As Roma

Biodata


Berdiri: 1927

Alamat: Via Trigoria Km 3,600 - 00128 Italy

Telepon: +39 06-501911

Faksimile: +39 06-5061736

Surat Elektronik: info@asromastore.it

Laman Resmi: http://www.asroma.it/

Ketua: Rosella Sensi

Direktur: Walter Sabatini

Stadion: Stadio Olimpico - Roma


Sejarah


A.S. Roma didirikan pada musim panas 1927 oleh Italo Foschi dengan cara menggabungkan 3 klub sepak bola dari kota Roma, Italia yaitu Roman FC, SS Alba-Audace dan Fortitudo-Pro Roma SGS. Alasan dari merger ketiga klub ini adalah untuk membentuk sebuah klub sepak bola yang kuat untuk menjadi rival dari klub-klub sepak bola Italia bagian Utara. Namun dari penggabungan ini, ada satu klub di kota Roma waktu itu yang tidak ikut bergabung, yaitu Lazio karena suatu intervensi dari Jenderal Vaccaro, anggota klub dan eksekutif dari Federasi Sepak Bola Italia.

Sejarah terbentuknya klub AS RomaKlub ini memainkan musim yang paling awal di stadion Motovelodromo Appio, sebelum akhirnya menetap di Campo Testaccio pada November 1929. Sebuah awal musim yang baik dimana Roma berhasil menempati posisi 'runner up' di bawah Juventus pada musim 1930-1931. Kapten Attilio Ferraris bersama dengan Guido Masetti, Fulvio Bernardini dan Rodolfo Volk adalah pemain yang sangat penting selama periode ini.

Hingga kini satu-satunya kejuaraan antar klub Eropa yang pernah dijuarai oleh AS Roma adalah Piala Inter-Cities Fairs pada periode 1960-1961 yang merupakan cikal bakal dari kejuaraan UEFA Europa League. Ironisnya kompetisi Piala Inter-Cities Fairs ketika itu ternyata tidaklah di selenggarakan oleh UEFA sehingga sebagai konsekuensinya UEFA tidak menganggap catatan juara klub-klub di Piala Inter-Cities Fairs termasuk AS Roma untuk menjadi bagian dari catatan Eropa mereka.

Setelah kemerosotan performa dalam pertandingan liga dan banyaknya pemain kunci yang hengkang, Roma pada akhirnya membangun kembali skuat mereka dengan menambahkan Top Scorer Argentina, Enrique Guaita. Di bawah asuhan Pelatih Luigi Barbesino, AS Roma berhasil meraih gelar pertama mereka di musim 1935 - 36 ; menyelesaikan sisa musim hanya selisih satu poin di bawah juara pertama, Bologna.

Roma kembali ke penampilan terbaiknya setelah tampil tidak konsisten di musim akhir 1930. Roma mencatat kemenangan dan meraih Scudetto dengan mengejutkan di musim 1941-42. Delapan belas gol yang dicetak oleh pemain lokal Amedeo Amadei adalah hal yang penting bagi Pelatih Alfred Schaffer saat itu. Pada saat itu, Italia terlibat dalam Perang Dunia II dan AS Roma sedang bermain di stadion Partito Nazionale del Fascista.

Pada tahun-tahun setelah perang, Roma tidak mampu merebut kembali title Scudetto. AS Roma menyelesaikan musim di papan bawah Serie A selama lima musim berturut-turut. Sehingga pada akhirnya harus jatuh ke jurang degradasi Serie B pada akhir musim 1950-51 musim; sekitar satu dekade setelah kemenangan Scudetto mereka. Berkat kesigapan dan antusiasme dari Pelatih Giuseppe Viani, promosi ke Serie A langsung kembali tercapai.

Setelah kembali ke Serie A, Roma berhasil untuk menstabilkan diri mereka sebagai sebuah klub papan atas lagi dengan pemain seperti Egisto Pandolfini, Dino Da Costa dan Dane Helge Bronee. Meskipun Roma tidak dapat masuk ke empat besar selama dekade berikut, tetapi mereka berhasil meraih beberapa trofi. Trofi kehormatan pertama mereka di luar Italia tercatat pada 1960-61 ketika Roma memenangkan Piala Inter-Cities Fairs dengan mengalahkan Birmingham City 4–2 pada pertandingan final. Beberapa tahun kemudian Roma pertama kali memenangkan Coppa Italia pada musim 1963-64, dengan mengalahkan Torino 1–0.

Titik terendah mereka datang selama musim 1964-65 ketika manajer Juan Carlos Lorenzo mengumumkan bahwa klub tidak bisa membayar pemain dan kemungkinan tidak akan mampu membayar untuk perjalanan ke Vicenza untuk memenuhi pertandingan berikutnya. Para pendukung fanatik klub terus berjuang demi klub kesayangannya, AS Roma, dengan cara pengumpulan dana di Teater Sistina dan kebangkrutan itu dihindari dengan terpilihnya presiden baru klub Franco Evangelisti.

Gelar kedua mereka yaitu Coppa Italia dimenangkan di musim 1968-69. Giacomo Losi menjadi sejarah dan mencatatkan rekor penampilan terbanyak di AS Roma selama tahun 1969 dengan 450 penampilan di semua kompetisi, rekor tersebut dipegangnya selama 38 tahun.

Roma mampu menambah satu piala lagi untuk koleksi mereka pada tahun 1972, dengan kemenangan 3-1 atas Blackpool di Piala Anglo- Italia. Tempat terbaik AS Roma mampu mencapai selama dekade ketiga di 1974-75. Pemain terbaik selama periode ini termasuk gelandang Giancarlo De Sisti dan Francesco Rocca.

Sejarah terbentuknya klub AS RomaEra baru kesuksesan dalam sejarah sepak bola AS Roma ditambah dengan kemenangan Coppa Italia, mereka mengalahkan Torino dalam drama adu penalti untuk memenangkan Piala pada musim 1979-80. AS Roma telah berhasil mencapai posisi atas dalam klasemen di Serie A yang mereka belum tersentuh sejak 1940-an. Mantan pemain AC Milan Nils Liedholm adalah pelatih pada saat itu, dengan pemain seperti Bruno Conti, Agostino Di Bartolomei, Roberto Pruzzo dan Falcao.


Sejarah Stadion Olimpico Roma


Stadion ini sampai saat ini masih berdiri megah di Foro Italico Sport Compleks di kaki bukit Monte Mario. Stadion ini merupakan warisan yang bersejarah saat fasis berkuasa atas nama Benito Mussolini saat itu. Pada awalnya, stadion tersebut dibangun atas perintah Mussolini sebagai stadion Partai Fasis Nasional (Stadio dell Partido Nazionale Fascista) untuk menyambut Olimpiade 1944. Boleh dikata ini hasil inspirasi Adolf Hittler saat membangun stadion Olimpiade Berlin 1936 sebagai propaganda politik.

Pecahnya Perang Dunia Kedua membuyarkan harapan Roma untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 1944, namun stadion tersebut akhirnya digunakan pada Olimpiade 1960. Sejak itu, selain menyelenggarakan kejuaraan dunia atletik 1987, sebagian besar stadion tersebut digunakan untuk pertandingan sepakbola. Stadion Olimpiade berturut-turut menjadi tuan rumah putaran final Piala Dunia 1990, kejuaraan Eropa 1968 dan 1980, serta final kejuaraan antar-klub Eropa 1977, 1984 dan 1996, serta tidak terhitung pertandingan internasional lainnya. Namun untuk saat sekarang, Roma dan Lazio yang sudah menggunakan stadion tersebut selama setengah abad mulai 1953, terpaksa melupakan nostalgia nilai sejarah. Keinginan untuk membela stadion tersebut muncul untuk pertama kali pada 2000 lalu. Tekanan dari presiden klub Lazio Sergio Cragnotti dan presiden AS Roma Franco Sensi akibat kesulitan dana, membuat keinginan untuk memiliki stadion tersebut semakin deras.

Sementara pemerintah Italia menginginkan agar seluruh stadion yang digunakan untuk Piala Dunia 1990 diprivatisasi. Namun untuk melakukan privatisasi jelas bukan hal yang mudah dan bisa memakan waktu lama karena membutuhkan perangkat hukum. "Saya dari dulu mendukung konsep privatisasi tersebut. Saya yakin ini hanya masalah waktu," kata Carraro yang menjabat sebagai Presiden Liga Italia selama 10 tahun sebelum kemudian berubah menjadi federasi. Carraro menyatakan keyakinannya bahwa rencana tersebut akan didukung oleh Presiden CONI Gianni Petruccci dan walikota Roma Walter Veltroni yang semula bersikap skeptis. Saat ini, tidak ada satu pun ibukota negara Eropa yang tidak mempunyai klub divisi satu dan akan sulit membayangkan jika masyarakat Roma akan mendapatkan Stadion Olimpiade yang kosong jika AS Roma dan Lazio benar-benar hengkang ke luar kota.


Referensi


http://triandikaboink.wordpress.com/2009/10/21/sejarah-stadion/

http://migasnet10anugrah8091.blogspot.com/2010/01/profil-stadion-olimpico-roma-final-liga.html

http://ekoendya.wordpress.com/tag/stadion-olimpico/

0 Comments

Post a Comment