Sejarah Perusahaan Motorola


Motorola Inc adalah perusahaan telekomunikasi yang berdiri di Schaumburg, Illnois, Amerika. Perusahaan ini dimulai pada tahun 1928 dengan produk pertama, baterai eliminator. Dua bersaudara Paul V. Galvin dan Joseph E. Galvin mengembangkan baterai eliminator, perangkat untuk menerima radio yang memungkinkan mereka untuk menjalankan aliran listrik rumah tangga, menghilangkan kebutuhan baterai yang harganya mahal.

Motorola dikenal luas karena radio dan produk elektronik lainnya. Perusahaan ini berkembang dan pada tahun 1960-an, ia menjual produk semikonduktor, peralatan dan komponen komunikasi pada pelanggan, perusahaan, industri dan militer di seluruh dunia.

Ponsel tersebut juga yang pertama mempelopori ponsel flip. Sejak pertengahan 1990-an sampai pertengahan 200-an Motorola mengalami kesuksesan. Perusahaan ini memiliki sejarah panjang inovasi. Selama lebih dari 80 tahun Motorola telah bekerja untuk menghubungkan orang satu sama lain dan dunia di sekitar mereka dengan cara yang baru. Ketika itu mobil menjadi mode transportasi paling populer, kehadiran Motorola membantu menghibur perjalanan Anda. Perusahaan ini juga memperkenalkan telepon komersial selular portabel pertama di dunia. Motorola bahkan menemukan terobosan Six Sigma proses peningkatan kualitas, yang menjadi standar unggulan di seluruh dunia.

Motorola benar-benar tersandung ketika ia gagal mengantisispasi peralihan industry dari alat-alat analog yang lama mendominasi ke ponsel digital. Ia selanjutnya mengestimasikan terlalu tinggi kemampuannya untuk membawa peralatan digitalnya ke pasar. Satu pemain utama dari jepang dan Asia Tenggara, Motorola telah melihat keruntuhan permintaan konsumen akan produk-produknya sebagai akibat dari kemerosotan di Asia. Dan sekarang ia memiliki masalah-masalah serius dalam pemasaran penyerahan produk tepat waktu dan dalam mutu dari network tanpa kabelnya, walaupun ia masih bertahan, walaupun lemah, pada tempat nomor satunya di pasar amerika serikat untuk telepon tanpa kabel, sahamnya jatuh 30 persen antara 1996 dan 1999, sampai hanya di atas sepertiga dari penjualan industry. Sahamnya diseluruh dunia pada sistem network tanpa kabel telah merosot tajam selama periode yang sama sampai di bawah sepertiga.

CEO Perusahaan sekarang, Christopher Galvin, mengambil alih pada bulan januari 1997, sebagai cucu dari pendiri Motorola dia mengikuti langkah-langkah ayahnya yang memimpin perusahaan itu di masa-masa jayanya. Galvin 48 tahun mengetahui bisnis itu. Dia bertumbuh didalamnya. Tapi ada yang heran, apakah dia cocok dengan jabatan itu. Dia perlu menggantikan banyak manajer senior dalam waktu dekat. Dua pertiga dari manajer puncak saat ini berusia 57 tahun atau lebih. Beberapa pengeritik mengemukakan bahwa galvin terlalu manis untuk menjalankan sebuah perusahaan dalam krisis. Sebagai contoh dia tidak menunjukkan keinginannya untuk mempertahankan eksekutifnya agar tetap akuntabel. Dia baru saja mengumumkan “amnesti” atas “Kesalahan-kesalahan dan pengadilan masa lalu sehingga kita dapat bergerak kedepan. “Masih ada lagi yang mengkritik galvin karena keinginannya untuk berfikir besar. Dia hampir selalu selalu terbuka terhadap segala sesuatu. Dia secara teratur mengadakan pertemuan eksekutif dimana dia dan orang-orang lain melakukan sumbang saran (Brainstorming) tentang masa depan. Dia berbicara misalnya tentang mengikuti pasar untuk penawaran Chip bagi telinga manusia yang dapat dipasang pada jaringan ponsel dan mengembangkan semi konduktor yang dapat ditempatkan di pohon untuk membantu perusahaan-perusahaan kayu memantau pertumbuhan. Pengakuan gagasan semacam itu kedengarannya lucu. Dia menunjukkan bahwa investasi awal perusahaan dalam transistor juga dianggap jangka panjang. “Saya tidak tahu apa bisnis berikut yang aka nada pada tahun 2003”. Tambahnya.

Permasalahan Motorola inc pada awalnya adalah karena gagal mengantisispasi peralihan industri dari alat-alat analog yang lama mendominasi ke ponsel digital, selain itu, hal tersebut menyebabkan estimasi terhadap kemampuan untuk membawa peralatan digitalnya kepasar terlalu tinggi. Dari masalah tersebut berkembang menjadi masalah pemasaran produk dan akhirnya menjadi masalah yang disebabkan oleh konflik internal dalam Motorola sendiri. Melihat dari sisi perkembangan organisasi Motorola yang pada awalnya sangat disanjung pada sisi tim dan sector-sektor kelompok sebagai suatu alat pengorganisasian, pada akhirnya hal tersebut dipandang sebagai hal yang negative. Ide awal pembentukan tim ini yang untuk menciptakan kelompok bersaing secara internal yang dapat meningkatkan kinerja organisasi dan secara otomatis emningkatkan kemampuan perusahaan, akhirnya menjadi penghambat perusahaan untuk bekerja sama dengan mitra luar. Struktur Tim yang pada dasarnya dibentuk sebagai perangkat utama koordinasi aktivitas pekerjaan, pada Motorola Inc merupakan pembagian atas produk-produk yang selanjutnya Tim yang emwakili sebuauh produk tersebut akan bersaing untuk menjadi produk yang paling kuat. Menurut Robins (2008, 599) Karakteristik primer suatu tim adalah bahwa struktur itu memecah penghalang departemental dan mendesentralisasi pengambilan keputusan sampai pada tingkat tim. Struktur tim juga menuntut karyawan menjadi generalisasi maupun spesaliasi.Tim yang terbentuk dalam sebuah organisasi pada dasarnya adalah bagian yang terbagi atas spesialisasi yang telah ditentukan, namun, dari spesaialisasi tersebut, mereka secara umum adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Oleh karena itulah disebutkan bahwa tim tersebut menuntut karyawan menjadi generaslisasi dan juga spesialisasi. 

Dalam kasus Motorola Inc, Tim-tim yang telah terbentuk yang pada awalnya diharapkan menjadi sumber kakuatan perusahaan karena spesialisasi yang dapat diandalkan dalam proses persaingan dipasar. Namun, karena struktur tim ini tidak dapat dikelola dengan baik dalam sebuah system yang terkoordinasi secara teratur, akhirnya Tim yang pada awalnya adalah senjata untuk memperoleh keuntungan akhirnya mengahncurkan kemitraan perusahaan. Dalam organisasi-organisasi besar, struktur tim saling melengkapi dengan apa lazimnya dikenal dengan birokrasi. Ini memungkinkan organisasi itu mencapai efisiensi sambil memperoleh keluwesan yang diberikan oleh tim. Robins (2008, 600). Hal ini yang seharusnya dapat diberika tin yang dibentuk dalam Motorola Inc. Namun, karena struktur organisasi Tim yang dibentuk dalam Motorola Inc ini telah terlanjur menciptakan sebuah persaingan internal hingga menimbulkan konflik, maka gagasan utama dari struktur Tim yang saling melengkapi satu sama lain menjadi tidak terwujud. Rancangan structural organisasi yang dibentuk atas tim-tim dalam Motorola Inc pada dasarnya telah memadai sesuai dengan gagasan awal terbentuknya tim tersebut dan ini dapat dilihat dalam perkembangan awal pada perusahaan tersebut. Namun, pada perjalanannya, karena ketidakmampuan mengkoordinasikan antara kepentingan perusahaan atau organisasi dengan spesialisasi tim yang ada, sehingga prinsip generalisasi dalam tim tersebut akhirnya dilupakan. Faktor kepemimpinan yang kurang dapat mengatur kerjasama antar tim dalam mewujudkan tujuan perusahaan juga menjadi penyebab tidak adanya koordinasi baik yang tercipta dalam system pada struktur organisasi di Motorola Inc. Konflik organisasi adalah perbedaan antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka atau aktivitas kerja dan atau karena mereka memilki status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda. Konflik internal yang terjadi antar Tim dalam Motorola Inc, adalah sebuah konflik yang pada dasarnya dapat dimanajemen dengan baik. Konflik tidak selalu berdampak negative tetapi juga berdampak positif. Dampak apapun yang akan timbul tergantung bagaimana konflik tersebut dimanajamen. Manajemen konflik berarti kita harus menyakini bahwa konflik juga empunyai peranan dalam rangka pencapaian sasaran secara efisien dan efektif. Manajemen konflik penting dijadikan prioritas, karena apabila tidak dimanajeman secara baik, konflik akan emnyebabkkan kekacauan dalam koordinasi dan integrasi antara fungsi-fungsi dan Tim –tim yang ada dalam Motorola Inc.







Pada tahun 1977, akhirnya dewan Motorola merasa mereka telah mengalami cukup banyak masaah.

Mereka memecat CEO perusahaan dan menempatkan Christopher Galvin, cucu dari pendiri perusahaan, pada posisi puncak.

Sementara itu, Galvin tahu bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang sangat bruruk, tetapi ia sendiri tidak merasa yakin dari mana ia harus memulai untuk membangun kembali perusahaan.

Pada akhir tahun 1997 dan awal tahun 1998, perusahaan benar-benar telah mencapai titik dasar dan para analis menghapus nama perusahaan dari pasar bursa dan orang mulai bertanya-tanya apakah Galvin memiliki keterampilan manajerial yang sama dengan ayah dan kakeknya.




Namun, pada saat itu Galvin telah mengetahui apa yang harus dilakukan dan menyiapkan dirinya sendiri dan manajer-manajer puncak lainnya utnuk menerima kenyataan pahit yang mereka hadapi.

Dalam periode beberapa bulan, Galvin memfokuskan ulang bisnis perusahaan pada kekuatan intinya, menjual sejumlah operasi yang tidak berkinerja baik dan operasi sampingan.

Dia juga memperbarui komitmen Motorola pada inovasi dan pengembangan produk baru dan membuat pemasaran menjadi prioritas utama melebihi sebelumnya sepanjang sejarah perusahaan.

Sebagai bagian dari perubahan ini, Galvin juga mengubah pengorganisasian perusahaan, menghilangkan perseteruan di dalam manajemen dan dominasi kelompok yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Galvin juga berperan sebagai sumber inspirasi, memotori karyawan di balik usaha revitalisasi perusahaan, dan memberi semangat kepada mereka untuk mengembangkan ide-ide baru yang berani serta untuk berpikir dengan cara-cara yang tidak konvensional.




Akan tetapi, ia juga terpaksa membuat suatu keputusan berat ketika pada suatu saat ia harus memberhentikan 15.000 orang karyawan.




Dan hasilnya?

Motorola telah bangkit dan sekali lagi menjadi yang terdepan dalam industrinya.

Sebagai contoh, kualitas sekali lagi menjadi kata kunci di Motorola, para analis mempromosikan saham-saham Motorola dan produk-produk perusahaan menjadi pemimpin pasar lagi.

Akan tetapi Galvin belum selesai.

Ia sendiri berkata,

“Ini semua merupakan suatu perjalanan, bukan tujuan”.




Dia merencanakan terus memperbarui dan mengembangkan perusahan untuk membuatnya semakin efektif.

Dia memiliki visi besar mengenai masa depan, visi yang diisi dengan produk-produk, teknologi dan pelayanan baru yang menakjubkan.

Dan Galvin melihat nama “Motorola’ menghasi lanskap teknologi masa depan.
















































Referensi




http://luckyhutabarat.blogspot.com/2016/05/sejarah-perusahaan-motorola-inc.html




http://asal-usul-motivasi.blogspot.com/2010/11/asal-usul-hape-motorola.html

0 Comments

Post a Comment