ACF Fiorentina sering disebut hanya Fiorentina, adalah klub sepak bola profesional Italia dari Florence bermain di SERI A Italia.Fiorentina yang kita kenal sekarang adalah salah satu klub kuat pesaing gelar juara di Serie A Italia. Bahkan Fiorentina adalah klub yang mempunyai masa kejayaan yang cukup hebat pada masanya. Belum lagi masalah antusiasme warganya terhadap Fiorentina yang benar-benar menjadi duta Florence di sepakbola Italia. Tapi apakah para pemuda klimis masa kini tahu bahwa Fiorentina pernah mencapai masa-masa paling tidak menyenangkan di dunia? Florence adalah salah satu kota yng melahirkan sepakbola di Italia.Fiorentina memulai langkah sepakbola dari divisi terbawah di Italia, dan setelah susah payah mereka promosi ke Serie A tahun 1931, Fiorentina akan mendapatkan stadion baru mereka. Ditahun yang sama pula Fiorentina memiliki stadion barunya yang diberi nama Giovanni Berta. Giovanni Berta adalah salah satu tokoh muda Fasis di Florence yang kematiannya didapat di salah satu jembatan di kota Florence. Kematiannya membuat Mussolini memberi penghargaa kepada dirinya sebagai “Martir dari Revolusi Fasisme” di Italia.
Stadion Giovanni Berta sekarang lebih dikenal dengan nama Stadio Artemio Franchi. Di era 30-an, Artemio Franchi menjadi stadion yang paling monumental di Italia. Fiorentina era itu juga dikenal jor-joran dalam hal mencomot pemain. Fiorentina memiliki penyerang top asal Uruguay pada masanya, bernama Pedro Petrone.Di era Petrone tersebut, Fiorentina langsung meraih peringkat keempat, tapi mereka harus kembali degradasi di musim berikutnya. Fiorentina tidak sampai dua tahun berada di divisi bawah, mereka naik lagi setahun kemudian. Puncaknya Fiorentina meraih gelar Coppa Italia pertama mereka di tahun 1940. Kesuksesan tersebut mungkin menjadi akhir pencapaian La Viola sebelum perang dunia kembali bergejolak.
Fiorentina meraih Scudetto pertamanya dengan perjalanan berat diawal musim kompetisi. Ada satu pemain andalan mereka yang cedera, yaitu Claudio Bizzarri. Tapi cederanya Bizzarri membuat satu pemain penting Fiorentina akhirnya lahir, bernama Maurilio Prini. Prini dalam sejarahnya akan mampu membawa Fiorentina meraih gelar tertinggi di Italia 1956.
Skuad Fiorentina di Era 1956
Era Cecchi Gori
Kemudian Stefan Schwarz didatangkan untuk mewujudkan ambisi menjuarai Serie A. Hasilnya lumayan, pada musim itu Fiorentina menjuarai Coppa Italia serta finish di peringkat 3. Pada akhir musim, Fiorentina menjadi klub bukan juara Serie A pertama yang menjuarai Supercoppa Italia atas AC Milan di San Siro. Pada musim 95/96, Pencapaian Fiorentina agak mengecewakan. Akan tetapi, Viola berhasil mencapai semifinal UEFA Cup pada tahun itu. Akhir musim itu, Claudio Ranieri pindah melatih Valencia FC, dan sebagai gantinya ditunjuk Alberto Malesani. Dia hanya bertahan selama satu tahun, kemudian sebagai suksesor ditunjuklah Giovanni Trappattoni. Pada akhir musim, Fiorentina finish di posisi 3, sebagai syarat mereka bermain di UEFA Champions League. Walaupun pencapaian mereka mengecewakan di Serie A, namun pada kompetisi Champions League mereka berhasil lolos ke babak 16 besar. Pada akhir musim Trappattoni pergi dan digantikan oleh Fatih Terim, yang menjual gabriel Batistuta ke AS Roma, yang menjuarai Serie A pada kompetisi berikutnya. Pada saat ini, mereka menjuarai Coppa Italia untuk yang keenam. Pada awal 2001, Krisis financial melanda klub ini. Dengan total utang 50 juta dolar, fiorentina dinyatakan bangkrut.
Era Della Vale
Pada agustus 2002, Fiorentina kembali dibentuk dengan nama Associazione Calcio Fiorentina e Florentia Viola dengan Diego Della Valle, pengusaha kulit dan sepatu, sebagai pemilik baru dan berkompetisi di Serie C2. Satu – satunya pemain yang masih bertahan adalah Angelo di Livio. Dengan bantuan Angelo di Livio dan Cristian Rigano, Tim ini berhasil menjuarai Serie C2 dan masuk Serie C1. Tetapi, Fiorentina langsung mengikuti kompetisi Serie B akibat kasus Catania. Fiorentina naik untuk menambah jumlah klub yang bertanding di Serie B. Pada akhir musim 2003, klub ini membayar hak penggunaan nama ACF Fiorentina dan membuat desain kaos yg baru.
Pada musim berikutnya, Fiorentina mengikuti playoff untuk promosi ke Serie A. Dibantu oleh 2 gol dari Enrico Fantini, Fiorentina berhasil naik ke Serie A. Di musim pertama, Fiorentina berjuang untuk tidak mengalami degradasi dan berhasil melakukannya di akhir musim. Pada musim 05/06, Fiorentina merekrut Cesare Prandelli sebagai pelatih, yang kemudian merekrut Sebastien Frey dan Luca Toni. Dengan Dario Dinelli sebagai kapten, Tomas Ujfalusi sebagai defender, Christian Brocchi sebagai jangkar,Martin Jorgensen sebagai sayap, Stefano Fiore sebagai playmaker dan targetman Luca Toni serta kiper hebat Sebastien Frey, Fiorentina menjadi salah satu kekuatan yang patut diperhitungkan di Serie A.Sehingga, tim ini mampu finish di peringkat 4 dan ikut Liga Champions melalui babak kualifikasi.
Walaupun memulai musim 06/07 dengan minus 15 point akibat kasus Calciopoli, Fiorentina mampu mengikuti UEFA Cup pada musim 07/08 dengan dibantu oleh duet striker tersubur waktu itu dengan 31 gol, yaitu Luca Toni dan Adrian Mutu. Walau banyak yang meragukan kemampuan Fiorentina pada musim 07/08 akibat perginya Toni, pada awal musim klub ini menunjukkan hasil yang luar biasa hingga Marcello Lippi menyebutkan bahwa Fiorentina adalah salah satu kandidat scudetto. Akan tetapi, pada pertengahan musim klub ini mengalami penurunan hingga akhirnya tidak berhasil merebut juara Serie A. Pada musim 08/09. Fiorentina berhasil lolos di 4 besar Serie A dan mengikuti Liga Champions 09/10. Pada Liga Champions edisi ini, seperti yang telah kita ketahui, Fiorentina berhasil lolos dengan menjadi juara grup dan menghadapi Bayern Muenchen pada bakak 16 besar. namun akhirnya fiorentina harus tersingkir dari gelaran Liga Champion...
0 Comments
Post a Comment