Sejarah Terbentuknya Kota Istanbul- Orang-orang yang Pertama kali menempati kota Istanbul adalah orang Bizantion. Saat itu, mereka yang bermata pencaharian nelayan, Hanya menempati bagian tertentu saja, daerah itu lebih di kenal dengan nama Sarayburnu (saray-istana, burun-hidung,ujung). Sedangkan yang dinamakan Kota Istanbul yang sekarang ini adalah wilayah yang mencakup sepenggang daratan Asia, daratan Pera dan pesisiran Halic (Golden Horn). Perkampungan Sarayburnu yang diberi nama Bizantyum ini berkembang sangat pesat. Walaupun pda zamannya kota ini telah menjadi sebuah ibukota untuk imperium, tetap saja hanya mencakup beberapa wilayah dari luasnya kota Istanbul yang sekarang. Maksudnya, ketika kita membahas kekuasaan Imperium Roma Timur atau Bizantyum, kita sedang membahas tempat yang berada di dalam benteng kekuasaannya saja. Jadi tidak termasuk daratan Istanbul Asia ataupun daratan Pera. Setelah sekitar 1000 tahun, Bizantyum yang merupakan kota nelayan ini berubah menjadi sebuah ibukota imperium Roma. Secara singkatnya seperti ini :
Pada tahun 665 S.I, koloni-koloni Mega Dor lah yang pertama berpetualang mendatangi wilayah yang sangat indah sekarang ini. Seperti kebiasaan orang-orang zaman dahulu kala, sebelum berpetualang berlayar, mereka biasa bertanya kepada seorang tabib atau orang pintar untuk meminta pendapat. Dan mereka disarankan untuk menempati sebuah wilayah di seberangnya “perkotaan buta-bodoh”. Dia tidak menjelaskan secara detail daerah manakah yang dia maksudkan tersebut.
Cuaca yang buruk di hari itu, mengharuskan koloni-koloni untuk bersinggah sementara di daerah Sarayburnu. Semakin hari berlalu, mereka menyadari akan kepentingan daerah yang mereka singgahi tersebut. Yang paling penting adalah mereka tidak merasakan kehilangan daerahnya sendiri yang mereka tinggalkan. Karena daerah yang mereka tempati sekarang ini dari tiga sudutnya dikelilingi lautan. Bahkan sangatlah mudah untuk kapal-kapal besar bersinggah di sini karena keamanannya. Saat itu bagi orang-orang yang masih menggunakan alat-alat tradisional-bukan teknologi sekarang ini- dapatkah ditemukan daerah laen yang lebih aman daripada pelabuhan di pinggiran Halic ini? Tempat yang dimana segala jenis kapan bisa berlabuh karena tingkat kedalaman laut yang berbeda-beda, tidak terpengaruh oleh angin lodos dan poyraz, tanah yang sangat cocok untuk bercocok tanam, air yang bersih yang dapat diminum, dan juga mempunyai iklim seperti iklim rendahnya laut merah (akdeniz). Hal ini lah pastinya yang menjadikan Bizas (pemimpin koloni) tertarik untuk menempati tempat tersebut. Hanya saja mereka tidak menemukan negara buta. Sebelum mereka, sekitar 17 tahun sebelumnya koloni-koloni dari kebangsaan yang sama juga menempati daerah Kadiköy (Khalkedon). Mereka Hanya menempati daerah kadiköy saja tanpa melihat kelebihan-kelebihan yang ada di wilayah Sarayburnu. Akhirnya, Bizas menganggap bahwa mereka orang-orang buta, merekalah yang dikatakan negara buta pikirnya. Cocoklah dengan apa yang dikatakan rahib saat sebelum berpetualang.
Istana Topkapi yang sebelumnya perkebunan zeytun itu dalam waktu dekat dijadikan sebuah akropol oleh kebangsaan Mega. Sedangkan Nekropol menurut berbagai penelitian arkeologi dan sejarah mitosnya orang yang pertama kali datang ke sana bertinggal di daerah antara Nurosmaniye dan Bazaar.
Walaupun menurut dunia mitoloji bangsa Mega datang ke tempat yang kering tandus, tetapi diperkirakan sebelum mereka telah ada perkampungan dari Orang-orang berbagai etnis dan budaya. Namun walaupun begitu, sejarah bizantyum lahir dari koloni-koloni kepemimpinan Bizas yang berhasil membuat sebuah pemerintahan.
Pada tahun 278 S.I, orang-orang Galata berkebangsaan Germanik datang menjajah perkotaan. Kemudian pada tahun 202, imperium Macedonia, V.Philip berhasil mengambil alih kekuasaan Khalkedon. Penjajahan ini bukan yang pertama dan bukan pula yang terakhir; karena Istanbul menjadi kota yang hari demi hari memperlihatkan kekayaan, menjadikan para tentara Persia, petualang Balkan dan para pembajak yang berdatangan dari laut hitam melakukan penyerangan terhadap kota tersebut. Kami di sini tidak akan membahas masalah penyerangan ini, namun lebih ditekankan pembicaraan terhadap perkembangan Bizantyum. Berawal dari perpindahan kekuasaan bizantyum ke Imperium Romawi Timur. Operasi ini berawal sejak tahun 146 S.I, dimana Balkan dan wilayah anatolia yang merupakan kekuasaan Romawi. Begitu juga pemerintahan kota Bizantyum berada di tanah kekuasaannya melalui Heraklia (peta pengambilan kekuasaan marmaris). Namun, walaupun begitu kota bizantyum ini tidak tertara seperti perkotaan Romawi. Perubahan ini bermula pada tahun 196 ketika Septimus Severus melakukan penyerangan terhadap Pescennius Niger. Saat itu bangsa Bizans bukannya memberikan bantuan kepada Severus tapi malah memberikan bantuan terhadap musuhnya. Oleh karena itu, ketika Romawi berhasil mengalahkan musuhnya, mereka memberikan hukuman yang berat terhadap Bizantyum. Pembunuhan yang kejam dan penghancur leburan terhadap masyarakat dan kota bizantum dilakukan oleh imperator Romawi. Pembentukan kotapun dimulai kembali oleh Severus. Kota beralih nama menjadi Augusta Antonia, diambil dari nama anaknya Severus. Sejak itulah kota berada dibawah kekuasaan Romawi. …..
Constantinus I, atau di sejarah kami lebih di kenal dengan sebutan Great Constantin, pada tahun 324 setelah mengalahkan Licinius di daerah Üsküdar dan mengakhiri pemerintahan tetrarsik, dia bermaksud menggeser ibukota Romawi ke daerah Timur kekuasaan Romawi yang mendekati ibukota tersebut karena berbagai alasan keamanan dan rejim. Oleh karena itu sebelumnya mereka mengunjungi Selanik. Mereka memulai pembangunan gedung-gedung dan penataan kota. Namun saat itu di sana tercemar oleh penyakit menular. Karena takut akan penyakit tersebut, rencana Selanik dijadikan ibukota itu diurungkan dan mereka mulai membidik ke ujung lain benua, yaitu Canakkale. Namun itupun diurungkan karena berbagai hal alasan. Berbagai sumber mengatakan bahwa pencarian alternatif ibukota Romawi ini berdasarkan ilham dari mimpinya Constantinus I. Ada juga yang mengatakan bahwa semua ini berdasarkan dari karakter kepemimpinan dan kepribadian Constantinus I sendiri yang bersifat sekuler dan rasional dalam mengambil keputusan. Ada juga yang mengatakan bahwa memilihnya kota Istanbul sebagai ibukota Romawi karena di Istanbul sendiri terdapat tujuh puncak seperti Roma. Menurut numerologi pagan, tujuh puncak mempunyai arti penting dalam lambang kesucian. Oleh karena itu, Istanbul yang menurut topografiknya mempunyai puncak sekitar 6 atau 8 ini bisa dipahami kenapa dijadikan sebuah ibukota Romawi. Apakah semua ini betul atau tidak, kami tidak perlu mempermasalhkannya. Yang paling utama kami bisa lihat bahwa Constantinus I adalah seorang pemimpin yang sukses dan bisa memandang masa depan secara luas.
Begitulah proses pembangunan kembali Bizantyum. Imperium Greko-Roman kemudian memberikan namanya menjadi Nova Roma dengan berlandaskan budaya Helen, sedangkan kepemimpinan dan bahasa bedasarkan Romawi. Semua ini dijadikan sebagai ideologi bagi kepercayaan umat kristen.
Salah satu Imperium terbesar Imperium Romawi ini berpusat di wilayah tempat yang sekarang kita akan kunjungi Akropol atau perkebunan zeytun atau lebih di kenal sekarang ini dengan Medan Sultan Ahmad. Istana pemerintahan Imperium Romawi yang menguasai tiga benua dibangun di daerah sekitar ini, dan penghasilan perdagangan dari seluruh penjuru terkumpul di Nova Roma atau di masyarakat lebih lebih dikenal dengan sebutan Constantinopel. Di kota ini dibangun berbagai istana, monumen dan bangunan-bangunan pemerintahan yang sangat indah. Sampai-sampai ahli sejarah Agathias asal Myrina mengatakan bahwa begitu indahnya kota ini, sehingga susah sekali untuk menemukan birunya langit.
Kanuni Sulaeman pada masanya mengagumi Kepemimpinan Iustianus terhadap konstantinopel ini, dikatakan sebagai masa emas. Karena memang Konstantinopel ini benar-benar mewakili tiga kebesaran. Satu Istana besar yang mewakili kekuasaan Imperium, Gereja Hagia Sofya yang mewakili kebesaran Tuhan, dan Hipodrom yang dijadikan tempat hiburan oleh masyarakat. Oleh karena itu, setelah hak pemeritahan dan hak keagamaan terlaksanakan barulah hak pemerintah terhadap masyarakat untuk menjadikan tempat hiburan.
Theodosius I adalah Imperium Romawi yang terakhir kalinya yang memimpin pemerintahan secara keseluruhan. Sepeninggalnya, anak-anaknya membagi Roma menjadi dua bagian, Romawi Barat dan Romawi Timur. Romawi Barat dalam waktu yang sangat singkat mengalami keruntuhan kekuatan dan tanah kekuasaan semakin berkurang, sedangkan Romawi Timur Ortodoks yang beribukota Istanbul dengan pesatnya mengalami perkembangan dan semakin kaya. Abad ke-6 menjadi abad kejayaan bagi Romawi Timur. Setelah pemerintahan Iustinianus, Vasilevousapolis (kota prensis, Istanbul) pun mulai mengalami kemerosotan kekuatan dan tanah kekuasaan sampai pada tahun 1204. Dengan jatuhnya mahkota kekuasaan Nova Roma, bangsa Latin berdatangan menjajah, merampas, membakar dan menghancurkan kota. Sampai pada tahun 1261 kota ini menjadi jajahan bangsa Latin atau Katolik-Latin. Setelah itu Michael Palaeologos VIII berhasil menguasai kembali kota. Namun bangunan-bangunan megah peninggalan kekuasaan Romawi sudah hancur lebur, Hanya tersisa beberapa saja. Dan akhirnya kehidupan kota lebih terfokuskan ke daerah pesisiran Halic. Walaupun begitu Romawi Timur yang kembali menjadi Bizantyum tetap mempunyai power dan kembali menata perkotaan. Dalam waktu dekat kekuatan Bizantyum semakin besar dan berhasil mengembalikan citra lama
0 Comments
Post a Comment