu tim, Frank Rose sang kiper, yang kini bermain di SV Hamburg, bilang bahwa Bordon coba mengasut pemain lain untuk memusuhinya. Rost mengklaim. Bordon bilang pada staf pelatih dan manajer bahwa ia, Rost dirasuki setan.
Bordon membantah tudingan tersebut, Rost dan Bordon dengan kepribadian mereka yang bertolak belakang merupakan paduan yang buruk, kata Muller. Namun mantan striker schalke Alton juga pernah bilang ia pernah chlas dengan bordon hingga nyaris berkelahi. Menurut Alton, Bordon menuduhnya minim berdoa pada tuhan. Hasilnya, itu jadi jalan masuk bagi setan untuk merusak tim. Tapi, kata Alton, ia sama sekali tidak percaya dengan keyakinan versi Bordon tersebut.
Alton tidak mengijinkan roh kudus masuk dalam kehidupannya, sebut Bordon. Paparnya, ia menerima roh kudus di tahun 1994. Dia duduk dibangku belakan dalam sebuah gereja kecil di Sao Paolo. Seorang teman meyakinkan dirinya untuk datang sendirian. Nah saat tengah khusuk berdoa, ia mulai merasakan sensasi di kaki. Secara tiba-tiba, kenang bordon, kakinya mulai bergerak menghentak-hentak ke lantai tanpa bisa dikontrolnya.
Awalnya pelan, lalu bergerak kian cepat. Para jemaah gereja yang kira-kira berjumlah 400 orang terperangah melihatnya, tapi pastor [pemimpin kebaktian] meminta bordon berjalan seperti orang yang berbaris. Belakangan pengalaman itu disebut bordon sebagai “the most moving day on my life”. Saat bersamaan bordon bilang, ia telah menerima segala sesuatu yang diimpikannya semasa kanak-kanak, ketenaran dan wanita cantik. Namun ia tetap merasa ada yang kurang dalam hidupnya, yakni kedekatan dengan sang maha kuasa.
Selama berkiprah di Brasil, Gereja Pentecostal merangkul jemaat dari kalangan menengah keatas. Bagian dari agenda tersebut, rupanya untuk meraih dominasi fulus dari warga yang ekonominya mapan. Dimasa lalu anggota jemaat dilarang minum alkohol, merokok, menonton televisi atau pergi nonton film di teater. Kini gereja-gereja Evangelis mewartakan bahwa kekayaan dan kesenangan adalah sejalan dengan gaya hidup seorang Kristen. Gaya pewartaan ini membuat gerakan Evangelis menaik lebih banyak orang. Bahkan jemaat gereja percaya bahwa kekayaan materi adalah ganjaran bagi kehidupan yang mengikuti kehendak tuhan. Mereka juga yakin, meski jadi kaya untuk menjadi seorang kristen yang baik. Logikanya, menjadi kaya dapat memberikan uang lebih banyak, dan mereka yang mampu menyumbang uang dalam jumlah besar adalah orang-orang yang baik.
DONASI DAN PENYIMPANGAN
Ekspansi gereja Karismatik Evangelis membuat khawatir Reinhard Hampelmann, direktur Protestan Center Of Religius And Ideological Issues di berlin. Mungkin Hampelmann, sebagai seorang teolog tidak sepenuhny netral pada isu ini. Dia akrab dengan masalah-masalah gereja tradisional dimana mereka kian banyak kehilangan jamaatnya, banyak dari jemaat tersebut beralih ke komunitas Pentecostal. Setiap manusia punya hak untuk memilih tempat dimana ia beribadah, kata Hampelmann, tapi ia tidak setuju dengan gagasan membeli keselatan. Bordon akrab dengan kritik semacam ini. Ia malah heran apa masalahnya jika membantu anggota komunitas yang lemah untuk meningkatkan taraf kehidupan mereka. Para Evangelicos mendominasikan persepuluh dari pendapatannya bagi gereja mereka. Mereka percaya semakin besar sumbangan yang mereka berikan,maka kian besar pula kesempatan mereka untuk memperoleh kebahagiaan dan kesuksesan. Menurut perkiraan, pemain terbaik FIFA 2007, kaka asal AC Milan,mengirm donasi sebesar 770 ribu euro setiap tahun di Brasil. Ini merupakan tanda dari tuhan dan itu mungkin jika menyumbang terlalu sedikit, tatkala pemain tidak sukses atau mengalami cedera. “pemberian donasi persepuuh dari pendapatan seseorang merupakan tanda loyalitas manusia kepada tuhan,” begitu khotbah-khotbah yang disampaikan para pendeta gereja.Mereka yang menolak menderma artinya mengkhianati tuhan dan iblis menguasai hidup mereka. Hal ini tak lebih dari sebuah teologi untuk mengumpulkan kekayaan, kritik dari Alexandre Fonesca dari universitas Sao Paolo. Para anggota jemaat tidak tahu pasti yang terjadi dengan donasi mereka, yang mana mereka membayar lewat kartu kredit atau debit langsung dari rekening mereka. Bordon bilang, ia tidak dapat memonitor apa yang terjadi dengan uangnya. Dia berasumsi bahwa donasinya disalurkan gerejanya untuk disumbangkan kepada orang-orang miskin dalam rupa makanan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan bagi saudara-saudara mereka yang yang tidak beruntung. “tapi bukankan kepercayaan merupakan bagian dari iman” tuturnya
Tahun 2005 seorang pendeta ditangkap tatkala jet pribadinya mendarat di lapangan udara Brasilia. Ibukota kawasan tengah Brasil. Polisi menemukan dalam bagasinya yakni tas yang masing-masing isinya uang yang ditotal mencapai 3,5 juta euro. Sang pendeta Ramos da Silva, menjelaskan bahwa uang tersebut merupakan perpuluhan atau dominasi dari anggota jemaat di wilayah amazon, salah satu kawasan termiskin di Brasil. Lantas tahun 2007, polisi AS menangkap Estevan dan Sonia Hernandes, pasangan pendiri gereja, dengan uang 39 ribu euro dalam tas mereka. Mereka dipenjara selam 5 bulan karena mencoba menyelundupkan ke AS. Mereka pun diperiksa atas dugaan pencucian unag atau money loundring. Kantor jaksa distrik Sao Paolo juga mengontak pihak berwajib di italia untuk menyidik hubungan antara bintang sepak bola kaka dengan pasangan pendeta tersebut. Pasangan Hernandes diperkirakan memiliki aset sebesar 52 juta euro.
Kaka pun diduga telah beberapa menjumpai pasangan Hernandes di mansion Sao Paolo. Desember 2007 silam, Kaka mempersembahkan tropi terbaik FIFA miliknya untuk gereja. Kini tropi tersebut terpajang di bangunan gereja Sao Paolo, dimana kaka menikah tahun 2005. Nama bintang sepakbola Ronaldo dan ze Roberto juga dikaitkan dalam kasus ini, anak-anak Hernandes dijadikan saksi.Kaka sendiri tak terpengaruh dengan dakwaan yang ditunjukan pada dewan pemimpin gerejanya. Pemain bayern muncen Lucio tak sungkan mempublikasikan keyakinannya. Mobil audi yang dikemudikannya dihiasi stiker yang memproklamirkan moto hidupnya “jesus love you”. Manajemen klub, termasuk manajer Uli Hoenes, tak mempermasalahkan hal tersebut.
Bagi mereka, orang-orang Brasil merupakan model para atlet profesional. Mereka tak pernah meninggalkan pesta natal yang diadakan tim lebih awal untuk menghabiskan malam dengan mabuk-mabukan di nigthclub atau pub. Mereka punya kehidupan keluarga yang stabil dan mereka tak mabuk-mabukan saat festival tahunan di bulan oktober. Para Evangelicos telah mendirikan sebuah kerajaan kecil media di Brasil. Tahun 1989, sebuah jaringan stasiun televisi dan radio, senilai 43 juta euro. Kini perushaan ini berkembang dengan memilki 60 stasiun radio, sebuah penerbitan surat kabar dan buku, serta sebuah perusahaan rekaman yang mengkhususkan diri pada musik-musik gospel.
TV record secara rutin menayangkan perayaan-perayaan doa. Stasiun televisi pun sukses menarik presenter-presenter top dari stasiun-stasiun rival. Mereka pun menayangkan program acara yang amat popular, sebuah soap opera kristen berjudul Storm Of Love. Saat TV recor merupakan jaringan televisi terbesar di Brasil. Mereka berencara mengembangkan semacam Pentecostal Charismatic versi CNN yang akan disiarkan dalam bahasa Spanyol dan Inggris. Hasilnya, bakal bisa diwartakan ke seluruh penjuru dunia. Tapi hingga televisi ini mendunia, anggota jemaat tetap berdoa dari hal-hal olahraga atau rauang-ruang konferensi yang tidak mencolok. Di jerman, mereka melakukan kebaktian setiap minggu siang di lantai dua sebuah gedung di distrik Zufen Hausen, Stuttgart. Kebaktian ini disebut sebuah pelayanan komunitas kristen gospel Brasil.
Sinar matahari menerobos masuk lewat sebuah jendela besar, beberapa lilin menghiasi ruangan, ada sebuah set drum diatas panggung, dan lantai papan yang baru saja dip pel. Ada sekitar 100 jemaat datang untuk mengikuti pelayanan. Seorang pria menganakan kacamata bergagang perak dan seorang pria berjas berdiri diatas podium. Nama pria berjas itu adalah Maria Baretto Claudemir da Silva a.k.a cacau, dan ia telah menjadi striker klub bundesliga, VFB Stuttgart, selam 5 tahun.
Para pemain boola adalah bintang dalam kongregasi evangelical jermar. Setelah mengucapkan sambutan dalam bahasa portugal, yang mana diterjemahkan bagi tamu-tamu jerman oleh seorang penerjemah Cacau, 27, meminta tiap orang saling berpelukan satu dengan yang lain, hal ini diikuti dengan nyanyian, tarian serta tepuk tangan. Lantas sang bintang sepakbola mengucapkan sebuah doa dalam bahas yang begitu cepat, para anggota jemaat lainnya mulai menangis seraya mengangkat satu tangan lainnya ke dada “dalam nam tuha, haleluyah.” Seru mereka. Selam 10 menit, Cacau pro yang pemalu berubah menjadi sutradara dalam pertunjukan nan emosional.
Di usia 13 tahun, sang striker berkisah kemudian, ia direkrut klub Palmeiras di Sao Paolo. Namun dia dicoret saat seorang pelatihnya anyar ditunjuk. Cacau yakin kariernya sudah habis. Sekali waktu kakaknya datang mengunjunginya. Kisah Cacau, seorang saudara yang suka mabuk-mabukan di bar dan nightclub.
“dia terlihat berubah secara tiba-tiba, begitu dewasa dan berwawasan. Ia bilang pada saya hidupnya berubah berkat jesus. Dia membawa saya pada pelayanan. Sebelum itu, saya percaya hanya sepakbola yang menjadi pusat kehidupan saya.” Papar Cacau. Cacau bilang bahwa ia menerima jesus sebagai penyelamatnya secara antusias, tapi ia tidak berupaya keyakinannya kepada rekan-rekan satu tim. Tidak, katanya, karena cacau pemalu, dia Cuma tak ingin memaksa orang lain mengikuti keyakinannya.
Sekitar dua tahun lalu, kardinal Brasil Claudio Humes, salah satu kandidat kuat paus setelah kematian Paus Yohanes Paulus II, membuat kaget setiap orang dengan melontarkan pernyataan, ”sampai kapan Brasil menjadi negara katolik?” beberapa waktu lalu paus benekditus XVI berkunjung ke Brasil, negara berpenduduk katolik terbesar di dunia. Mennyampaikan kecemasan senada dengan kardinal Hummes serta para uskup di kawasan Amerika Latin. Saat ini diperkirakan gereja katolik telah kehilangan 20% pengikutnya yang beralih jadi jemaat beragam sekte evangelical dalam satu dekade ini. Paus menggambarkan situasi yang berlaku kini sebagai ancaman terhadap warisan nilai-nilai spiritual katolik yang dilakukan oleh kelompok pentecostal atau dominasi evangelical lainnya.Sebenarnya ancaman tidak berlaku belakangan ini. Walau protestanism berhasil menyusup ke amerika latin dimasa kolonial, tatkala ajaran-ajaran Marthin Luther menyebar dibawah tanah, tantangan sebenarnya dimulai tahun 1950-an dengan kedatangan para saksi Jehovah. Belakangan, sekte ini kian menguat bersamaan dengan berkembangnya berbagai kelompok evangelical.
Di Guatemala, sekitar 30% penduduknya menganggap diri mereka sebagai protestan. Sukses serangan terhadap katolikisme bisa diukur, sebagai contoh, Christian Fraternity, kelompok Evangelical terbesar, baru daja membuka sebuah gedung kebaktian di Amerika Tengah dengan kapasitas 12.200 orang
Di Brasil, God Assembly, kelompok gerakan Pentecostal paling berpengaruh di negara tersebut, bisa dengan mudah mengumpulkan puluhan ribu orang menyamai pertandingan sepakbola. Saat ini satu dari lima orang Brasil telah beralih dari gereja katolik menjadi anggota gereja-gereja protestan.
Lantas mengapa hal ini bisa terjadi? Penjelasan konvensionalnya, gereja katolik selama ini selalu menjadi bagian dari kaum elit yang memerintah Amerika Latin. Jadi, gereja katiolik mesti membayar harganya karena dipandang sebagai konstitusi pro staus quo. Kaum sayap kanan menilai bahwa teologi pembebasan, gerakan sosialis yang memecah gereja katolik di Amerika Latin di era 1970 hingga 1980-an, telah berkontribusi menyatukan vatikan danpemegang hierarki tradisional. Sementara kaum sayap kiri menjelaskan, reaksi Vatikan melawan teologi pembebasan di pimpin kardinal Joseph Ratzinger, kini Paus yang semasa era 80-an hingga 90-an menjadi prefek dsari Congregation for the Doctrine of the faith, telah menyakiti udaha untuk membawa gereja lebih dekat pada rakyat jelata. Oleh karena itu, gap tersebut kini diisi gereja-gereja Evangelical.
Tampaknya gereja katolik telah gagal menunjukan kepeduliannya kepada kaum miskin di kawasan Amerika Latin. Lewat situasi yang sama kaum politisi dan instuisi tradisional telah gagal membuat diri mereka relevan bagi jutaan kaum papa. Pergantian keyakinan kondisinya mirip dengan pemilihan presiden.Dalam kasus gereja katolik, upaya teologi pembebasan membawa gereja lebih dekat pada kaum jelata lewat gerakan sosialisme jelas terasing oleh gerkan yang lebih dulu mapan dalan ranah politik dan benak masyarakat Amerika Latin, yakni revolusi dan konta revolusi.
Horor kaum bersenjata, perjuangan kaum tertindas, tekanan inflasi, birokrasi yang mencekik dan korup merupakan keseharian yang dihadapi kaum marjinal. Kegagalan Vatikan untuk melihat keprihatinan rakyat terhadap staus quo merupakan justifikasi sempurna. Politikus dan intstitusi legal terbukti tidak kondusif bagi gerakan sosial dan kemandirian kaum akar rumput. Sementara kelompok evangelical secara kontras, dengan cepat memperlihatkan kepedulian mereka pada kaum marjinal. Bila para ulama katolik menolak ekonomi global dan mencaci maki dunia dalam semangat mengutamakan nilai-nilai spiritual. Sebaliknya, para pendeta Evangelical bicara sola kemandirian dan meminta para pengikutnya untuk tidak berharap apda pemerintah menyelesaikan masalah mereka. Kaum papa diajak aktif untuk secara sukarela ikut dalam pelayanan. Sepertinya vatikan tidak menyerah melawan segala macam sekte hingga kapan pun. Bagusnya, kompetisi ini tidak pernah menyakiti penganut masing-masing
0 Comments
Post a Comment