Profil
Luas wilayah : 1.010.407 km2
Ibu kota : Kairo
Bentuk pemerintahan : Republik
Hari Kemerdekaan : 18 Juni 1953 .
Kepala Negara : Presiden
Kepala pemerintahan : Perdana Menteri
Jumlah Penduduk : 89.471.500 jiwa (2015)
Bahasa : Arab, Inggris
Agama mayoritas : Islam
Mata uang : Pound Mesir
Perkapita : $11.194
Lagu kebangsaan : Ha Ni An Be Au Tu Da To Samil Ma Kam
Pemerintah Mesir
Mesir merupakan Negara republik sejak 18 juni 1953, sebelumnya Negara ini berbentuk monarki yang diperintah oleh Raja Farouk. Presiden pertama republik Mesir adalah Gamal Abdul Nasser. Tahun 1958 Mesir dan Suriah bergabung membentuk negara Republik Persatuan Arab. Namun pada tahun 1961 gabungan ini terpecah karena kemudian Suriah menarik diri dan membentuk pemerintahan sendiri. Sampai sekarang Mesir bernama Republik Arab Mesir, dengan ibu kota Kairo (Cairo). Nama lain Negara Mesir ialah Al-Jumhuriyah Al-Arabiyah El-Misriyah sementara nama internasionalnya adalah Arab Republic of Egypt.
Penduduk Mesir
Saat ini penduduk Mesir telah menembus angka 89.471.500 jiwa. Hampir seluruh penduduk Mesir berdiam di lembah dan Delta Sungai Nil. Daerah ini termasuk salah satu daerah yang terpadat penduduknya di dunia. Mereka mayoritas petani atau fellahin. Sebagian besar (93%) penduduk Mesir beragama Islam. Mayoritas penduduk mesir beragama islam dan menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi sehari-hari, bahasa Inggris digunakan dalam keadaan formal saja.
Perekonomian Mesir
Mesir tergolong sebagai salah satu Negara maju di kawasan Afrika, saat ini perkapita negeri piramida ini mencapai $11.194 per tahunnya. Sektor pertanian Negara Mesir berkembang dengan pesat. Agar produksi pertanian meningkat, di bangunlah beberapa bendungan, yaitu bendungan Aswan, Khartum, Asviut, dan Kairo, tujuannya yaitu untuk irigasi lahan pertanian dan juga untuk mencegah bahaya banjir. Produk pertanian Mesir adalah kapas, tebu, padi, jagung, gandum, gula, kurma dan minyak zaitun. Sektor pertambangan juga mendukung perekonomian Mesir. Pertambangan di Mesir yang telah berkembang antara lain,adalah minyak bumi, fosfat, bijih besi, dan mangan. Dan terakhir, sektor peternakan banyak diusahakan oleh penduduk nomaden yang berdiam di daerah gurun. Ternak yang dipelihara adalah jenis hewan ternak besar yaitu, domba, biri-biri, dan unta.
Sistem Politik Afrika
Oba Benin adalah seorang raja mutlak yang dapat memerintahkan apapun yang di kehendaknya. dan ia mengetahui bahwa rakyatnya segara mematuhinya. Urusan yang pemerintahannya yang sebenarnya di serahkan kepada para penasihatnya. mereka mengurus masalah-masalah militer, ekonomi dan pertaniaan atas nama Oba. keadaan tersebut mungkin sama dengan keadaan Oba. yang waktunya habis untuk menyadakan upacara dan persembahan kurban yang lak terhitung banyakya, serta mengurus haremya yang jumlahnya 100 orang lebih.
Tetapi dalam masalah kearohanian, Obalah yang paling tertinggi. Ia tidak hanya wakil semua dewa Benin, melainkan juga pengejawanlahan dewa dan tiap orang yang tidak mempercayainya akan di hukum mafi sebayai bid'ah.
Sekilas menanggapi sisitem politik pada Kerajaan Benin yang paling mencolok adalah sistem pemerintahan yang absolut dan konsep dewa raja, Dimana kebijakan sepenuhnya ada di tangan raja, walaupun ada setruktur lain dalam pemerintahan seperti penasihat dan gubernur. Tapi biasaya mereka hanyalah kepanjangan tangan dari raja, dan tidak pernah di ikutkan dalam perumusan kebijakan. Komsep dewa raja dimana raja selain sebagai kepala pemerintahan juiga sehagai pemimpin agama, dimana raja mengidentifikasikan dirinya sebagai the holly man (manusia suci). penulis berpendapat itu adalah bentuk atau cara raja untuk melegitimasi setiap kebijakannya dengan alasan titah raja adalah titah tuhan. sehingga siapa yang menolak atau melanggar titah tersebut maka dianggap berdosa dan pantas untuk di hukum. Selain itu konsep ini juga sebagai cara untuk mengkekalkan kekuasaan raja sebagai penguasa di mana rakyat akan takut untuk melakukan pemberontakan atau makar karena takut untuk di hukum.
Salah satu penguasa kerajaan Benin yang paling berhasil adalah Ewuare yang menjadi raja dari tahun 1440 sampai 1473. Sejarah Iisan mengisahkan bahwa ia adalah seorang tukang sihir yang hebat, seorang dokter dan seorang prajurit dan seorang berani dan bijaksana. Munurut cerita ia telah menguasai 201 kota dan desa
Pantai Benin pertama kali di temukan pada tahun 1470 an, tetapi baru pada tahun 1486 Joao Affoso
D,Aveiro seorang utusan Portugis memasuki pedalamannya. D'Aveiro mencoba membangun ikatan diplomatik serta perdagangan. Misi D'Aveiro sangat berhasil sehingga raja Benin berkenan mmengirimkan duta ke Lisabon. Duta pertama kerajaan Benin itu adalah Ohen-Kun. seorang yang pandai berbicara dan bijaksana karena bakat alam. demikian tulisan sejarawan Porlugis pada masa itu. Ohon-Kum sendiri adalah pemimpin kuil dewa Olokan mungik dewa laut saat itu. la berangkat ke Portugis sekitar tahun I486. Dan selama 100 tahun Iebih Porlugis menjalin persahabatan dengan Benin dan persahabatan itu terjalin dengan harmonis.
Keharmonisan hubungan antara Benin dengan Portugis tidak hanya tergambar dengan pertukaran duta saja, lapi ini juga tercermin dangan saling hormat menghormatinya diantara kedua negara bahkan berlanjut dengan terjadinya akulturasi budaya, sebagai mana yang tergambar dalam surat perwakilan pemerintah Portugis kepada raja Porlugis sekilar 30 tahun setelah tibanya D’Aveiro di Benin. " Kebaikan yang di limpahkan raja Benin kepada kami adalah berkat cintanya terhadap Yang Mulia. Dan oleh karena itu la sangat menghormati kami serta mengatak kami ... makan dengan anaknya, di istananya tidak ada tempat yang tertutup bagi kami semua pintu terbuka".
Bagi pedagang Benin menjadi hal yang lajim untuk belajar bahasa Portugis walaupun sedikit-sedikit, dan seorang pedagang Inggris datang pada tahun 1551 mencatat bahwa "raja dapat belajar bahasa itu sujak kecl".
Sistem Ekonomi Pada waktu orang Eropa pertama kali datang. Benin lelah menjadi pusat perdagangan yang ramai dan telah menjalin hubungan dagang dengan seluruh pusat perdagangan di seluruh Atrika Barat. Dan dalam sistem perekonomian mereka telah menjalankan dengan sistem modern karena telah memakai uang sebagai alat tukar. Mata uang terdiri dari cangkang kerang dan cincin logam yang di sebut Manilla. Menurut Dapper perdagangan Benin berada di bawahkekuasaan raja, dan wakilya datang ke pelabuhan dengan memakai pakaian yang sangat indah. kalung batu yaspi satau marjan halus. Sewaktu menemuai tamu wakil raja dan menayakan kabar di Eropa dan Belanda". lalu membagikan buah-buahan dari raja kemudian orang Belanda itu akan membalas salam juga. kemudian di lanjutkan dengan hanya "minum-minum". Baru hari berikutnya mereka membicarakan masalah dagang, selelah memulai perdagangan secara biasanya mereka memulai dengan tawar-menawar dengan ulet dan gigih kadang kala proses ini memakan waktu berbulan-bulan ini membuktikan bahwa perdagangan di Benin telah dilakukan dengan cermat dan selektif. barang yang banyak di jual di Benin kepada pedagang Eropa seperti Belanda adalah pakaian katun bergaris yang banyak di jual eceran di Pantai Mas. kain yang berwarna biru yang dijual di sungai Gabon, batu yaspis, kulit macan tutul, lada dan beberapa budak wanita karena mereka tidak menjual budak pria. Para pedagang Belanda biasanya menjual kain berwarna perak dan merah, tempat minum, segala macam kain katun halus, linen, beludru merah, sutra bersulam, flannel kasar, manisan jeruk keprok, lemon dan buah hijau lain, gelang kuningan, cermin sepuhan, besi batangan dan cangkang kerang dari India sebagai mata uang di Benin.
b. Sistem Kebudayaan Afrika
Karena orang Benin belum mengenal uulisan. Maka gambaran yang mendetail tentang kebudayan di Benin haya terdapat dalam buku catatan para penjajah awal orang Eropa. Tetapi, orang Benin meninggalkan laporan yang mengesankan tentang perdaban mereka dalam bentuk lempengan perunggu. pembuatan lempengan itu di perintahkan oleh Oba untuk menghias pilar-pilar istana. Relief-relief dewasa ini disimpulkan sebagai rekonstruksi sejarah di sekitar abad ke : 16 dan 17. Relief relief yang terdapat dalam tiang istana banyak yang menceritakan tentang kemenangan mereka, kehidupan Istana, pesta perburuan raja, beberapa upacara dan kedatangan tamu orang Portugis.
Selain itu dalam seni arsitektur pun Benin telah maju, seperti yang kisahkan Dierick Ruyters seorang pengusaha Amsterdam yang datang ke Benin pada tahun 1602. ia menceritakan “kotanya sangat besar kalau kita memasukinya karena anda berjalan diatas jalan yang lebar dan tidak di aspal selebar tujuh hingga delapan kali lebar jalan Warmeos di Amsterdam”. rumah-rumah berjejer sepanjang jalan, dan raja tinggal di kelompok rumah yang paling besar diantara semua rumah lainnya. Ini menggambaran bahwa disana telah adaya sebuah sistem tata kota yang baik dan dengan adaya jalan yang besar juga baik menurut penulis ini berorientasi pada kehidupan masyarakat Benin sebagai pedagang untuk melancarkan jalur tranfortasi perdagangan.
c. Sistem Sosial Afrika
orang Benin yang bermartabat tinggi dan taat pada hukum sangat patuh kepada raja atau Oba mereka. Menurut Depper, penduduk Benin jauh lebih bermartabat dibanding penduduk lain yang tinggal di pesisir. Mereka memiliki hukum yang baik dan penegak ketertiban yang terorganisasi dengan rapi, mereka menjalin hubungan dengan bangsa Belanda maupun bangsa lainnya yang datang untuk berdagang dengan penuh persahabatan.
Paling tidak satu bulan sekali penduduk Benin mengesampingkan kesibukan mereka dan mengadakan pesta yang penuh suka ria selama satu hari atau lebih, para bangsawan berkumpul di istana Oba. Disitu merek minum tuak bamboo, menari, bermain, menguyah biji kola, dan bersenang-senang dengan wanita istana. pada waktu kegembiraan memuncak Oba pun dengan gerak-gerik yang agung ikut meramaikan pesta agar rakyatnya benar-benar gembira dan juga pesta yang sering dilakukan menggambarkan bahwa rakyat Benin telah sejahtra. Dan yang paling unik di kerajaan Benin adalah penghormatan terhadap profesi sebagai pemburu, dimana profesi ini dianggap elit dan memilki stratifikasi sosial yang tinggi dalam masyarakat.
d. Sistem Religi Afrika
Tidak ada laporan yang jelas tentang perkembangan agama di Benin, tetapi mereka percaya pada dewa tertinggi yang menciptakan dunia. Tetapi mereka menganggap bahwa pemujaan terhadap dewa tertinggi itu sia-sia karena ia sudah sangat baik. Maka mereka memuja sejumlah dewa yang lebih rendah tinggkatannya, yang mereka anggap sebagai perantara kepada dewa tertinggi. Kurban manusia tidak di persembahkan kepada dewa melainkan kepada setan yang dianggap sebagai biang keladi segala bencana. Jarang ada korban yang melawan bahkan ada kurban yang membantu hukuman dan anehnya ada beberapa orang yang suka rela mau di jadikan korban. Inilah gambaran betapa kuatnya mereka memegang kepercayaan.
Refrensi
MURDIYA WINARTI. 2012. Sejarah Afrika. Tidak diterbitkan
Davisdson, Basil (1984) Abad Besar Manusiasejarah Kebudayaan Dunia: Kerajaan-kerajaan Afrika. PT Tirta Pustaka : Jakarta
0 Comments
Post a Comment