Sejarah India Kuno



Sejarah masa lampau India menjadi perhatian khusus bagi penulis karena peradaban Indonesia pada masa lampau memiliki peradaban yang berakar pada peradaban-peradaban india kuno, kerajaan india kuno mempunyai sumbangsih yang sangat banyak dalam perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan pengaruh India kuno berhasil masuk ke berbagai sektor kehidupandan budaya masyarakat Indonesia, misalnya karya sastra bahasa Sangsekerta ,sistem pememerintahan, Reliligi,agama dan kebudayaan, salah satu contoh besar adalah masuknya agama Hindu Budha di Indonesia pada masa lampau, Serta berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mendapat pengaruh india Misalnya kerajaan kutai, Tarumanegara, Holing dan kerajaan yang berdiri setelahnya. pada masa lalu India adalah pusat peradaban dunia dimana hampir semua bangsa yang ada di wilayah Asia Tenggara berkiblat ke India, hal ini bisa diketahui melalui perkembangan agama hindu dan budha dan candi-candi kuno tempat peribadatan agama hindu dan budha yang tersebar hampir keseluruh wilayah Asia Tenggara Selain itu kerajaan india kuno juga mempunyai banyak kisah sejarah yang sangat menarik untuk dikaji dan di ketahui kemudian dijadikan sebagai pedoman untuk membangun Negara Indonesia kedepannya.


A. Peradaban Lembah Sungai Indus


Daerah India merupakan suatu Jazirah dari Benua Asia. Jazirah ini disebut juga disebut anak benua, karena letaknya seakan-akan terpisah dari daerah daratan Asia serata letaknya menyendiri dari daerah Asia lainnya. Terletak di Asia Selatan dengan garis pantai sepanjang 7.000 km, dan bagian dari anak benua India, India merupakan bagian dari rute perdagangan penting dan bersejarah. Dia membagi perbatasan dengan Pakistan, Republik Rakyat Cina, Myanmar. Banglades, Nepal, Bhutan, dan Afganistan. Sri Lanka, Maladewa, dan Indonesia adalah negara kepulauan yang bersebelahan.

India adalah letak dari peradaban kuno seperti Budaya Lembah Indus dan merupakan tempat kelahiran dari empat agama utama dunia: Hindu, Buddha, Jainisme, dan Sikhisme. Negara ini merupakan bagian dari Britania Raya sebelum meraih kemerdekaan pada 1947.

Disebelah utara daerah India terbentang deretan pegunungan yang tinggi sekali yaitu pegunungan Himalaya, pegunungan ini menjadi pemisah antara India dan daerah-daerah lain di Asia. Antara pegunungan Himalaya dan Hindukush terdapat celah Khaiber Celah-celah kaiber inilah yang dilalui oleh masyarakat India di dalam melakukan aktifitas hubungan dengan daerah-daerah lain di Asia dan melalui sela-sela itu bangsa-bangsa lain memasuki wilayah india seperti bangsa aria, laskar Kyurs Agung, Iskandar Zulkarnain, bangsa Huna Mahmud Al-Ghasni dan Timur Lenk, ditengah-tengah India terdapat pegunungan Windya. Pegunungan ini membagi India menjadi dua bagian yaitu India utara dan India Selatan, pada daerah India bagian utara mengalir sungai Shindu, Gangga, Yamuna dan Bahmaputera daerah itu merupakan daerah subur sehingga padat penduduknya

Diantara tahun 3000 sebelum masehi sampai dengan tahun 1000 sebelum masehi berkembang suatu kebudayaan yang peradaban kebudayaan sudah tinggi sekali mutunya, kebudayaan tertua di India yang terdapat di lembah sungai Indus\ Shyindu tersebut sering disebut dengan nama kebudayaan Shindu, berdasarkan hasil penggalian dan penelitian yang telah dilakukan oleh seorang arkeolog yang bernama Sir John Marshall. Terdapat bekas bekas kota Hahanyo Daro, Harappa dan Chanko Daro telah membuktikan kepada kita bahwa kebudayaan lembah sungai shindu tersebut telah tinggi sekali tingkat peradabannya . kehidupan masyarakat pendukung dari kota ini adalah corak masyarakat agraris.

Bukti bahwa kebudayaan shindu sudah tinggi mutunya antara lain :

a. Penduduknya tinggal dikota.

b. Kota Mahenyo daro dan Harappa telah didirikan berdasarkan aturan tertentu dan berencana,

c. Kota-kota tersebut adalah merupakan contoh pertama dalam sejarah dari suatu”Town Planning”.

d. Jalan jalan kota dibuat lebar lebar lurus dan teratur,

e. Masyarakat tinggal di gedung - gedung bahkan ada yang bertingkat dan gedung gedung tersebut dibuat dengan menggunakan kapur dan semen.

f. Setiap rumah mempunyai sumur kamar mandi dan saluran pembuangan air yang baik.

g. Kebersihan dalam kota telah di atur dengan menggunakan sistem pembuangan air yang sangat baik.

h. Masyarakat telah mampu membuat area, perhiasan atau manik - manik yang terbuat dari tanah liat maupun dari logam.

Untuk menunjang pola hidup ( Mata pencarian ) Masyarakat pada waktu itu telah mampu membuat alat alat senjata ( panah, kapak,belati,tombak dan lain lain) terutama terbuat dari perunggu. Disamping itu masyarakatnya telah mengenal bentuk bentuk tulisan tetapi bentuk tulisannya sampai sekarang belum dapat dibaca dengan baik oleh orang awam maupun para Serjana Arkeologi, sehingga tulisan masyarakat lembah sungai shindu dikategorikan kedalam kebudayaan zaman pra/proto sejarah. Sebab tulisan masyarakat pada waktu itu masih berbentuk tanda gambar atau sering disebut dengan istilah pictograp.

B. Peradaban Sungai Gangga

Lembah sungai Gangga terletak antara pegunungan Himalaya dan pegunungan Windya-Kedna. Sungai itu bermata air di pegunungan himalaya dan mengalir melalui kota-kota besar seperti Delhi, Agra, Allahabad, Patna, Benares, melalui wilayah Bangledesh dan bermuara keteluk Benggala. Sungai Gangga bertemu dengan Sungai Kwen Lun dengan keadaan alam seperti ini tidak heran bila lembah Sungai Gangga sangat subur.

Pendukung peradaban lembah sungai Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk Bangsa Indo-German. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah Timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 2000-1500 SM, melalui celah Kaiber di pegunungan Himalaya. Mereka adalah Bangsa peternak dengan kehidupannya yang terus mengembara. Tetapi setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di lembah Sungai Shindu dan menguasai daerah yang subur, mereka akhirnya bercocok tanam dan hidup menetap. Selanjutnya, mereka menduduki lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya.

Perkembangan lembah kebudayaan masyarakaat lembah Sungai Gangga mengalami banyak kemajuan pada bidang kesenian. Kesusastraan mengalami masa yang gemilang, seni pahat dan seni patung berkembang pesat juga kuil-kuil yang indah dari Syanta dibangun. Kebudayaan lembah Sungai Gangga merupakan suatu campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan kebudayaan bangsa Dravida. Kebudayaan ini lebih dikenal dengan kebudayaan Hindu. Bangsa Arya yang hidup sebagai penggembala setelah tiba di India dan bertemu dengan bangsa Dravida yang sudah hidup menetap mereka pun mengadakan asmilasi(pencampuran) sehingga melahirkan kebudayaan Hindu. Daerah-daerah yang diduduki oleh bangsa Indo-Arya sering disebut dengan Arya Varta(Negeri Bangsa Arya) atau Hindustan (tanah milik bangsa Hindu). Bangsa Dravida mengungsi ke daerah selatan, kebudayaannya kemudian dikenal dengan nama kebudayaan Dravida.

C . Sistem Sosial di India Kuno


Di India kuno sistem sosial terbagi menjadi empat kasta yaitu Yarnas, Ksatria, Brahmana, Waisya dan Sudra. Para Ksatria pada awalnya adalah Kasta yang paling dihormati dan merupakan pemegang kekuasaan dan ahli perang. Para brahmana masuk kedalam Kasta ke dua pada struktur kekuasaan; tugas mereka adalah belajar, mengajar dan menerjemahkan tulisan-tulisan keagamaan. Setelah Kasta Brahmana adalah kasta Wisya para pedagang, Seniman dan Petani, Selanjutnya dalah Kasta Sudra mereka adalah buruh kasar dan para pembantu, yang pekerjannya adalah melayani Kasta-Kasta lain.

Sistem sosial yang rumit ini di bawa ke India oleh Bangsa Arya. Bangsa Aria memiliki tubuh yang tinggi, berkulit agak terang , yang hidup di Asia Tengah dan Eropa Timur. Mereka termasuk suku Bangsa yang berbeda dan berkelana dari satu tempat ketempat yang lain, mereka mulai berimigrasi ke India pada sekitar tahun 100 SM. Disana mereka melakukan penaklukan penduduk setempat dan membentuk suatu perdaban yang baru yang kemudian menyebar ke banyak tempat di Asia selatan. Bangsa Aria terkenal dengan Bangsa pengelana pada awalnya tidak memiliki bahasa tulisan. Bentuk tulisan dari Sansekerta, bahasa ucapan mereka, akhirnya berkembang dalam beberapa Abad saat mereka menetap untuk hidup bertani. Sekitar tahun 1000 SM, pendeta bangsaa Aria telah mengumpulkan nyanyian keagamaan, syair, lagenda dan upacara keagamaan dari orang-orang mereka kedalam empat buku suci yang mereka sebut Weda “ atau buku-buku pengetahuan” Weda merupakan sumber yang sangat berharga bagi pengetahuan sejarah dan apa yang kita ketahui tentang kehidupan dan kebudayaan bangsa Aria.

Pada masa berikutnya, posisi para brahmana meningkat daan menempati kasta tertinggi karena hanya mereka yang dapat membaca catatan-catatan keagamaan dan memimpin upacara-upacara ke Agamaan, bahkan orang-orang percaya bahwa para pendeta brahmana memiliki kemampuan untuk menyalurkan kekuatan khusus pada raja-raja mereka . Jadi, pra pendeta menggantikan posisi para kesatria sebagai anggota terpenting di dalam masyarakat india.

Peradaban Lembah Sungai Gangga (India Kuno)

1. Pusat Peradaban

Pusat peradaban Lembah Sungai Gangga terletak antara Pegunungan Himalaya dan Pegunungan Windya-Kedna.

Pendukung peradaban Lembah Sungai Gangga adalah bangsa Arya yang termasuk bangsa Indo-Jerman. Mereka datang dari daerah Kaukasus dan menyebar ke arah timur. Bangsa Arya memasuki wilayah India antara tahun 200-1500 SM, melalui Celah Kaibar di Pegunungan Hirnalaya.

Bangsa Arya adalah bangsa peternak dengan kehidupan yang terus mengembara. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup menetap.

Selanjutnya, mereka menduduki Lembah Sungai Gangga dan terus mengembangkan kebudayaannya. Kebudayaan campuran antara kebudayaan bangsa Arya dengan bangsa Dravida dikenal dengan sebutan kebudayaan Hindu.

2. Pemerintahan

Perkembangan sistem pemerintahan di Lembah Sungai Gangga merupakan kelanjutan ~an sistem pemerintahan masyarakat di daerah Lembah Sungai Indus. Runtuhnya Kerajaan Maurya menjadikan keadaan kerajaan menjadi kacau dikarenakan peperangan antara kerajaan-kerajaan kecil yang ingin berkuasa. Keadaan yang kacau, mulai aman kembali setelah munculnya kerajaan-kerajaan baru. Kerajaan-kerajaan tersebut di antaranya Kerajaan Gupta dan Kerajaan Harsha.

Kerajaan Gupta

Pendiri Kerajaan Gupta adalah Raja Candragupta I dengan pusatnya di Lembah Sungai Gangga. Pada masa pemerintahan Raja Candragupta I, agama Hindu dijadikan agama negara, namun agama Buddha masih tetap dapat berkembang.

Masa kejayaan Kerajaan Gupta terjadi pada masa pemerintahan Samudragupta (Cucu Candragupta 1). Pada masa pemerintahannya Lembah Sungai Gangga dan Lembah Sungai Indus berhasil dikuasainya dan Kota Ayodhia ditetapkan sebagai ibukota kerajaan.

Pengganti Raja Samudragupta adalah Candragupta II, yang dikenal sebagai Wikramaditiya. Ia juga bergama Hindu, namun tidak memandang rendah dan mempersulit perkembangan agama Budha. Bahkan pada masa pemerintahannya berdiri perguruan tinggi agama Buddha di Nalanda. Di bawah pemerintahan Candragupta II kehidupan rakyat semakin makmur dan sejahtera.. Kesusastraan mengalami masa gemilang. Pujangga yang terkenal pada masa ini adalah pujangga Kalidasa dengan karangannya berjudul "Syakuntala". Perkembangan seni patung mencapai kemajuan yang juga pesat. Hal ini terlihat dari pahatan-pahatan dan patung-patung terkenal menghiasi kuil-kuil di Syanta. Dalam-perkembangannya Kerajaan Gupta mengalami kemunduran setelah meninggalnya Raja Candragupta II. India mengalami masa kegelapan selama kurang lebih dua abad.

Kerajaan Harsha

Setelah mengalami masa kegelapan, baru pada abad ke-7 M muncul Kerajaan Harsha dengan rajanya Harshawardana. Ibu kota Kerajaan Harsha adalah Kanay. Harshawardana merupakan seorang pujangga besar. Pada masa pemerintahannya kesusastraan dan pendidikan berkembang dan pesat. Salah satu pujangga yang terkenal pada masa kerajaan Harshawardana adalah pujangga Bana dengan karyanya berjudul "Harshacarita".

Raja Harsha pada awalnya memeluk agama Hindu, tetapi kemudian memeluk agama Buddha. Di tepi Sungai Gangga banyak dibangun wihara dan stupa, serta dibangun tempattempat penginapan dan fasilitas kesehatan. Candi-candi yang rusak diperbaiki dan membangun candi-candi baru. Setelah masa pemerintahan Raja Harshawardana hingga abad ke-1 1 M tidak pernah diketahui adanya raja-raja yang pernah berkuasa di Harsha.

Kebudayaan Lembah Sungai Gangga

Di Lembah Sungai Gangga inilah kebudayaan Hindu berkembang, baik di wilayah India maupun di luar India. Masyarakat Hindu memuja banyak dewa (Politeisme). Dewa-dewa tersebut, antara lain, Dewa Bayu (Dewa Angin), Dewa Baruna (Dewa Laut), Dewa Agni (Dewa Api), dan lain sebagainya. Dalam agama Hindu dikenal dengan sistem kasta, yaitu pembagian kelas sosial berdasarkan warna dan kewajiban sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, sistem kasta inilah yang menyebabkan munculnya agama Buddha. Hal ini dipelopori oleh Sidharta Gautama.

Agama Buddha mulai menyebar ke masyarakat India setelah Sidharta Gautama mencapai tahap menjadi Sang Buddha. Agama Buddha terbagi menjadi dua aliran, yaitu Buddha Mahayana dan Buddha Hinayana. Peradaban Sungai Gangga meninggalkan beberapa bentuk kebudayaan yang tinggi seperti kesusastraan, seni pahat, dan seni patung. Peradaban dari lembah sungai ini kemudian menyebar ke daerah-daerah lain di Asia termasuk di Indonesia.

0 Comments

Post a Comment