Sejarah Lawang Sewu
Bangunan bersejarah Lawang Sewu Semarang, Jawa Tengah, tentunya sudah akrab di telinga masyarakat, khususnya warga semarang dan sekitarnya. Namun tak banyak yang tahu, jika simbol seribu pintu gedung peninggalan pemerintah kolonial Belanda itu menyimpan banyak cerita tersembunyi.
Sebagai gedung yang merupakan pusat pemerintah Belanda waktu itu, Lawang Sewu merupakan ikon penting Kota Semarang. Berdasarkan sejarahnya, gedung megah ala Eropa ini adalah bekas kantor pusat Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS, jawatan kereta api Belanda yang beroperasi di Semarang. Prof Jacob F Klinkhamer (TH Delft) dan BJ Ouendag adalah sang arsitek yang berdomisili di Amsterdam pada tahun 1903 silam.
Gedung yang memiliki keunikan bentuk arsitektur ini, pembangunannya bahkan memakan cukup waktu lama. Dimulai pada 27 Februari 1904 sampai pada 01 Juli 1907. Nama Lawang Sewu karena gedung ini dibuat dengan bangunan 1000 pintu, terbagi dalam empat gedung, A sampai D. Bangunan yang menjadi saksi bisu kelamnya masa penjajahan masyarakat Indonesia saat itu, membuat Lawang Sewu menjadi tempat yang penuh misteri di Jawa Tengah. Terlebih, bangunan itu juga saksi sejarah tempat bertempurnya para pahlawan tanah air untuk mengusir para serdadu Jepang yang terakhir berkuasa. Termasuk saksi bisu ribuan pejuang Indonesia yang disiksa di lokasi itu.