SSC Napoli adalah klub sepakbola Italia yang bermarkas di kota Naples,ibukota regione Campania,kota terbesar ketiga di Italia setelah Roma dan Milan.Napoli resmi di dirikan pada tahun 1904 oleh pelaut yang berkebangsaan Inggris,William Poths dan Hector M.Bayon dengan nama klub,Naples Football and Cricket Club.
Pada tahun 1906 nama klub di ganti menjadi Napoli Football Club dan dibawah asusan Presiden Giorgio Ascarelli nama klub diganti lagi menjadi Associazione Calcio Napoli.Sejak itu,prestasi Napoli mengalami proses naik turun dan masih berlangsung setelah terjadinya perang dunia II.Napoli akhirnya keluar masuk Serie a dan Serie b hingga pertengahan tahun 1960-an dan tanggal 25 Juni 1964 Napoli merubah namanya menjadi Societa Sportiva Calcio Napoli.
Prestasi terbaik Napoli datang di era tahun 1980-an.Pada tahun 1984 Napoli berhasil mendatangkan sang legendaris,Diego Armando Maradona dari klub Barcelona dengan banderol 3 juta pounds,dan pemain Argentina tersebut menjadi inspirasi klub Napoli di Serie a.Di musim 1986/1987 dengan bantuannya,dan beberapa pilar lokal seperti Ciro Ferrara,Salvatore Bagni,Fernando De Napoli,Andrea Carnevale,dan Antonio Careca,klub asal Napoli ini berhasil menorehkan sejarah dengan meraih Scudetto pertama klub.
Musim 1987/1988 memaksakan Napoli melepas gelar mereka dengan finis sebagai runner up.Akan tetapi masih dengan bantuan Maradona,pada musim1988/1989 Napoli berhasil menorehkan sejarah luar biasa dengan merebut Piala UEFA,yang merupakan gelar Eropa pertamanya dengan mengalahkan wakil dari Jerman yaitu Stuttgart di final.
Dan akhirnya mereka memenangkan Scudetto lagi pada musim 1989/1990,finis dua angka di depan AC Milan.Maradona benar-benar menjadi sosok vital dalam semua raihan trofi klub ini dan sering kali dikaitkan sebagai alasan utama kesuksesan Napoli.Prestasi Napoli kemudian mulai menurun karena kepergian sang maskot mereka yaitu Diego Maradona.
Pemain tersebut gagal tes doping di awal tahun 1990-an,pemain legendaris tersebut mendapat hukuman larangan tampil membela klub selama 15 bulan,dan pada akhirnya tidak pernah bermain lagi untuk klub tersebut,sampai pindah ke Sevilla pada tahun 1991.Napoli akhirnya terdegradasi lagi ke Serie b di akhir era tahun 1990-an,setelah sejumlah bintang tenar lain ikut hengkang seperti Gianfranco Zola,serta mengalami kesulitan finansial.
Pada Agustus 2004,Napoli pun dinyatakan bangkrut dengan utang yang membludak sekitar 70 juta euro.Produser film asal Italia,Aurellio De Laurentiis kemudian masuk ke dalam kepengurusan managemen untuk membina dan mengangkat lagi performa Napoli yang telah meredup.Walaupun dalam kondisi terpuruk,tifosi Napoli masih tetap setia kepada klub tercinta mereka tersebut.
Mei 2006 Napoli mengganti namanya menjadi Societa Sportiva Calcio Napoli setelah promosi ke Serie b dan berhasil naik kasta lagi ke Serie a untuk mengikuti musim 2007/2008.Perjalanan Napoli di Serie a terbilang bagus karena prestasinya selalu meningkat,hingga diakhir musim 2010/2011 dimana Napoli berhasil finish di pos ketiga yang berhak mengikuti kompetisi Liga Champions untuk musim 2011/2012.Dan hingga kini Napoli selalu berada di papan atas Liga Italia Serie a.
Menurut legenda nama asli Napoli adalah parthenopaea. Nama itu diberikan oleh seorang dewi fortuna perayu bernama Parthenope sebagai ucapan triema kasih. Konon, karena pembangunan kota Napoli inilah kuburan Parthenope yang lama ditelan bumi akhirnya muncul lagi. Nama Parthenope memang sangat berbau Yunani. Tak usah heran, karena dulu kota Napoli ini memang pernah jadi koloni kerajaan Yunani kuno. Dan mereka menyebut kota jajahannya Neapolis. Setelah itu Napoli silih berganti jatuh ketangan banyak penguasa. Dari Romawi kuno, dinasti Norman, Hohenstaufen, Angevin, Aragon, sampai Spanyol. Josep Bonaparte, saudara kandung Napoleon, memasukan Napoli dalam kekaisaran Prancis pada awal abad XVIII, Setelah sempat jatuh ke tangan Dinasti Bourbon, Napoli akhirnya bergabung dengan Bologna, Parma, Modena, dan Tuscany membentuk ”Persatuan Selatan” pada 1860. Inilah cikal bakal ”Kekaisaran Italia” yang terbentuk 10 tahun kemudian.
Karena kekuasaan yang begitu cepat silih berganti itulah kultur Napoli pun terus bergerak. Tapi pada akhirnya, toh pengaruh Yunani juga yang paling banyak melekat. Sama seperti yang dialami kebanyakan kota di ujung Italia Selatan, seperti Maratea dan Reggio di Calabria atau Palermo serta Messina di pulau Sicilia.
Pengaruh Yunani itu sampai sekarang masih terasa. Terutama bila anda menelusuri kawasan yang disebut Spacca Napoli(kota lama) dengan berjalan kaki. Sebagian jalanannya yang sempit dan berbatu-batu itu adalah warisan kota tua peninggalan Yunani. Tata kota sebagian kawasanyya pun sangat berbau Yunani. Tapi bukan itu saja keunikan kota terbesar kedua setelah Roma di Italia Selatan ini.
Dalam urusan sepakbola, Napoli juga bisa dibilang sebuah unikum tersendiri dalam percaturan Seri A. Bayangkan, sebagai kota yang tingkat kesejahteraannya termasuk rendah untuk Italia, pemegang tiket terusannya selalu mencapai 70 ribu orang. Angka itu sekitar 97% dari kapasitas Stadion San Paolo yang megah. Persentase tersebut juga yang tertinggi dibanding klub-klub besar Italia lainnya. Bahkan mungkin yang tertinggi di seantero Eropa. Publik Napoli memang sangat fanatik terhadap tim kesayangannya.
Kata orang sejarah klub Napoli mengikuti ”hukum pembagian jam” menurut versi orang bule. Maksudnya, periodisasinya bisa dibagi dua: ”AM” (ante meridiem) dan ”PM” (post meridiem). Tapi dalam konteks sepakbola, dua bagian tersebut harus dibaca:”Ante Maradona” dan ”Post Maradona”. Maradona memang bagian penting, mungkin yang terpenting, dalam sejarah kota Napoli. Betapa tidak, berkat kehadiran bintang Argentina inilah Napoli ”masuk” dan diakui sebagian sejarah persepakbolaan Italia.
Pada pertengahan tahun 1984 Corlaino mendatangkan Maradona dari Barcelona, klub sebetulnya kekurangan dana hampir I juta US Dollar. Tapi Corlaino tak kurang akal. Ia minta semua pendukung fanatik Napoli ramai-ramai menyumbang agar klub bisa menalangi kekurangan itu. Diluar dugaan, sambutan penggemar ternyata sangat antusias. Ribuan warga kota pelabuhan itu antre diluar markas klub untuk menyumbangkan dana. Dan hanya dalam hitungan hari kekurangan dana itu bisa diatasi.
Maradona pun diboyong ke Napoli pada pertengahan 1984. Ia dibawa ke Stadion San Paolo dengan helikopter. Di stadion penonton berjubel menunggu kehadirannya. Padahal untuk itu, mereka masih harus membayar tiket masuk seribu Lira perorang. Fanatisme yang luar biasa.
Sukses Maradona tak bisa dilepaskan dari peran pelatih Ottavio Bianchi. Bintang Napoli lainnya pada masa itu adalah Careca, penyerang asal Brazil yang jadi tandem di lini depan bersama Maradona. Lini tengah dipimpin gelandang ulet Fernando De Napoli dan Alemao.
Ada cerita menarik, dari kejadian perempat final pada piala dunia 1990, saat Argentina mengalahkan Brazil. Setelah Caniggia mencetak gol, memanfaatkan umpan matang sang maestro Maradona. Para pemain Brazil menyemprot Alemao, karena tidak melakukan pelanggaran terhadap rekan setimnya di Napoli. Padahal, posisinya begitu dekat dengan Maradona, untuk melakukan tekel yang beresiko pelanggaran. Entahlah, apa karena karisma Maradona? Yang menjadi temannya di Napoli, membuat Alemao enggan melakukan tindakan yang kurang ”sportif” . Yang terkesan ekstrem adalah ketika partai semi final di piala dunia 1990, saat Argentina berhadapan dengan tuan rumah Italia. Yang kebetulan pertandingan itu digelar di Stadion San Paolo, kandang Napoli. Dua hari menjelang pertandingan, Maradona disambut seperti pahlawan.
Bisa jadi, mereka tetap menyambut hangat karena sangat yakin Italia bisa mengalahkan tamunya. Tapi ada juga yang menilai sambutan itu tulus. Maklum warga Napoli memang kurang simpati terhadap timnasnya yang didominasi pemain dari klub-klub utara. Yang hangat suasana serupa terlihat pada pertandingan penyisihan Euro 2008. Saat lawan Lithuania Italia yang menjadi tuan rumah menjadikan San Paolo sebagai tempat partai kandangnya. Dan sambutan yang antusias didominasi oleh Banner dan poster Fabio Cannavaro. Maklum Cannavaro sendiri adalah putra asli Napoli, bahkan dia pun pernah menjadi seorang ball boy di stadion itu.
Diposting oleh Unknown di 19.39
Kirimkan Ini lewat Email
Referensi:
http://sportronz.blogspot.com/2016/10/sejarah-ssc-napoli.html
0 Comments
Post a Comment