Sejarah aktivitas Gunung Berapi (Gunung Agung) memang tidak terlalu banyak diketahui. Catatan sejarah mengenai letusan gunung ini mulai muncul pada tahun 1808. Ketika itu letusan disertai dengan uap dan abu vulkanik terjadi. Aktivitas gunung ini berlanjut pada tahun 1821, namun tidak ada catatan mengenai hal tersebut. Pada tahun 1843, Gunung Agung meletus kembali yang didahului dengan sejumlah gempa bumi. Letusan ini juga menghasilkan abu vulkanik, pasir, dan batu apung.
Sejak 120 tahun tersebut, baru pada tahun 1963 Gunung Agung meletus kembali dan menghasilkan akibat yang sangat merusak. Berdasarkan buku yang dikarang Kusumadinata pada tahun 1979 gempa bumi sebelum letusan gunung berapi yang saat ini masih aktif tersebut terjadi pada 16-18 Februari 1963. Gempa tersebut dirasakan dan didengar oleh masyarakat yang hidup di sekitar Gunung Agung.
Letusan Gunung Agung yang diketahui sebanyak 4 kali sejak tahun 1800, diantaranya : Di tahun 1808 ; Dalam tahun ini dilontarkan abu dan batu apung dengan jumlah luar biasa. 1821 Terjadi letusan normal, selanjutnya tidak ada keterangan. Tahun 1843 Letusan didahului oleh gempa bumi. Material yang dimuntahkan yaitu abu, pasir, dan batu apung.Selanjutnya dalam tahun 1908, 1915, dan 1917 di berbagai tempat di dasar kawah dan pematangnya tampak tembusan fumarola. 1963 Letusan dimulai tanggal 18 Pebruari 1963 dan berakhir pada tanggal 27 Januari 1964. Letusan bersifat magnatis. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka.
Karakter Letusan
Periode Letusan
Dari 4 kejadian letusan masa lampau, periode istirahat Gunung Agung dapat diketahui yakni terpendek 16 tahun dan terpanjang 120 tahun. Di tahun 2017 saya menulis catatan pertanggal 22 September 2017, Gunung Agung naik ke level IV (AWAS). Dengan ditetapkannya status awas Gunung Agung, maka perhatian masyarakat publik mulai tertuju pada kondisi Gunung Agung. Berbagai kata kunci pencarian di google mulai muncul dengan berbagai jenis kata kunci yang berkaitan dengan Gunung Agung.
Berita tentang Gunung Agung Bali mulai update setiap hari, bahkan pernah terjadi berita yang tidak benar alias hoax terkait gunung agung meletus. Berita hoax ini telah menggemparkan masyarakat yang tinggal di Kabupaten Karangasem berbondong bondong mengungsi hingga lalu lintas menjadi macet total. Bayangkan saja teman saya yang mengungsi ke Denpasar, berangkat pada jam 09.00 Wita tiba di Denpasar pada jam 04.00 Wita. Kejadian ini terjadi pada tanggal 22 September 2017. Berdasarkan pengalaman tersebut, marilah kita semua cermat dan menyikapi setiap berita yang kita terima dengan tepat dan teredukasi dengan benar. Karena terkait dengan status Gunung Agung, pemerintah telah menyediakan pusat informasi, bisa diakses melalui nomor telepon, website. Sebagai bahan edukasi untuk status Gunung Agung, saya mencoba untuk membuat artikel yang dirangkum dari berbagai sumber yang berkaitan dengan update informasi Gunung Agung yang bisa diakses setiap saat oleh masyarakat.
Saat gunung Merapi di Jogja meletus, Indonesia geger dan terenyuh dengan meninggalnya Mbah Marijan sang juru kunci gunung Merapi tersebut, tapi kalau kita lihat saat tahun 1963 gunung Agung meletus di Bali, tak hanya juru kunci gunung Agung nya yang tak mau mengungsi, bahkan hampir semua lelaki dewasa dari beberapa desa “menyambut” lahar tumpahan gunung Agung tersebut…sedikit kronologis dan kisahnya
Gunung Agung merupakan sebuah gunung vulkanik tipe monoconic strato yang tingginya mencapai sekitar 3.142 meter di atas permukaan laut. Gunung tertinggi di Bali ini termasuk muda dan terakhir meletus pada tahun 1963 setelah mengalami tidur panjang selama 120 tahun. Sejarah aktivitas Gunung berapi Agung memang tidak terlalu banyak diketahui.
Catatan sejarah mengenai letusan gunung ini mulai muncul pada tahun 1808. Ketika itu letusan disertai dengan uap dan abu vulkanik terjadi. Aktivitas gunung ini berlanjut pada tahun 1821, namun tidak ada catatan mengenai hal tersebut. Pada tahun 1843, Gunung Agung meletus kembali yang didahului dengan sejumlah gempa bumi. Letusan ini juga menghasilkan abu vulkanik, pasir, dan batu apung. Sejak 120 tahun tersebut, baru pada tahun 1963 Gunung Agung meletus kembali dan menghasilkan akibat yang sangat merusak. Berdasarkan buku yang dikarang Kusumadinata pada tahun 1979, gempa bumi sebelum letusan gunung berapi yang saat ini masih aktif tersebut terjadi pada 16-18 Februari 1963. Letusan Gunung Agung yang diketahui sebanyak 4 kali sejak tahun 1800, diantaranya : Di tahun 1808 ; Dalam tahun ini dilontarkan abu dan batu apung dengan jumlah luar biasa.
Tahun 1821 terjadi letusan normal, selanjutnya tidak ada keterangan. Tahun 1843 Letusan didahului oleh gempa bumi dan memuntahkan abu, pasir, dan batu apung. Selanjutnya tahun 1908, 1915, dan 1917 di berbagai tempat di dasar kawah dan pematangnya tampak tembusan fumarola. 1963, Letusan dimulai tanggal 18-2-1963 dan berakhir pada tanggal 27-1-1964. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka. (bersambung)
Referensi
https://tulisan78.blogspot.co.id/2017/10/gunung-agung-meletus-tahun-1963.html
http://yudhiari23.blogspot.co.id/2016/10/saat-gunung-merapi-di-jogja-meletus.htmlhttp://yudhiari23.blogspot.co.id/2016/10/saat-gunung-merapi-di-jogja-meletus.html
Tahun 1821 terjadi letusan normal, selanjutnya tidak ada keterangan. Tahun 1843 Letusan didahului oleh gempa bumi dan memuntahkan abu, pasir, dan batu apung. Selanjutnya tahun 1908, 1915, dan 1917 di berbagai tempat di dasar kawah dan pematangnya tampak tembusan fumarola. 1963, Letusan dimulai tanggal 18-2-1963 dan berakhir pada tanggal 27-1-1964. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka. (bersambung)
Referensi
https://tulisan78.blogspot.co.id/2017/10/gunung-agung-meletus-tahun-1963.html
http://yudhiari23.blogspot.co.id/2016/10/saat-gunung-merapi-di-jogja-meletus.htmlhttp://yudhiari23.blogspot.co.id/2016/10/saat-gunung-merapi-di-jogja-meletus.html
0 Comments
Post a Comment