Pantai pangandaran yang terkenal di pangandaran jawa barat Indonesia itu ternyata memiliki sejarah yang sangat unik dan sangat mistis,karena dulunya Indonesia pernah di jajah,nah di pangandaran ini terdapat banyak goa-goa tempat persembunyian kerajaan-kerajaan dan juga para penjajah, Desa Pananjung Pangandaran ini Pada awalnya dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari suku sunda. Kenapa mereka lebih memilih pangandaran, karena menurut mereka di pangandran itu gelombang lautnya kecil yang dapat membantu memudahkan mereka untuk mencari ikan. Nah dipantai pangandaran ini terdapat sebuah daratan yang menjorok ke laut yang sekarang disebut Cagar Alam atau Hutan Lindung,
Asal mula kata Pangandaran ini berasal dari 2 buah kata yaitu pangan yang artinya “Makanan” dan Daran yang artinya Pendatang. Jadi ke 2 kata tersebut bila disatukan menjadi Pangandaran yang artinya sumber makanan para pendatang.
Dan kenapa para sesepuh terdahulu memberi nama Desa Pananjung karena jawabannya disamping daerah ini terdapat Tanjung juga terdapat tempat-tempat keramat. Kata pananjung juga memilki sebuah arti , dalam bahasa sunda Pananjung artinya Panganjung-nanjungna yang berarti paling “subur atau paling makmur”.
Terkait munculnya nama Pananjung di kawasan pantai Pangandaran, juga memiliki sejarah tersendiri. Kata Pananjung ini merupakan sebuah gambaran tentang melimpahnya sumber daya alam di daerah tersebut. Dengan arti lain bahwa pantai Pangandaran ibarat surga bagi siapapun yang tinggal di daerah tersebut. Nama Pananjung ini pun sempat dipakai sebagai nama kerajaan yang berdiri di kawasan pantai Pangandaran. Kerajaan ini berdiri sejaman dengan kerajaan Galuh Pangauban yang berpusat di Putrapinggan, Kecamatan Kalipucang atau sekitar abad 14 Masehi atau setelah munculnya kerajaan Padjadjaran di Pakuan Bogor.
“Nama raja Pananjung ini Prabu Anggalarang. Raja ini menurut cerita masih keturunan Prabu Haur Kuning atau raja pertama kerajaan Galuh Pagauban,”
Namun, Kerajaan Pananjung selama berdiri tidak sempat mengalami puncak kejayaan. Karena kerajaan ini akhirnya hancur setelah terjadi peperangan dengan para Bajo (Bajak Laut). Saat itu para Bajo memaksa untuk membeli hasil bumi yang dimiliki rakyat Kerajaan Pananjung.
Karena saat itu tengah mengalami panceklik, pihak kerajaan tidak bersedia menjual hasil buminya. Akhirnya para Bajo marah. Peperangan pun tak dapat lagi dihalangi. Usai peperangan, kerajaan ini hancur dan pemerintahan dikendalikan oleh para Bajo.
Pada tahun 1922 pada zaman penjajahan Belanda oleh presiden priangan Y. Everen pananjung diajadikan taman baru pada saat melepaskan 1 ekor banteng jantan, 3 ekor sapi betina dan beberapa ekor rusa.
Krena Pananjung meiliki keanekaragaman satwa dan jenis-jenis tanaman langka, agar kelangsungan habitatnya maka pada tahun 1934 pananjung dijadikan suaka alam dan marga satwa dengan luas 530 Ha. Dan pada tahun 1961 setelah ditemukannya Bunga Raflesia Padam setatus berubah menjadi cagar alam.
Disamping meningkatnya hubungan masyarakat terhadap tempat Rekreasi maka pada tahun 1978 sebagian kawasan tersebut yang luasnya sekitar 37, 70 Ha dijadikan taman wisata. Dan pada tahun 1990 dikukuhkan pula kawasan perairan disekitarnya sebagai cagar alam (470,0 Ha), sehingga luas kawasan pelestarian alam seluruhnya menjadi 1000,0 Ha.
Nama Jalan dengan Nama Tokoh sejarah Pangandaran
Beberapa jalan di kawasan wisata Pangandaran menggunakan nama-nama tokoh sejarah yang sangat kental dengan sejarah Pangandaran. Nama-nama tokoh ini menjadi cerita dan juga legenda yang banyak beredar di masyarakat Pangandaran dan sekitarnya.
Beberapa nama sejarah yang has dengan nama dan legenda :
Konon jalan yang menghubungkan antara Pantai Timur dekat Pelelangan Ikan Lama dengan (tepat lurus) Pantai Barat, Menurut cerita tokoh Embah Jaga Lautan adalah seorang pertapa yang menyucikan diri di Cagar Alam Pangandaran, Petilasan atau makam Embah Jaga lautan bisa kita jumpai di Gua Panggung dan berapa petilasan tokoh-tokoh Pangandaran juga ada di Gua Parat, Cagar Alam Pangandaran.
- Jalan Kidang Pananjung
Jalan yang menghubungkan dari Pintu Masuk Timur sampai tembus ke Pintu Masuk Cagar Alam, Jalan ini merupakan Nama tokoh dari Kerajaan Galuh Pangauban yang terletak di Kawasan Cagar Alam Pangandaran, Beliau adalah suami dari Dewi Rengganis..
- Jalan Sumardi
Jalan yang tembus dari depan Pintu Timur Pasar Wisata Pangandaran hingga ke Jalan Pramuka, Beliau adalah Tokoh Masyarakat Banyu Asin (tokoh setempat) Pangandaran..
- Jalan Siliwangi
Jalan ini penghubung dari Desa Pananjung - Desa Wonoharjo - Desa Cikembulan yang konon jalan-jalan kecil ( bukan jalan aspal ) jalan-jalan ini berada diluar obyek wisata Pangandaran, biasanya orang tua dulu menyebut jalan yang tidak beraspal di sekitar Pangandaran adalah jalan Siliwangi, menurut cerita jalan-jalan inilah yang digunakan Prabu Siliwangi untuk menghindari kejaran anaknya Prabu Kiang Santang, hingga beliau berhasil lolos dan moksa di Pantai Selatan...itu mungkin beberapa nama jalan yang menggunakan nama tokoh sebagai nama jalan di Pangandaran, yang merupakan penghargaan dan sebagai pengingat tentang tokoh bersejarah di Pangandaran.
Referensi
http://produkwisatapnd.blogspot.com/2015/09/sejarah-pantai-pangandaran.html
https://pangandarankotaku.blogspot.com/2017/10/asal-muasal-sejarah-pangandaran.html
0 Comments
Post a Comment