Sejarah Persita



                       


Persatuan Sepakbola Indonesia Tangerang yang lebih populer dengan sebutan Persita Tangerang adalah klub sepakbola profesional milik warga Kabupaten Tangerang, Banten. Tim berjuluk Pendekar Cisadane saat ini tercatat sebagai salah satu kontestan Superliga 2008/09, kompetisi paling bergengsi di tanah air. Meski telah lahir sejak 1953, namun kiprah Persita baru mulai terlihat di pentas sepakbola nasional sejak era Liga Indonesia dimulai. Maklum saja karena tim yang pertama kali mengenakan kostum putih, kuning, dan saat ini ungu hanya tampil di level kelas dua. Tak heran jika nama Persita tidak begitu setenar Persija Jakarta, PSM Makassar, dan tim papan atas lainnya.

Prestasi terbaik Persita di era kompetisi profesional dicapai pada musim kompetisi 2002 ketika tampil sebagai runner-up. Kala itu, skuad tim yang dibesut pelatih Benny Dollo yang saat ini menjadi asitek timnas Indonesia, dikalahkan Persik Kediri yang tampil sebagai juara.


Baca Juga Si Sexy Dinar Candy


Pasang surut prestasi pun dialami tim "Plat Merah" ini selama tampil di Liga Indonesia yang digulirkan sejak musim kompetisi 1994/95. Di mana Persita pernah turun ke divisi satu pada musim 1998/99. Namun, hanya semusim di kasta kedua kompetisi sepakbola nasional, Persita kembali promosi ke divisi utama dengan status juara divisi satu.


Kiprah Di Superliga


Tidak lolos verifikasinya Stadion Benteng yang merupakan kandang Persita oleh Badan Liga Indonesia (BLI) rupanya membuat prestasi tim ini terjun bebas. Sebab, Cucu Hidayat dan kawan-kawan harus berpindah-pindah stadion untuk menggelar laga kandangnya. Dengan begitu, Persita tidak pernah mendapatkan dukungan penuh suporternya, seperti yang selama ini dirasakan.

Status no maden alias tanpa kandang tetap rupanya cukup memengaruhi prestasi Persita. Bagimana tidak, hingga menyisahkan satu pertandingan lagi di putaran pertama, mereka baru mengemas 12 poin. Hasil dari tiga kali menang, tiga kali seri, dan sepuluh kali tersungkur, yang membuat Persita menempati posisi papan bawah.

Tanda-tanda bakal sulitnya Persita berprestasi di ajang kompetisi yang baru pertama kalinya di gelar ini sebetulnya sudah terlihat sejak awal, ketika manajemen tim kebanggaan warga Kabupaten Tangerang ini menetapkan Agus Suparman sebagai pelatih kepala. Pasalnya, pelatih jebolan Persita ini belum memiliki pengalaman yang cukup menukangi tim di level yang lebih tinggi.

Parahnya lagi, karena seleksi pemain tidak dilakukannya sendiri dan dipercayakannya kepada korps pelatih Persita. Sebab, saat menggelar seleksi pemain, Agus mengikuti kursus pelatih lisensi A yang diselenggarakan PSSI bekerjasama dengan federasi sepakbola Asia (AFC) di Jakarta, sehingga ia hanya menerima laporan mengenai pemain yang terjaring dari hasil seleksi itu.

Buntutnya, Agus pun didepak jelang pertandingan putaran pertama selesai. Tugasnya sebagai pelatih kepala selanjutnya dipegang Zainal Abidin yang sebelumnya adalah asistennya. Di tangan pelatih asal Jakarta Utara itu diharapkan prestasi Persita bisa lebih baik. Zainal pun sedikit memberikan harapan dengan mendulang dua kemanangan di debut awalnya sebagai pelatih kepala.

Peluang Juara Melihat hasil yang dicapai di putaran pertama, Persita tentunya sangat sulit bisa tampil sebagai juara kompetisi paling bergengsi di tanah air musim ini. Terlebih jika status no maden masih tetap disandang yang membuat mereka tidak bisa tampil di hadapan publiknya sendiri. Perbedaan poin yang cukup jauh dengan tim papan atas lainnya menjadi alasan kenapa Persita sulit untuk juara.

Hanya keajaiban yang bisa mengantarkan tim ini untuk meraih prestasi terhormat di Superliga kali ini. Yang paling realistis adalah bagaimana menyelamatkan diri dari jeratan degradasi. Sebab, Persita hanya terpaut empat poin dengan Deltras Sidoarjo yang menempati posisi juru kunci. Jika tidak segera bangkit, bisa jadi Persita turun kasta di musim depan.

Prestasi


Liga Indonesia

1994/95: Peringkat ke-8 Wilayah Barat

1995/96: Babak 12 Besar

1996/97: Peringkat ke-5 Wilayah Barat

1997/98: Kompetisi dihentikan

1998/99: Degradasi ke Divisi I

2000: Juara Divisi I (Promosi ke Divisi Utama)

2001: Babak Delapan Besar

2002: Runner-up

2003: Peringkat ke-3

2004: Peringkat ke-8

2005: Peringkat ke-8 Wilayah Barat

2006: Peringkat ke-10 Wilayah Barat

2007: Peringkat ke-9 (Lolos ke Superliga)

Referensi

http://bentengviolaonline.blogspot.com/2012/03/sejarah-singkat-persita-tangerang.html

0 Comments

Post a Comment