Sejarah Bank Rakyat Indonesia



Siapa pendiri Bank Rakyat Indonesia? Kapan Berdirinya?


Seperti yang sudah disinggung diatas, Bank Rakyat Indonesia (BRI) pertama kali didirikan di kota Purwokerto, kota yang terkenal dengan wisata alamnya di Baturadden. Kota ini juga kental akan sejarah tentara pelajarnya yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kalau tidak percaya, silahkan datang ke Purwokerto, pasti anda akan menemui beberapa monumen tentara pelajar atau pun monumen-monumen lain yang lokasinya di pinggir jalan, sebagai contoh Monumen sekaligus Museum Jenderal Soedirman yang ada di Karanglewas, Purwokerto.

Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) tidak lepas dari peran salah satu tokoh bernama Raden Bei Aria Wiraatmadja. Ia merupakan pria asli kelahiran Banyumas yang mengabdi kepada pemerintahan Belanda di Karesidenan Banyumas. Pria kelahiran bulan Agustus 1831 ini sangat dipercaya oleh Belanda sehingga karirnya di pemerintahan terbilang cukup melejit. Pada tahun 1902 ia sudah menyandang gelar Arya di Karesidenan Banyumas.

Singkat cerita, ia merupakan pendiri Bank BRI pada waktu itu. Bank BRI didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 (masih dalam masa penjajahan Belanda). Pada awal berdiri, nama bank ini bukan lah Bank Rakyat Indonesia BRI (sekarang), nama yang digunakan masih menggunakan bahasa Belanda yakni De Poerwokertosche Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Hoofden (Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto).

Berdirinya Bank ini pada saat itu merupakan suatu lembaga yang berfungsi melayani keuangan orang-orang Indonesia atau orang-orang pribumi. Perlu anda ketahui juga, tanggal berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang dulu, masih dipakai sampai sekarang untuk memperingati hari kelahiran Bank BRI.

Setelah Indonesia berhasil merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945, kemudian Bank Rakyat Indonesia (BRI) ini menjadi bank pertama Republik Indonesia dengan dasar peraturan pemerintah No. 1 tahun 1946 Pasal 1. Kemudian pada masa perang mempertahankan kemerdekaan tahun 1948, kegiatan bank sempat terhenti selama setahun. Selanjutnya pada tahun 1949 bank ini kembali beroperasi setelah diadakan perjanjian antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Belanda melalui perjanjian Renville.

Pada perkembangan selanjutnya setelah perjanjian tersebut dilakukan, bank yang menggunakan nama Belanda tersebut secara resmi berganti nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Selain pergantian nama, bank ini juga mengalami peleburan dengan membentuk BKTN (Bank Koperasi Tani dan Nelayan) melalui peraturan pemerintah No. 41 tahun 1960.

Kemudian BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan berganti nama menjadi Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani Nelayan  (BIUKTN) melalui Penetapan Presiden No. 9 tahun 1965. Selain BKTN, bank lain yang merupakan peleburan dari bank BRI pada masa itu adalah Nederlandsche Maatschappij (NHM) dan Bank Tani Nelayan (BTN).

Penetapan Presiden (Penpres) kembali dikeluarkan terhadap bank-bank tersebut yakni keluar Penpres No. 17 tahun 1967. Isinya yaitu mengenai pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia (BNI). Berdasarkan penetapan Presiden tersebut, bank-bank yakni BIUK dan BKTN diintegirasikan dalam Bank Negara Indonesia unit 2 bidang Ruval. Kemudian Nederlandsche Maatschappi (NHM) menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Exim (ekspor dan impor).

Setelah sebelumnya Bank BRI menjadi bank sentral melalui peraturan UU No. 13 tahun 1968, kemudian pada UU No. 21 tahun 1968 Bank Rakyat Indonesia ditetapkan kembali untuk menjalankan tugasnya sebagai bank umum.


Perkembangan Bank BRI tahun 1992


Perkembangan Bank Rakyat Indonesia (BRI) kemudian mengalami perubahan kembali pada tahun 90an, tepatnya berubah menjadi PT (Perseroan Terbatas) melalui UU Perbankan No. 7 tahun 1992. Pada awal perubahan menjadi PT, kepemilikan Bank BRI 100% dikuasai oleh Pemerintah Indonesia. Tetapi kemudian pada tahun 2003 pemerintah menjual 30% kepemilikannya,. Nama resmi bank BRI yakni PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, nama tersebut masih digunakan sampai saat ini.


Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada masa ini selalu dihubungkan dengan nama sebuah bank perkreditan di Purwokerto yang didirikan pada tanggal 16 Desember 1895. Dalam website BRI disebutkan di Purwokerto oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja didirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden. Apa, iya? Tanggal pendirian ini kini dikenal sebagai hari kelahiran BRI. Bagaimana bisa?  



Volksbank di Bengkulu, 1920


Bank BRI pada masa ini adalah bank pemerintah, bank yang sangat besar. Dua bank lagi yang menjadi milik pemerintah adalah Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Indonesia (BI). Dua bank ini juga dicatat dengan sejarah yang penting. Namun bagaimana sejarah awal tiga bank ini dicatat tidak persis apa yang ditulis sekarang dengan fakta yang sebenarnya di masa lampau. Tiga sejarah bank ini telah ‘masuk angin’.  

Lantas bagaimana sejarah awal BRI? Itu satu hal. Hal yang ingin kita periksa lebih dahulu adalah sejarah awal pendirian Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank yang kemudian dikembangkan dan namanya menjadi Poerwokertosche Hulp-,Spaar-en Landbouwcrediet- Bank. Pendirian bank tabungan dan perkreditan ini juga adalanya dikaitkan dengan usal usul koperasi di Indonesia. Untuk melihat itu kembali mari kita telusuri berita-berita dan artikel terkait pada surat kabar yang terbit di seputar tahun 1895 dan tahun-tahun sesudahnya hingga tahun 1946.

Sieburgh dan Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank


Bank Spaarbank voor Inlanders (bank tabungan untuk penduduk pribumi) telah beberapa tahun didirikan di Modjowarno, Modjokerto dan baru-baru ini menyajikan laporan keuangannya (lihat  De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 25-06-1895). Disebutkan dalam lima tahun terakhir menunjukkan kinerja yang baik, investasi telah meningkat menjadi f27.626 tahun 1894 jika dibandingkan dengan tahun 1893 sebesar f23.649. Jumlah kredit yang disalurkan juga menjadi meningkat dan tingkat pengembalian yang sangat baik dalam empat tahun terakhir.

Juga disebutkan bahwa dewan bank tabungan untuk pribumi itu saat ini terdiri dari direktur R. Kruyt dan komisaris LA Arends (Asisten Residen di Djombang), Kromodjo Adinegoro (Bupati Modjokerto en Djombang) dan GA Steendam (Controleur di Djombang). Dalam berita ini juga disebutkan, sebuah bank tabungan untuk penduduk pribumi telah didirikan di Kendalpajak yang mana sebagai direktur adalah J. Kreemer. Karena itu sekarang lebih mudah bagi para penabung di Malang untuk menginvestasikan dana mereka di bank tabungan di Kendalpajak.

Selain bank tabungan tersebut di atas yang kelahirannya kami sambut dengan gembira, sebagian sebagai efek samping dari upaya kami, bank tabungan untuk penduduk pribumi juga telah didirikan di Menado sesuai dengan bank tabungan Modjowarnosche. Tampaknya bagi kami bahwa penciptaan bank tabungan lokal akan mempromosikan tabungan di kalangan penduduk pribumi.

Spaarbank voor Inlanders didirikan tahun 1888 di Modjowarno, Afdeeling Djombang Residentie Soerabaja oleh guru misionaris A. Kruijt (lihat Soerabaijasch handelsblad, 06-12-1897). Juga disebutkan lembaga serupa ini yang tertua didirikan di Semarang pada tahun 1853. Setelah itu didirikan Batavia tahun 1857, di Soerabaja tahun 1859, pada tahun 1875 di Makassar dan tahun 1879 di Padang.

Pada akhir tahun 1895 di Poerwokerto telah terkumpul dana sebanyak f8.000 yang kemudian dibentuk bank tabungan untuk pribumi (Spaar- en Hulpbank) yang digagas oleh Asisten Residen E. Sieburgh (lihat Algemeen Handelsblad, 03-05-1896). Disebutkan dasar pembentukan bank ini karena banyak pemimpin pribumi mengalami kesulitan dalam masalah uang. Selama bertahun-tahun mereka melayani tanpa upah ... secara bertahap jatuh ke tangan riba..integritas mereka mengalami kerusakan hebat.

Referensi

https://sumbersejarah1.blogspot.com/2018/02/sejarah-berdirinya-bank-rakyat-indonesia-bri.html

http://poestahadepok.blogspot.com/2019/04/sejarah-menjadi-indonesia-22-sejarah.html

0 Comments

Post a Comment