Sejarah Kota Solok
Pemilik nama lengkap Paulo Bruno Dybala ini lahir di laguna Marga, salah satu kawasan yang terletak di kota Cordoba, Argentina pada tanggal 15 November 1993 silam. Memiliki bakat sejak kecil, Dybala kemudian masuk dalam tim akademi sepakbola milik klub Instituto pada tahun 2003, tepatnya ketika masih berusia 10 tahun. Selama 8 tahun dia mengenyam pendidikan sepakbola bersama klub tersebut, dan di tahun 2011, Dybala mendapat kesempatan bermain di tim Senior Instituto.
Tampil apik bersama Instito, menarik minat salah satu tim papan tengah Italia, yakni Palermo untuk merekrutnya. Dan pada April 2012, Dybala akhirnya resmi menjadi milik Palermo. Musim ini, ditengah krisis lini depan yang dialami Palermo. Dybala muncul sebagai penyelamat dengan torehan gol demi golnya. Sejauh ini, penyerang 21 tahun itu telah mengemas 13 gol untuk Palermo.
Sejumlah klub besar Eropa mulai mengintip perkembangan Paulo Dybala, dan salah satu klub yang paling getol mengincar Dybala adalah raksasa Inggris, Arsenal. Namun Dybala memilih untuk bergabung bersama Juventus, dan hingga kini ia menjadi pilihan utama Juventus dibawah asuhan Massimilliano Allegri.
Sejarah Solok Selatan
Kabupaten Solok Selatan merupakan buah dari perjuangan panjang yang dimulai sejak tahun 1950-an yang ditandai dengan diadakannya Konferensi Timbulun. Pada Konferensi Timbulun saat itu digagas rencana pembentukan sebuah kabupaten dengan nama Kabupaten Sehilir Batang Hari yang memasukan wilayah Kecamatan Lembah Gumanti (Alahan Panjang), Pantai Cermin (Surian), Sungai Pagu (Muaro Labuh) dan Sangir (Lubuk Gadang).
Perjuangan panjang itu baru tercapai setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2003. Pada 7 Januari 2004 diresmikanlah 24 kabupaten baru di Indonesia yang tiga di antaranya terdapat di Sumatera Barat, yakni Kabupaten Solok Selatan, Dharmasraya, dan Pasaman Barat.
Tiga hari setelah diresmikan, atau pada 10 Januari 2004, Gubernur Sumatera Barat, melantik Penjabat Bupati Solok Selatan, Drs. Aliman Salim. Dalam perjalanan satu tahun Kabupaten Solok Selatan, Gubernur Sumatera Barat, H. Zainal Bakar kembali melantik Marzuki Omar sebagai Penjabat Bupati Solok Selatan menggantikan Aliman Salim yang sudah habis masa jabatannya. Melalui dua Penjabat Bupati, daerah pemekaran terus menata dan menjalankan roda pemerintah hingga terpilihnya bupati dan wakil bupati baru melalui pemilihan kepala daerah.
Pada proses demokrasi perdana itu, terpilih pasangan Drs. Syafrizal, M.Si. dan Drs. Nurfirmanwansyah yang dilantik pada 20 Agustus 2005 oleh Gubernur Sumatera Barat, di Padang Aro yang kini menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Solok Selatan.
Pariwisata
Pariwisata merupakan industri yang potensial. Sesuai dengan kondisi geografisnya, alam Solok Selatan merupakan perpaduan dari dataran rendah, dataran tinggi yang diselingi sungai dan pegunungan dengan hutan tropis yang masih asri. Dengan kondisi alam yang demikian pariwisata Solok Selatan menyimpan potensi yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan. Pengembangan pariwisata dilakukan dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan berorientasi pada ; pengembangan nilai budaya masyarakat, pelestarian karakteristik dasar masyarakat dengan mepertahankan nilai-nilai adat serta berlandaskan nilai-nilai agama. Lompat kayak, menguji nyali. Siap bertualang?
Pariwisata di Solok Selatan secara umum dapat dikelompokkan atas 4 kategori : wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya dan wisata petualangan (olah raga) berupa wisata arung jeram menelusuri sungai-sungai perawan yang mempunyai karakteristik eksklusif dan menantang. (image)Perkebunan teh Mitra Kerinci berlatar belakang gunung kerinci sebagai wisata alam.
Untuk wisata alam antara lain perkebunan teh Sungai Lambai di kaki Gunung Kerinci sebagai kawasan agrowisata, panorama alam bukit barisan, panorama areal persawahan / pertanian yang ada disetiap sudut Solok Selatan, serta sumber air panas “Sapan Maluluang”. (image)Rekayasa digital rencana pembangunan Hot Water Boom Sapan Maluluang di Pauh Duo.
Untuk wisata Sejarah terdapat situs Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bidar Alam, sedangkan untuk wisata budaya dapat dinikmati ke unikan rumah panjang 21 ruang di kecamatan Sangir Batang Hari, perkampungan seribu rumah gadang di Sungai Pagu, yang menjadikan Kabupaten Solok Selatan dijuluki “Nagari Seribu Rumah Gadang” oleh Dr. Meutia Hatta Rumah panjang abai di kecamatan Sangir Batang Hari.
Industri
Sektor industri sangat potensial untuk dikembangkan. Baik industri rumah tangga, industri kecil maupun industri menengah. Dari usaha industri kecil dan menengah terlihat adanya trend yang terus meningkat. Sepanjang tahun 2008, dari 112 unit industri kecil, telah mampu menyerap 466 orang tenaga kerja dengan nilai produksi Rp. 11.12 Milyar. Disamping itu juga telah ada 4 unit industri berskala besar yang mampu menyerap 20.000 tenaga kerja dengan nilai produksi mencapai Rp. 1,5 milyar setiap bulannya. Untuk tahun 2007 - 2008, pada Dinas Koperindag Kabupaten Solok Selatan mencatat peningkatan jumlah industri kecil/kerajinan. Yang semula hanya 123 unit meningkat menjadi 266 unit. Dilihat dari jenisnya, industri logam mesin dan kimia dari 3 unit di tahun 2007 meningkat menjadi 9 unit tahun 2008. industri hasil pertanian dan kimia agro dan hasil hutan naik dari 99 unit tahun 2007 menjadi 221 unit tahun 2008. Dari industri kecil/kerajinan terserap tenaga kerja sebanyak 898 orang dengan nilaiproduksi mencapai Rp. 30,307 milyar. Air terjun Talang Sipintiu kecamatan Sangir Balai Janggo. Guna menunjang peningkatan jumlah industri tersebut pemerintah daerah telah melakukan berbegai langkah kebijakan yang antara lain berupa penyempurnaan pelayanan perizinan bagi dunia usaha. Hasilnya berupa peningkatan jumlah SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan TDP (Tanda Daftar Perusahaan) yang diterbitkan.
Perdagangan & Jasa
Nilai perdagang tahun 2004 yang semula bernilai Rp. 106,298,890.000,- tahun 2005 naik menjadi Rp. 120.178.150.000,-, tahun 2006 menjadi Rp. 139.548.820.000,-, tahun 2007 naik lagi menjadi Rp. 155.683.250.000,-, dan pada 2008 mencapai 184.888.150.000,-. dari sini dapat dilihat peningkatan dan pertumbuhan ekonomi Solok Selatan.
Sementara itu untuk sektor jasa mulai dari tahun 2004 sebesar Rp. 60.648.510.000,- pada tahun 2005, naik menjadi Rp. 67.468.810.000,- pada tahun 2006, naik lagi menjadi Rp. 75.076.750.000,- tahun 2007, dan pada tahun 2008 mencapai Rp.96.933.320.000,-.
Perbankan & Koperasi
Semenjak pemekaran, perekonomian daerah semakin membaik dan berkembang. Guna menunjang hal tersebut dibutuhkan bank dan lembaga keuangan lainnya yang dapat diakses secara online. Tahun 2008 telah ada 7 unit operasi perbankan milik pemerintah yakni Bank Pemerintah Daerah (BPD) Bank Nagari sebanyak 2 unit, Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebanyak 2 unit dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebanyak 3 unit. BPD/Bank Nagari dan BRI sudah online. Sementara itu koperasi yang ada mencapai 76 unit meliputi koperasi berbagai jenis usaha.Wisata Arung jeram sebagai ajang memacu adrenalin di alam Solok Selatan.
Bahan Galian / Tambang
Bahan tambang seperti, emas, Timah hitam, Biji besi, tembaga, mangan dan perak tersebar pada beberapa kecamatan. Sementara itu bahan galian industri yang masih dalam penyelidikan adalah bentonit, granit, marmer, obsidian, batu giok dan batu kapur. Khusus emas telah dilaksanakan penambangan oleh masyarakat sekitar secara tradisional. Ada juga Energi Panas Bumi yang terdapat di Kecamatan Pauh Duo, Dari penelitian yang telah dilaksanakan berpotensi membangkitkan energi listrik sebesar 1000 MW.
Untuk bahan galian C depositnya cukup besar tersebar diberbagai tempat dalam wilayah Kabupaten Solok Selatan. Bahan galian C yang dominan telah dikelola masyarakat baru berupa material pasir, batu dan kerikil (Sirtukil). Menjadi salah satu sumber PAD dan memberikan kontribusi pada APBD Kabupaten Solok Selatan. Salah satu usaha pertambangan di Kecamatan Sangir Balai Janggo Solok Selatan
Bidang Sosial Budaya
Berdasarkan data BPS Tahun 2009, jumlah penduduk Kabupaten Solok Selatan 132.093 jiwa terdiri dari laki-laki 64.792 jiwa dan perempuan 67.300 jiwa dengan kepadatan penduduk 39,48 jiwa / km persegi. Dibanding tahun 2006 dan 2007 dengan kepadatan rata-rata 38,96 jiwa / Km persegi terjadi peningkatan pertumbuhan penduduk 0,99 persen.
Dengan luas daerah 3.346,20 km per segi, kepadatan penduduk relatif masih rendah yaitu sekitar 38,96 jiwa per kilometer persegi. Dari tujuh kecamatan yang ada, Kecamatan Sangir merupakan yang terpadat penduduknya, yaitu sebanyak 54,93 jiwa per kilo meter (jumlah penduduk 34.769 jiwa menempati luas daerah 632,99 km persegi) dan yang paling jarang penduduknya adalah kecamatan Sangir Balai Janggo, yaitu 15,77 jiwa per kilo persegi (jumlah penduduk 10.833 jiwa dengan wilayah seluas 686.94 km per segi).
Sebaran penduduk menurut usia adalah sebagai berikut :
Usia 0-4 tahun sebanyak 9.748 jiwa, 5-9 tahun 18.578 jiwa, 10-14 tahun 17.316 jiwa, 15-19 tahun 14.981 jiwa, 20-24 tahun 15.679 jiwa, 25-29 tahun 16.396 jiwa, 30-34 tahun 14.656 jiwa, 35-39 tahun 12.525 jiwa. Untuk usia 40-44 tahun sebanyak 10.627 jiwa, 45-49 tahun 9.093 jiwa, usia 50-54 tahun 7.394 jiwa, usia 55-59 5.633 jiwa.
Kemudian kelompok usia 60-64 tahun sebanyak 3.466 jiwa, usia 65-69 2.713 jiwa, 70-74 tahun 1.761 jiwa serta kelompok usia 75 tahun keatas sebanyak 1.903 jiwa. Rata-rata usia harapan hidup laki-laki 63 tahun, perempuan 67 tahun.
0 Comments
Post a Comment